Ch 5 : Unfortunate Meeting

6.6K 838 114
                                    


"Yoongi-hyung, aku mau ikut belajar membuat lagu." 

Yoongi menanggalkan kertas dan penanya. Matanya melirik pada Taehyung, selagi ia menampakkan dahi berkerutnya.

"Apa maumu?" 

"Tidak ada. Aku mau segera sembuh, kemudian kembali latihan. Saat aku senggang, mau mengajariku cara membuat lagu, Hyung?" 

"Ini bukan permainan, Taehyung-ah." 

"Memang bukan. Aku serius." 

Yoongi memutar pandangannya. Entah apapun yang dipikirkan Taehyung saat ini, lebih baik diiyakan saja. Anak ini bagaimana pun lebih merepotkan dari siapapun. Walaupun begitu, Taehyung sudah dianggapnya seperti saudara sendiri. Ia tak pernah lagi berpikir bahwa dirinya akan baik-baik saja tanpa anak itu. Kalau tidak ada sponsor Taehyung juga kecil kemungkinannya ia dan Seokjin bisa debut. Taehyung menyukai mereka berdua sejak masa trainee dan mengajak mereka debut bersama. Ia tahu secara tanpa sadar ia sudah memanfaatkan anak itu. Namun demi bisa debut, sedikit cara tak sehat memang diperlukan. 

"Ya, datanglah ke studio kapanpun kau mau." 

"Asik!" 

Melihat ekspresi girang Taehyung yang tiba-tiba muncul sejak kemarin malam, tentu saja Yoongi kembali berpikir bahwa memang ada sedikit kejanggalan. Walaupun sering bersikap aneh, perubahan sikapnya yang begitu signifikan jelas menimbulkan tanda tanya. Tiba-tiba saja anak itu merengek untuk segera pulang agar bisa latihan dance dan vokal. Sekarang, ia bahkan ingin mencoba membuat lagu juga. Entah apa motivasinya. Apa mungkin karena kemarin Yoongi memarahinya begitu keras, ia jadi merasa bersalah padanya? 

―Anak bebal itu? Rasanya tidak. Kalau saja hanya dengan marah-marah, Taehyung bisa langsung jadi anak penurut, Yoongi takkan pening tujuh keliling tiap anak itu lagi-lagi membuat masalah besar. 

"Hyung." Suara Taehyung memecah keheningan yang telah terjalin cukup lama, membuat Yoongi kembali menghentikan aktivitas menulisnya.

"Ya?" Pria pucat itu menoleh pada Taehyung yang kini asik memandangi jendela yang menampakkan pemandangan kota. 

"Maafkan aku jika selama ini aku selalu membuat Hyung kesusahan. Aku akan melakukan apapun agar kita bertiga bisa sukses." 

"Hei, apa kau kerasukan salah satu hantu rumah sakit?" goda Yoongi. Ia menyeringai jahil. 

"Tentu saja tidak. Hanya saja, aku menyadari banyak hal termasuk bahwa Hyung sangat berharga untukku." 

"Jangan-jangan kau jatuh cinta padaku gara-gara tempo hari tidur denganku?" Yoongi memberinya kedipan. 

"Tidak." Taehyung menatap padanya, sedikit dengan kerutan di alisnya. 

"Lalu, Jeon Jungkook?" 

Taehyung terdiam, kemudian menghela napasnya perlahan. 

"Aku sudah melupakannya, Hyung. Kau tidak perlu khawatir." Taehyung mencoba tersenyum kotak khasnya, mencoba menyembunyikan segala kegelisahan dalam dirinya. 

"Sungguh?" 

Pemuda itu mengangguk cepat. 

"Baguslah kalo begitu." 

Jujur, jika memang demikian, Yoongi akan sangat bersyukur. Namun sayangnya Taehyung tidak benar-benar jujur saat mengatakannya. Yoongi tahu manakala maknae-nya itu sedang berbohong atau menyembunyikan sesuatu. Entah ia hanya mencoba menenangkan dirinya atau mencoba membohongi diri sendiri. Yang mana saja, Yoongi berharap anak itu akan benar-benar melupakan Jungkook segera. Pemuda itu bukan pilihan yang baik baginya.

LINE A [KookV / KookTae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang