Day 12 : Dua Wanita Di Antara Abay

1.4K 298 199
                                    

🌸

🎶 BTS – Serendipity

Banyak orang mengatakan kalau pacaran adalah salah satu hal yang membuang-buang waktu juga menghambat dirimu dalam proses belajar di sekolah─dan Christa mengamini perkataan tersebut.

Jika saja ia tidak mengenal─atau setidak-tidaknya tidak berpacaran dengan Abay, maka semalam pasti ia sudah menghafal beberapa materi ulangan biologi hari ini.

Sayangnya, Christa terlalu sibuk untuk mengurusi Abay. Subuh-subuh bahkan ia sudah pergi ke apartemen laki-laki itu; jadi, Christa hanya berharap bahwa sedikit banyak masih ada keberuntungan untuk dirinya.

Christa tidak pintar, juga tidak bodoh. Sehingga, dia optimis kalau ulangan kali ini tidak akan diremedial.

BRUK!

"Maaf ... maaf."

Christa cepat-cepat membungkuk dan meminta maaf ketika ia dengan ceroboh menabrak seseorang saat keluar dari toilet.

Harusnya Christa bisa lebih berhati-hati; hanya saja Christa memang suka kehilangan fokusnya di saat keadaan ramai begini──jam istirahat.

"Iya, nggak apa-apa."

Ada napas lega yang terembus dari gadis itu serupa kepalanya yang mendongak dan mendapati presensi seorang gadis dengan seragam putih abu-abu serta tas yang masih menggantung di punggungnya. Sebelumnya Christa tidak pernah melihat gadis itu─atau memang Christa yang kurang bergaul; oh, jangan tanyakan itu. Christa memang sedikit kuper.

Tak mau ambil pusing, Christa memilih untuk segera pergi sehabis melempar senyum. Sayangnya pergelangan tangannya ditahan oleh gadis itu, membuat Christa berjengit. "Ada apa, ya?"

"Gue anak baru," katanya to the point. "Bisa anterin ke kelas XII IPA 5?"

Mata Christa membulat, "Itu kelas gue!" ujarnya penuh antusias. "Ayo, bareng aja ke kelasnya."

Gadis itu tersenyum. Masih menggandeng tangan Christa, mereka berdua berjalan melewati koridor anak kelas sebelas sebelum memasuki area kelas dua belas. Beberapa pasang mata menjadikan mereka pusat perhatian; mungkin karena kecantikan gadis itu.

Kalau boleh jujur, Christa mengakui kalau gadis itu terbilang sangat cantik. Rambutnya yang hitam lurus seperti miliknya, dengan kedua bola mata bulat dan hitam, juga hidung mancung beserta kulit putih dan tinggi badan yang semampai.

Orang bodoh mana yang akan mengelak untuk mengakui kecantikan anak baru tersebut.

"Nama gue Laras." Tiba-tiba gadis itu berujar, "Nama lo siapa?"

"Gue Christa," balas Christa sopan. "Panggil aja Tata."

Laras mengangguk-anggukan kepalanya, "Namanya cantik, ya. Kayak orangnya."

Ey ... Christa bukan main tersipunya dipuji begitu. Untuk ukuran seorang perempuan, Christa termasuk gadis yang biasa-biasa saja. Tidak pernah memakai make-up, berpakaian sesuai trend fashion, ataupun bergaya. Christa termasuk gadis yang kumuh.

"Bisa aja, deh. Gue nggak ada apa-apanya sama lo."

Laras terkekeh. Dengan santai ia merangkul bahu Christa akrab, "Nama panjang lo siapa?"

"Christalina Remyzhern. Kenapa, sih?"

"Tau artinya nggak?" Christa menggeleng. "Lo orang Jawa, ya?" Dan Christa hanya bisa memberikan jawaban dengan anggukan. "Pasti bokap lo orangnya filosofis banget. Anaknya aja dikasih nama filosofis gitu."

99 Days To Love You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang