Kenangan di Senja Bali

4.3K 32 0
                                    

Suara hanphone berdering sangat keras membuat anak ini terbangun. Dia melihat layar dan ternyata Nadiyah lah yang telah membangunkannya. Dengan cepat Anna menggeser tombol hijau.

" Ini masih jam 5 pagi nad " Anna melihat jam dinding bergambar hello panda.

" Iya jam 5 lewat 10 "

" Ya terserah. Kenapa sih ? " Tanyanya heran. Bagaimana bisa dia menelepon jam segini, sedangkan Anna bisa tidur sekitar 2 jam yang lalu.

" Nggak lupa kan agenda kita mau kemana ? " suara nadiyah memastikan temannya yang sepertinya belum sepenuhnya sadar.

" Hmm gak ada si kayaknya "

" ASTAGA ANDRIANA ! KAN KITA MAU TRIP KE BALI, GIMANA SIH ! bilangnya gak ada agenda hari ini, ngelindur ya "

" YA AMPUN LUPA ! JAM BERAPA KITA BOARDING ? " segera Anna merapikan tempat tidur dan untungnya kemaren malam dia sudah menyiapkan perlengkapan untuk pergi ke bali. Bagaimana bisa dia lupa dengan trip ini ?

" JAM 8, UDAH YA KALAU TELAT GUE TINGGAL. GUE GAK MAU TRIP INI BATAL SEPERTI TAHUN LALU. "

Ya, tahun lalu trip mereka ke Lombok batal karena ulah Anna, tiketnya tertinggal di rumah ketika sudah sampai di bandara dan tentunya sudah tidak ada waktu lagi untuk kembali ke rumah. Tidak boleh terjadi lagi seperti ini karena ulahnya.

" IYA TENANG OKE GAK BAKAL BATAL "

Anna langsung menutup telpon dan segera menyiapkan semuanya. Sudah tidak ada waktu lagi untuk sarapan karena waktu sudah menunjukkan jam 05.55. Dengan segera, dia pergi menuju ke bandara, perjalanan dari rumah ke bandara paling cepat 1 jam belum nanti terkena macet di depan stasiun atau jalan tol.

Selama di perjalanan, Anna terus berdoa supaya bisa datang tepat waktu dan tidak mengecewakan teman-temannya. Dengan cepat Anna menoleh ketika sebuah benda kecil bergetar di pahanya. Astaga 8 missed call dari Nadiyah, 5 missed call dari Dhea, dan 10 missed call dari Shafa. Setelah ini dia yakin mereka pasti akan membunuhnya.

Sesekali melihat keadaan jalan. Macet. Bagaimana ini? Hatinya sangat tidak tenang. Sekitar beberapa menit kemudian akhirnya sampai juga di bandara, ternyata semua ketakutan nya tidak berarti, tiba tepat jam 7 lewat 5 menit. Dengan langkah tergesa-gesa berkali-kali dia mencoba menghubungi teman-temannya. Tetapi tidak ada jawaban dari mereka semua.

Dimana mereka ? pikiran Anna sudah tidak menentu. Bagaimana jika mereka benar-benar meninggalkan aku sendiri ?

Sebuah tangan menepuk pundaknya. Dengan cepat dia menoleh. Ternyata shafa. Alhamdulillah ternyata pikiran nya terlalu jauh.

" Akhirnya ya dateng juga, kemana aja sih ? " Tanya shafa sambil menarik tangan Anna menuju kursi tunggu.

" Hehehe maaf ya guys, aku telat. Tapi kita gak ketinggalan pesawat kan ? "

" Nggak sih, tapi mepet iya. Dari tadi gue cemas sampai perutku sakit " terlihat raut wajah Dhea seperti orang yang tidak makan beberapa hari.

" Maaf deh, kemaren malam gue minum obat, kayaknya penyebabnya karena obat itu " ucap Anna mencoba mengingat apa yang terjadi kemaren malam

" Alasan aja dari dulu, udah ayuk ayuk "

Akhirnya mereka semua beranjak dari kursi tunggu, seraya berjalan Anna berharap semoga selama beberapa hari dibali dia membawa kenangan-kenangan yang berarti. Selamat tinggal Jakarta J.

25CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang