14. Menantu Idaman

215 36 3
                                    

Hari ini Ibu Brian berencana untuk menjenguk anak-nya. Ae Ri yang sudah mendengar berita itu langsung bergegas menuju super market untuk membeli bahan makanan. Sekalian cari muka, begitulah misi Ae Ri sesungguhnya.

Setelah memasukkan bahan-bahan itu ke dalam bagasi, Ae Ri segera melajukan mobilnya menuju rumah Brian. Ae Ri tampak begitu semangat dengan dress putih tanpa lengan yang ditutup cardigan berwarna biru dan sepasang sneakers putih yang melekat di kakinya. Rambutnya sudah dicepol sejak dari rumah sebagai bentuk persiapan bertempur di dapur.

Seperti biasa, Ae Ri dengan mudah mampu melewati pintu rumah Brian yang terkunci. Kali ini dia tidak langsung berteriak atau masuk ke kamar Brian. Misi kali ini jauh lebih penting dari sekadar mencari perhatian ke Brian.

Dengan bersenandung Ae Ri mulai mengeluarkan sayuran dan langsung mencucinya. Saat dia tengah mengiris sayuran, bel rumah berbunyi. Ae Ri berlari dan bertemu pandang dengan Brian yang terlihat masih acak-acakan--bangun tidur.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Mata Brian terbelalak.

Aku hanya meringis. "Selamat pagi kesayangan. Tanya-nya nanti saja, ayo kita bukakan pintu untuk calon mertuaku." Ae Ri menggandeng lengan Brian, ah bukan, lebih tepatnya menyeret lelaki itu.

"Selamat pagi," sapa Ae Ri dengan senyum lebarnya.

"Ae Ri? Ada di sini juga?"

"Iya, aku dengar eomma akan datang, maka dari itu aku datang kemari untuk menyambutmu." Ae Ri memeluk Ibu Brian sebelum menggandeng perempuan paruh baya itu masuk.

"Sudah kubilang jangan panggil ibuku dengan eomma."

"Young Hyun-ah, tidak apa-apa."

Ae Ri menjulurkan lidahnya sebelum melanjutkan langkahnya menuju dapur.

"Wah, aku pikir kau tidak bisa meski hanya memegang pisau. Rapi juga kamu mengirisnya. Aku yakin masakanmu juga pasti enak."

"Tentu saja, aku pasti akan membuat masakan yang nantinya membuatmu jatuh cinta."

"Aku? Kenapa bukan Young Hyun saja yang kau buat jatuh cinta?" tanya Ibu Brian yang kini sudah berdiri di samping Ae Ri.

"Karena kalau aku sudah mendapatkan cintamu, akan sangat mudah untuk meraih cintanya."

Ibu Brian terkekeh sambil mencubit hidung Ae Ri saking gemasnya.

"Ada tang bisa Ibu bantu?"

"Tidak usah, biar aku saja. Dijamin aki tidak akan membakar ruangan ini karena kecerobohanku."

Ibu Brian mengangguk lalu menghampiri Brian yang tiduran di sofa sambil menonton televisi. Sebuah pukulan bersarang di betisnya.

"Ya, kau sebagai laki-laki jam segini belum mandi? Tidak malu dilihat Ae Ri penampilanmu yang jelek itu?"

"Kalau dengan begini dia tidak menyukaiku lahi aku akan selalu seperti ini setiap pagi."

"Dasar." Ibu Brian membuat lelaki itu merubah posisinya menjadi duduk. "Lihat, kurang apa lagi dia? Dia pintar masak, cantik, bahkan nilai akademiknya pun dari dulu selalu bagus. Dia itu cocok sekali denganmu. Kau bahkan dulu tidak pernah mau berpisah dengannya."

"Dia itu memiliki kekurangan yang membuatku tidak mau dengannya."

"Apa?"

"Kurang waras," jawab Brian seraya mencium pipi Ibunya sebelum berlari ke kamar agar tidak mendapat pukulan.

"Padahal aku sangat senang kalau kalian bersama. Ae Ri sudah mendekati sosok menantu idamanku. Semoga Tuhan segera membuka hatimu," ucap Ibu Brian sambil mengelus dada.

💞💕

03-09-17
15.11

Brian KangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang