🌸
🎶 WJSN – Robot
"Brengsek!"
Abay memekik dengan kesal begitu permainan di ponselnya berakhir. Tidak sampai di situ, Abay juga melemparkan ponselnya asal ke atas kasur─merasa jengkel sekaligus jenuh.
Setelah tempo hari bertengkar dengan Bagus, Abay sengaja menghindari teman-temannya; rasanya Abay ingin saja, walaupun Haidar dan Dika gencar mengiriminya pesan. Makanya, Minggu yang biasanya diisi dengan nongkrong bersama teman-teman, Abay memilih mendekam di apartemen; menghabiskan setengah harinya bersama games─sialan─tidak tahu diuntung itu sampai-sampai ia benar-benar muak dan jenuh.
Lantas, Abay mengambil kembali ponselnya yang tergeletak di sebelah. Sudah hampir jam empat sore, dan Abay sama sekali tidak ke mana-mana; hebat sekali─catatkan itu sebagai rekor terbaik seorang Akbar Givari.
Abay menyalakan ponsel, melihat tampilan layarnya; tak ada satu pun pesan yang masuk. Nomor Haidar dan Dika sudah diblokir oleh dirinya─sengaja, karena mereka tidak tanggung-tanggung melakukan aksi spam di semua akun media sosial juga pesan dan panggilan-panggilan tidak bermutu lainnya.
"Si jelek!"
Tiba-tiba Abay bergumam, menekan kontak Christa yang sudah ia simpan. Ada senyum licik yang nampak begitu membaca nama kontak itu beberapa kali. Alhasil, ia hendak mengirim pesan sampai──
"Dia mana punya pulsa."
──Abay ingat kalau Christa hanya punya saldo seribu rupiah di ponselnya. Jangan tanya bagaimana Abay bisa tahu; sewaktu ia memasukan nomornya di ponsel Christa, Abay diam-diam mengecek saldo pulsanya.
"Yeah, I got you, Lina," gumam Abay kepada dirinya sendiri sembari menunjuk-nunjuk ponselnya dengan brutal.
© ikvjou ©
Christa membaringkan tubuhnya di atas kasur─lelah karena seharian ini ia mengerjakan soal-soal persiapan ujian nasional. Meskipun masih semester awal, Christa yang sadar diri dengan kemampuannya merasa harus belajar lebih keras daripada teman-temannya yang lain, supaya dirinya bisa diterima di perguruan tinggi negeri yang dicita-citakan.
Seharian ini Christa tidak keluar kamar sama sekali selain untuk makan, minum, atau buang air. Baginya kamar adalah tempat ternyaman yang ia miliki dan ia juga tidak musti keluar dari kamar untuk berbincang-bincang dengan anggota keluarganya yang lain. Ayah dan ibu juga Dimas tengah pergi ke rumah bibi, sementara Sinta dan Rafa tidak ada di rumah─pergi dengan teman-teman sekolahnya.
Dret ... dret ....
Ponsel Christa bergetar, membuat gadis itu menoleh hipebolis dan bergegas mengambil ponselnya yang ia letakan di atas meja belajar. Alisnya menukik tajam, merasa heran dengan siapa yang mengiriminya pesan; karena Exy dan Meilana jarang sekali melakukannya, mereka lebih suka langsung menghubungi Christa melalui sambungan telepon.
"Apaan nih?" Christa bergumam, melihat pesan masuk dan terkejut begitu mendapati saldo pulsanya bertambah lima ratus ribu─setengah juta, Bung! "Pulsa nyasar dari siapa ini?!"
Dengan panik ia menggigiti kukunya cemas─kebiasaannya sejak kecil. Tak lama, ia mendapati dua pesan masuk.
Hitler
Pulsanya udah masuk, kan?Hitler
Siap2. Gw sampe dlm waktu 10 mntKedua bola mata Christa membelo, mengecek memo yang tertempel pada meja belajarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
99 Days To Love You ✔
Novela Juvenil📚 Series 2 : Problematika Remaja 📚 📌 Sudah Diterbikan Abay pernah bilang kalau dia akan baik-baik saja jika suatu saat ia musti merelakan Christa pergi. Christa hanya satu dari sekian banyak perempuan di dalam hidupnya. Ia pernah s...