4.

384 48 23
                                    

Aku sedang menyantap Ramyeon saat Ae Ri datang dan langsung memainkan rambutku. Aku sudah menyiapkan mental kalau-kalau dia mengatakan hal aneh lagi. Aku tidak mau jantungku menjadi melemah karenanya.

Risih sebenarnya, tapi kalau aku mengucapkan sepatah kata Ae Ri akan membalasnya dengan satu paragraf tanpa jeda. Aku masih ingin telingaku sehat.

"Kau sombong," begitu ucapnya.

Aku hanya melirik Ae Ri yang sudah duduk di sisi kiriku. Dia sudah memanyunkan bibir.

"Jangan menarik rambutku seperti itu. Kau tidak lupa kejadian satu minggu yang lalu, 'kan? Gara-gara melihat Mark perform aku hampir botak."

"Kalau kau botak aku tetap sayang kok."

"Aku tidak menerima sayangmu."

Ae Ri melepaskan tangannya dari rambutku. Dia kini menelungkup di atas meja. Aku hanya mengamatinya tanpa kata.

"Jangan sok jual mahal. Nanti kalau aku sudah tidak suka lagi denganmu kau akan sedih."

"Kata siapa?"

"Kataku." Gadis itu hanya memainkan botol air mineral di hadapannya.

"Kau begitu inginnya menjadi pacarku?"

Gelengannya memnuatku berkerut kening. Kalau tidak ingin lalu kenapa dia selalu mengatakan menyukaiku dan ingin menakhlukkan hatiku?

"Lalu?"

"Harus ya kamu tahu? Kan kamu juga tidak mau denganku."

Aku langsung diam seribu bahasa. Ucapannya benar-benar menohokku di tempat yang tepat.

Aku hanya bisa menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Namun aku menemukan solasi hitam menempel di rambutku. Pantas saja sedari tadi Ae Ri memainkan rambutku. Si pelaku hanya diam saja, tidak bercuit seperti biasa. Aku mengacak rambut panjang Ae Ri saking gemasnya.

💞💕

23-08-17
11.33

Brian KangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang