19. Happy Birthday

181 31 2
                                        

"Happy Birthday to you. Happy birthday to you. Happy birthday, happy birthday, happy birthday to you." Ae Ri bernyanyi dengan semangat di depan kue. Aku ditunjuk sebagai juru kamera dadakannya.

Aku diseret keluar kamar tengah malam tadi hanya untuk dijadikan kameramen untuknya.

"Bagaimana? Aku terlihat cantik tidak di situ?"

"Kau jelek seperti biasa," sahutku jengkel. Siapa yang tidak jengkel saat kau tidur nyenyak lalu seperti setan dia masuk ke kamar dan menyeretku turun dari singgasanaku.

"Ayolah, kau harus tampak bahagia. Hari ini ulang tahun Mark Oppa. Jadi dengan penuh permohonan aku memintamu untuk tersenyum di kamera nanti."

"Untuk apa?"

"Tentu saja aku upload!"

"Kau tidak gila, 'kan? Mau menghancurkan karirku, heh?"

"Kau tidak setia kawan!"

"Kau tidak punya pikiran!"

Ae Ri merebut ponselnya dan mengambil selca dengan roti yang sudah ia siapkan dari rumah.

"Kau tahu, aku seharian kemarin belajar membuat roti ini. Ah, rasanya menyenangkan saat aku berhasil membuatnya dengam benar setelah berkali-kali gosong dan tidak mengembang. Sepertinya resep yang beredar di Naver tidak sepenuhnya benar. Karena saat aku mengikuti resep yang ada aku tidak bisa membuatnya dengan sempurna. Kau tahu, Brian, aku rasa aku bisa membuka toko kue sekarang. Aku sudah mahir. Dan sebagai pembukaan, aku akan memberimu roti gratis selama tiga hari. Bagaimana?"

Aku hanya bisa mendengar sebagian ucapan Ae Ri karena mataku terasa berat sekali. Ah, dia benar-benar pengganggu.

"Sekarang aaa ...." Ae Ri memaksaku membuka mulut dan memasukkan potongan kue ke dalam mulutku. Aku bahkan sampai tersedak karenanya. "Itulah akibatnya kalau ada yang bicara kau tinggal tidur."

"Kau hanya butuh juru kamera, bukan? Aku sudah merekamnya dengan baik maka biarkan aku tidur dengan tenang, Ri. Mataku sangat berat untuk sekadar dibuka."

"NO!" jerit Ae Ri sampai membuatku melonjak karena kaget.

"Sampai kue ini habis kau tidak boleh tidur dulu. Ingat, kita harus merayakan ulang tahun Mark Oppa."

"Berhenti memanggilnya Oppa, dia seumuran dengan kita!"

"Itu adalah oanggilan sayang dariku. Kenapa? Kau cemburu?"

"Dalam mimpimu!"

Aku tidak lagi menggubris ocehannya karena sibuk memasukkan roti yang lumayan enak itu ke dalam mulutku. aku harap dengan lima kali suapan roti itu raib agar aku bisa tidur dengan nyenyak. Sial sekali memang hidupku, yang ulang tahun siapa yang harus terjaga siapa. Bolehkah aku mengumpat ke Mark?

💞💕

04-09-17
04.53

#LAPrinceMarkTuanDay
#HappyMarkTuanDay

Brian KangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang