27. Tepar

349 30 5
                                    

Kami sampai Apartemen pukul 11 malam. Aku singgah ke apartemen Ae Ri atas paksaan gadis itu. Tanpa mengatakan apapun, gadis itu duduk di sofa, menenggelamkan kepalanya di lengan sofa. Jangankan Ae Ri, aku saja yang hanya mengikutinya merasakan sakit pada kakiku.

Dengan langkah sedikit diseret aku menuju dapur miliknya, rasa lapar tiba-tiba datang. Aku mendesah kecewa saat tidak mendapati satu makanan layak makan yang ada dalam kulkas-nya.

"Aku mau pesan ayam, kau mau juga atau tidak?" Aku menanyai Ae Ri karena aku tidak mungkin mengabaikannya begitu saja. Ah, sepertinya aku terlalu lunak padanya hari ini. Anggap saja ini kado dariku (?)

"Boleh, aku mau ayam keju," jawabnya tanpa merubah posisi.

Setelah memesan, aku duduk di sebelahnya. Aku menenggelamkan tubuh ke sofa, ikut menutup mata dengan harapan rasa lelah segera enyah.

***

Suara bel membuatku membuka mata. Aku tidak tahu sejak kapan gadis itu tidur di pangkuanku. Karena terburu-buru, tanpa sengaja aku menjatuhkannya. Dia mengaduh sambil memegang kepalanya. Aku mengabaikannya sejenak agar si pengantar tidak terlalu lama menunggu.

Sekembalinya aku dengan kotak ayam dan cola di tangan, Ae Ri menatapku nyalang.

"Kau 'kan bisa membangunkanku baik-baik. Kalau sampai otakku kenapa-napa bagaimana, Bri? Kalau kau terus tidak mau menyambutku, siapa lagi yang akan mau menerimaku kalau otakku rusak karena kau benturkan ke lantai?"

Aku memutar bola mataku. Lagi-lagi Ae Ri membesarkan masalah, rasa khawatir yang kupunya menguap begitu saja. Aku meletakkan kotak ayam beserta cola di meja, tak mengindahkannya yang mulai merajuk.

Cobaan apa lagi yang kau berikan padaku, Tuhan?

"Bisakah kau mengusap kepalaku, Bri? Kali saja kalau kau mengusapnya rasa sakitnya akan hilang."

Ae Ri menyodorkan kepalanya padaku, secara refleks tanganku segera mendorongnya. Bibirnya sudah mengerucut dengan mata melotot, dengan amarah dia membuka kotak ayam dan memakan isinya seolah ayam yang dipegangnya itu aku. Tiba-tiba aku bergidik membayangkan aku digigit oleh Ae Ri.

Tanganku tanpa sadar terarah ke kepalanya, aku mengusak kepalanya pelan dan ikut bergabung dengannya menikmati Jae ... ayam maksudku. Setidaknya dengan menuruti keinginannya tidak akan membuatku lebih pusing lagi.

💕💕💕

16-01-18
23.31

Long time no see 😍😍😍 Ini lanjutan part sebelumnya 😂😂
Kangen Ae Ri sama Mas Bri 😭😭😭

Brian KangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang