Day 24 : Sejuta Amaranth Untuk Lina

1.3K 306 145
                                    

🌸

🎶 Kim Bo Hyung – Today

"Giva, tunggu!"

Bersama kemarahan yang terpendam, Abay meninggalkan meja makan begitu saja. Kedua tangannya terkepal kuat-kuat pun rahang yang mengeras. Abay saat ini sangat marah melihat Linanya dikecup oleh laki-laki lain selain dirinya.

Abay mungkin bukan laki-laki yang ulung dalam menyembunyikan perasaan, bukan pula laki-laki yang mudah marah dan cemburu. Hanya saja, untuk saat ini ada kemarahan besar yang menyulut dirinya─dan ia tahu kalau kemarahan itu bukan ditujukan untuk Christa─untuk Linanya, melainkan untuk dirinya sendiri.

Semarah apapun Abay pada Christa, ia tetap tidak bisa marah. Tidak ada alasan bagi dirinya untuk marah; sebab ia tahu, yang menyulut hal ini pertama kali adalah dirinya sendiri. Namun, Abay juga tidak mau menyesali sesuatu yang sudah terjadi.

Abay hanya merasa kecewa terhadap dirinya sendiri, hanya itu.

"Va!"

Sret!

Spontan Abay menepis tangan Laras yang menyentuh pergelangan tangannya. Seketika Laras terkejut, stagnan di tempat memerhatikan punggung Abay yang naik turun─kalap.

Laras bukan tidak tahu kalau di tempat itu ada Christa. Lagipula Laras sengaja mencium Abay karena ia sudah lebih dulu melihat Christa masuk ke dalam.

Laras merasa bahwa tidak ada orang lain yang pantas dan boleh memiliki Abay selain dirinya─termasuk Christa.

"Va──"

"Gue pesenin taksi." Abay tiba-tiba memotong, menatap Laras dengan kalang kabut.

Ada sebongkah kekecewaan lain yang Laras terima malam ini; tentang Abay dan perasaannya. Tentang bagaimana mata itu berkilat marah, tentang bagaimana gerakan itu merasa terancam dan takut kehilangan.

Laras tahu kalau Abay bukan tipikal laki-laki yang mudah untuk mengungkapkan apa yang ia alami─namun tak sulit juga membuat ia untuk mengakuinya. Tapi, malam ini Laras dengan jelas melihat penolakan besar untuk dirinya.

Melihat betapa kedua bola mata itu menginginkan seseorang yang saat ini ada di dalam, dan orang itu bernama Christa.

Sebelumnya Abay tidak pernah seperti ini; bahkan saat dulu Laras masih berpacaran dengan laki-laki itu. Tidak ada kecemburuan sebesar itu meskipun Laras bersama Bagus. Abay masih bisa menyikapi caranya yang tenang. Sayangnya, malam ini Laras harus melihat semuanya dan dipaksa mundur.

"Gue bisa balik sendiri." Akhirnya suara yang tertahan itu keluar dari kerongkongan, "Malam ini gue balik ke rumah gue. Thanks tumpangannya. Gue baik-baik aja, kok."

Gue nggak baik-baik aja, Va! Gue sungguh nggak baik-baik aja.

Dengan langkah gontai Laras berbalik, memunggungi Abay yang juga sedang memunggunginya. Bersama langkah-langkah kakinya yang berat, ada air mata yang jatuh dari kedua pelupuk matanya. She was sore ....

"Semoga lo bahagia dengan pilihan lo, Va ...."

© ikvjou ©


Waktu menunjukan nyaris pukul sembilan malam. Agaknya perbincangannya dengan Jackson memang memakan waktu banyak. Omong-omong Jackson itu adalah temannya Mark──kakanya Exy.

Christa mengenal Jackson sejak awal masuk SMA karena ia sering mengerjakan tugas kelompok di rumah Exy─yang mau tidak mau akan bertemu Jackson secera tidak sengaja. Tak berselang lama, Jackson secara terang-terangan mendekati Christa, namun tidak pernah digubris oleh gadis itu.

99 Days To Love You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang