Lee Ae Ri datang ke kamarku dengan membawa permainan Yut di tangan. Aku yang tengah memainkan gitar sambil mencari inspirasi untuk membuat lagu baru langsung was-was. Biasanya kalau Ae Ri datang selalu berdampingan dengan petaka. Petaka dalam hidupku.
"Main Yut, yuk!" ajaknya dengan wajah berseri. Jangan-jangan dia baru saja menang lotre? Ah, bukankah setiap harinya Ae Ri memang seperti itu?
"Lain kali kalau mau masuk ketuk pintu. Begini-begini aku laki-laki, Ri. Memangnya kau pikir pintu ditutup untuk didobrak?"
Gadis itu hanya nyengir kuda. Bahkan tanpa rasa beraslah langsung naik ke ranjangku.
"Cepat letakkan gitarmu, sudah cukup kau berpacaran dengannya. Sekarang kau luangkan waktumu untukku."
"Memangnya aku mau?"
"Tentu saja kau mau."
Entah darimana semua rasa percaya diri yang tinggi itu berasal. Aku sampai heran dengannya. Tidakkah ia memiliki sedikit rasa malu?
"Cepat!" teriaknya.
Mau tidak mau aku meletakkan gitar kesayanganku sebelum benda itu hancur berantakan karena Ae Ri kesal. Dengan malas aku ikut bergabung dengan Ae Ri yang sudah menghamparkan papan Yut yang terbuat dari kain. Ae Ri menaik turun-kan alisnya sambil memegang Yut Stick.
"Aku yang mulai duluan?"
Aku hanya menggangguk. Gadis itu melemparkan Stick Yut yang berjumlah 4 dan berakhir terbuka keempatnya. Ia berseru girang karena mendapat poin empat. Dengan cekatan Ae Ri memindahkan pion.
Aku dengan malas mengikuti permainannya. Melempar sekenanya yang membuatku hanya mendapat poin satu. Ae Ri terus berceloteh selama permainan. Sesekali juga mengejekku karena tidak bisa bermain dengan sempurnya. Saat Ae Ri berhasil memenangkan permainan Yut, gadis itu langsung menggelepar di kasur.
"Karena kau kalah, maka ada hukuman untukmu."
Aku terkejut dengan ucapannya. "Bukankah dari awal kau tidak menyinggung tentang hukuman?"
Ae Ri bangun dengan jari telunjuk digoyangkan. "Kata siapa? Setiap ada permainan itu harus ada hukuman untuk yang kalah. Mau jadi pengecut?"
Aku menghela napas. "Apa? Jangan aneh-aneh tapi."
"Tara ...." Ae Ri mengeluarkan sebuah bandana merah dari dalam tasnya. "Aku ingin kau memakainya di fansign. Dan, tak ada penolakan," lanjutnya saat melihatku ingin protes.
"Aku tidak mau. Kau kira aku suka mengenakan atribut perempuan?"
"Jangan terlalu kaku Brian Oppa. Aku yakin fansmu akan menjerit melihatmu."
"Aku tidak mau." Aku mendorong bandana yang terus saja disodorkan Ae Ri. "Aku tidak suka dipaksa."
"Aku suka memaksa." Ae Ri melipat tangannya di depan dada. "Lakukan atau kau akan menyesal karena menolaknya."
Aku bisa cepat tua kalau setiap hari berhadapan dengannya. Bagaimana bisa dia memaksakan kehendaknya? Dia pikir aku akan terlihat lucu begitu memakainya? Dia pikir aku tidak akan menjadi bahan tertawaan karenanya? Ayolah, aku laki-laki bukan banci.
Aku ikut bersedekap. Mataku tak lepas dari bandana yang kini dimainkan Ae Ri. Setelah dipikir-pikir, bukankah Ae Ri tidak tahu aku memakainya atau tidak. Dia tidak akan datang ke fansign karena setahuku berbentrokan dengan jadwal kuliah yang saat itu ada kuis. Aku mengulum senyum tanpa sadar.
"Baiklah, aku terima hukumanmu."
Ae Ri tertawa bahagia. "Aku tidak sabar melihatmu memakainya."
Aku berkerut kening. "Apa maksudmu?"
"Aku tidak sabar mengabadikan saat kau mengenakannya."
"Kau tidak mungkin datang, 'kan?"
Ae Ri hanya menarik bibirnya sebelum keluar dari kamarku seraya membawa seperangkat Yut-nya. Matilah aku....
💞💕

KAMU SEDANG MEMBACA
Brian Kang
Short Story"Namaku Young K, bukan Brian." ~Brian Kang "Tapi itu namamu juga, 'kan?" ~Lee Ae Ri Hanya kumpulan cerita pendek tentang Ae Ri dan Mas Brian aka YoungK aka Young Hyun aka Burger King 😂😂😘😘 #829 (9 Okt 2017)