🌸
🎶 Galantis - Hunter
Christa mematut penampilannya pagi ini di depan sebuah kaca kecil─meneliti ujung dahinya yang sudah tidak sebiru kemarin. Hari ini ia bangun dengan kondisi lebih baik; tubuhnya sudah lebih mending dan semalam juga tidak kepalaran akibat banyaknya makanan yang dibelikan oleh laki-laki yang menabraknya tempo hari.
Mengikat rambutnya ke belakang, Christa lalu memastikan bahwa semuanya sudah siap. Pagi ini ia berangkat sedikit lebih lama dari biasanya, karena ia masih punya uang sisa untuk naik angkutan umum─juga ia tidak ingin membuat tubuhnya tambah sakit. Christa benar-benar sudah siap dan tersenyum tipis ketika memasukan hoodie abu-abu milik laki-laki itu. Bagaimanapun Christa harus mengembalikan miliknya.
Christa keluar dari kamar. Didapatinya ayah tengah duduk bersama saudara-saudaranya yang lain dan juga ibu yang tengah memasak. Christa mendatangi ayahnya sekadar untuk berpamitan.
"Yah, Tata berangkat."
"Nggak sarapan dulu?" Christa menggeleng, "Yaudah ini bawa ke sekolah. Ayah bikin nasi goreng tadi."
Christa tersenyum lalu mencium tangan ayah sebelum mengambil sekotak nasi goreng buatan ayah. "Makasih, Yah."
Ayah tersenyum, "Ini uang sakumu."
Lagi, Christa tersenyum sambil mengantongi uang lima belas ribu dari ayah─sepertinya ayah sedang dapat rezeki berlebih. Kemudian saudara-saudara Christa yang lain mencium punggung tangan Christa satu per satu sebelum Christa berjalan ke arah ibunya untuk salim. "Nggak usah, tangan ibu kotor."
Alasan, cibir Christa dalam hati. Beginilah suasana keluarga ini kalau ayah sedang berada di rumah; nyaman, damai, dan tertib. Christa juga merasa aman dan terlindungi karena ada ayah─ibunya pasti segan untuk melakukan tindak kekerasan.
Ayah, sering-seringlah berada di rumah.
Bersama senyum yang mengawali pagi baiknya hari ini, Christa berangkat ke sekolah dengan perasaan sedikit riang. Di tangannya ada sekotak nasi goreng yang ia masukan ke dalam tas sambil berjalan.
"Maaf yah ayah, Tata mau ngasih bekalnya ke Bagus."
Iya, yang Tata pikirkan sepanjang jalan ini adalah Bagus dan bagaimana caranya berterimakasih serta meminta maaf kepada laki-laki itu.
© ikvjou ©
Seperti biasa, Christa tidak pernah menghabiskan waktu istirahatnya di kelas ataupun di kantin. Dengan tangan yang penuh memegang hoodie, kotak makan, juga sebuah botol mineral; Christa berjalan menuju kelas IPS. Menurut keterangan yang ia dapat dari Bagus, ia mengatakan kalau ia berada di kelas IPS 1. Christa berharap Bagus ada di kelasnya dan belum pergi ke mana-mana.
Entah mengapa ia jadi sangat ingin bertemu dengan Bagus.
Baginya Bagus adalah orang pertama yang begitu menyenangkan yang pernah Christa temui; ia suka bagaimana cara Bagus bercerita dan mendeskripsikan berbagai topik pembicaraan─seakan Christa diajak bersamanya melihat sesuatu yang tidak pernah Christa lihat sebelumnya.
"Aduh ...." Christa meringis, memegangi dadanya yang terasa berdegup-degup keras. Perasaan yang sama dengan yang kemarin ia rasakan. Perasaan yang membuatnya ingin selalu tersenyum hanya dengan memikirkan Bagus dan semua ceritanya. Perasaan yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan.
"Heh, jelek!"
Suara itu ....
Christa tergelak, lekas merubah ekspresi wajahnya begitu mendapati Abay berdiri di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
99 Days To Love You ✔
Roman pour Adolescents📚 Series 2 : Problematika Remaja 📚 📌 Sudah Diterbikan Abay pernah bilang kalau dia akan baik-baik saja jika suatu saat ia musti merelakan Christa pergi. Christa hanya satu dari sekian banyak perempuan di dalam hidupnya. Ia pernah s...