16. Bekal

158 31 0
                                    

Aku yang pagi itu datang ke studio menemukan bekal yang digantung di pintu dengan tulisan tangan yang sangat kuhafal. Kartu itu berisi ucapan permintamaafan Ae Ri. Sepertinya dia benar-benar menyesali kelakuannya karena tidak biasanya dia akan membuat makanan untukku.

Aku membawa masuk kantung plastik  itu. Di ruangan itu aku hanya sendiri, sepertinya anak-anak yang lain belum datang. Aku bisa tenang sedikit karena kalau Jae sampai tahu dia akan heboh sendiri dan membuatnya menjadi lelucon satu bulan ke depan.

Sebuah pesan masuk ke ponselku bersamaan dengan aku yang baru saja menempelkan pantatku di kursi. Aku mengeluarkan ponsel dan mendapat rentetan pesan dari Ae Ri yang intinya meminta maaf. Tak lama kemudian karena pedannya hanya ku read, dia mengirim sebuah foto dengan pipi ditempel kertas. Dia niat meminta maaf atau tidak tidak sih sebenarnya?

'Aku menangis semalaman karena nemikirkannya. Kau harus memaafkanku, ya. Aku tidak bisa hidup tanpamu.' Begitulah keterangan di bawah fotonya.

Baru kali ini aku menemukan orang yang memaksa mendapat maaf dengan berbagai alasan yang tak masuk akal. Bayangkan saja, matanya saja tidak terlihat sembab sama sekali. Bahkan matanya juga tidak menunjukkan tanda-tanda tidak tidur. Hah, memiliki teman sepertinya benar-benar membuatku pusing.

'Jadi, kau sudah menerima maafku belum? -read : menerima makanan dariku.'

Cih, dia pikir ucapan maaf bisa diwakilkan makanan, begitu? Aku tidak akan memakannya kalau begitu. Aku buru-buru nenyingkirkan makanan beserta hpku ke sofa dan mulai mengerjakan musik seperti yang direncanakan di awal tadi.

💞💕

04-09-17
04.04

Brian KangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang