🌸
🎶 BTS – Save Me
Christa menunduk dengan kedua tangan saling bertaut ragu. Tubuhnya stagnan di depan pintu dapur, memerhatikan ibu yang tengah membuat sarapan dan bekal untuk saudara kembar dan adik-adiknya. Sekarang masih pukul setengah enam pagi─terlalu dini utuk berangkat ke sekolah. Hanya saja, itu tidak berlaku bagi Christa. Biasanya ia berangkat pukul enam kurang lima belas menit karena harus berjalan kaki ke sekolah. Namun, dengan kondisi seluruh tubuh yang sakit, Christa harus berangkat lebih pagi lagi agar tidak terlambat.
"Ibu ...." Christa menggigit bibir bawahnya ragu, memandang punggung sang ibu. "Tata boleh minta uang saku?"
Glup
Sebetulnya Christa sangat berat mengatakan hal barusan, namun gadis itu tidak punya pilihan. Ia tidak punya uang lagi, dan merasa sangat lapar saat ini karena tidak makan sejak semalam. Mendengar penuturan Christa, ibu menoleh. Christa tertunduk mendapatkan tatapan tidak bersahabat dari ibu.
"Kamu minta uang saku ke saya?" Ibu berjalan mendekati Christa dengan murka, "Kamu nggak tahu malu yah?!"
Plak!
"Dasar anak tidak berguna!" Ibu memukul tubuh Christa dengan keras berulang kali, "Harusnya kamu kerja, cari duit! Bukan nambah beban ibu sama bapak!"
"Ibu ... sakit!"
"Siapa yang suruh kamu sekolah? Bapakmu itu? Dia punya duit saja tidak!"
Plak!
"Ibu ... ampun, Bu. Sakit ...."
Christa terus merintih dengan suara parau nan lirih. Rasanya tulangnya hampir patah begitu didaratkan pukulan yang bertubi ke area punggung, bokong, dan bahunya. Dengan sekuat tenaga gadis itu meredam rasa sakitnya dengan air mata.
"Ampun Bu ... maafin Tata."
© ikvjou ©
Tertatih-tatih, Christa menyeret kakinya berjalan keluar area komplek. Sekarang sudah pukul enam kurang sepuluh menit. Mau tidak mau Christa musti naik angkutan umum dari depan komplek sampai ke sekolah. Untungnya Christa masih punya uang sisa sepuluh ribu dari tabungannya yang ia selipkan─yang hanya cukup digunakan ongkos pulang pergi dan membeli sebotol air mineral.
Christa melajukan kedua kakinya pelan-pelan. Surainya yang panjang sengaja ia gerai guna menutupi wajahnya yang habis menangis. Selagi berjalan, Christa terus menunduk. Ia tidak kuat kalau harus melihat kanan dan kirinya; melihat para ibu mengantar anaknya ke sekolah, memasukan bekal ke dalam tas anak mereka, atau sesekali menjumpai ibu yang mencium pipi sang anak dan mendoakannya belajar dengan rajin dan tekun.
Kalau boleh jujur, Christa benar-benar iri. Ingin rasanya ia sekali merasakan hal manis seperti itu. Ketika para ibu cerewet untuk mengurus keperluan sekolah, mengomel saat menyuruh belajar, atau menanyakan hasil ujian. Sejak kecil Christa sama sekali tidak merasakannya─ia sudah terbiasa mandiri. Sesekali Christa hanya mendengar ibunya mengomeli Sinta─saudara kembarnya─juga Dimas dan Rafa dari dalam kamarnya. Mengomeli mereka untuk rajin belajar dan menjadi sukses.
Padahal, Christa itu anak mereka. Ia anak pertama, sepuluh menit lahir lebih dulu dari Sinta. Tapi, ibu selalu memperlakukan Christa seperti orang lain─seakan Christa bukan anaknya.
"Bang, angkot!"
© ikvjou ©
"Bay, lo semalem ke mana? Tumben lo nggak dateng?"
KAMU SEDANG MEMBACA
99 Days To Love You ✔
Teen Fiction📚 Series 2 : Problematika Remaja 📚 📌 Sudah Diterbikan Abay pernah bilang kalau dia akan baik-baik saja jika suatu saat ia musti merelakan Christa pergi. Christa hanya satu dari sekian banyak perempuan di dalam hidupnya. Ia pernah s...