Day 17 : Kontemplasi Dua Sisi

1.3K 308 290
                                    

🌸

🎶 Lee Hi – Can You Hear My Heart


"Siap!"

Christa tersenyum melihat keperluannya pagi ini sudah siap semua. Omong-omong sudah dua minggu berlalu sejak ia memutuskan untuk jatuh cinta pada Abay─kekasihnya yang paling ajaib. Ternyata Rafa benar; jatuh cinta itu mudah, asal mau membuka hati dan mendedikasikan diri.

Masih dengan senyum lebar, Christa memunggungi tasnya dan bergerak ke luar untuk berangkat sekolah. Seperti biasa, Christa akan berjalan kaki ke sekolah juga melewatkan sarapan paginya.

"Heh, Christa!"

Langkah gadis itu terhenti begitu seseorang memanggilnya dari belakang. Christa berbalik, benar saja, ibunya sudah berdiri dengan tangan terlipat di depan dada.

"Iya?" tanya Christa bingung. "Kenapa, Bu?"

"Ke mana kamu selama ini?"

Alis Christa mengerut, bingung maksud dari pertanyaan ibu, "Maksud Ibu apa? Tata nggak ngerti."

"Kamu melacur?" tanyanya apatis. "Jangan kira ibu nggak tahu. Pulang malem dianter naik mobil sampe pos. Pantes aja kamu keluyuran mulu."

Seketika raut wajah Christa berubah. Kedua bola matanya melebar nyalang; terkejut sekaligus marah. Bagaimana bisa ibunya menuduh dengan kalimat seperti itu─juga diucapkan secara enteng. Tidak tahukan seberapa sakitnya hati Christa saat ini?

"Ibu ... Tata nggak──"

"Alasan!" kata ibu memotong. "Sini kamu!" Lalu ibu menarik Christa, melepaskan tas gadis itu dan membuangnya secara asal. Christa diseret paksa masuk.

PLAK!

Seperti itulah selanjutnya. Ibu menampar Christa dengan keras, membuat tanda di pipinya. Tidak sampai di situ, ia juga dipukuli; punggung, bokong, bahu, dan ditampar beberapa kali.

Sembari menjambak rambut Christa, ibu berkata, "Jangan nambah malu keluarga ini! Saya malu punya kamu!"

Christa meringis sembari menangis dalam diam. Otaknya sibuk menahan rasa sakit di sekujur kulit kepalanya daripada mendengar ucapan ibunya yang memekakan. "Ibu ... sakit."

PLAK!

"Dasar anak tidak tahu diuntung!"

PLAK!

"Kamu mau nambah aib keluarga ini?!"

PLAK!

"Kamu itu aib!"

PLAK!

"Dasar anak kurang ajar!"

Christa cuma bisa nangis mendengar caci maki seperti itu. Tidak peduli seberapa keras ia memohon, ibu pasti tidak akan melepaskan sebelum puas untuk memaki-maki gadis itu─mengeluarkan semua emosinya.

"IBU!"

Tiba-tiba Rafa masuk sembari menaruh helmnya asal. Ia segera menarik Christa ke belakang punggungnya dengan marah, "Ibu ngapain?!"

"Kamu jangan belain dia!"

"Dia kakak Rafa, Bu!"

"Dia bukan kakakmu!" ujar ibu marah. "Kamu nggak pantes punya kakak seperti dia!"

Christa diam, menangis sebanyak yang ia bisa di belakang punggung Rafa. Sementara pemuda itu makin kencang menggenggam tangan Christa, seolah memberikan kekuatan lewat cara tersebut.

99 Days To Love You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang