▨Chapter 7 ▧

6.5K 561 10
                                    

.

.

.
      "Itu..itu... ah tidak apa-apa hehehe" Seokjin tertawa dengan nada yang tidak jelas. Yoongi dibuat bingung olehnya.
Sepertinya hyungku itu mabuk karena efek obat, pikirnya.

"Hyuuuuuuungg !!" Seseorang tampak berlari dari arah pintu menuju Seokjin yang tengah terduduk dan,

Grepp

"Ya ampun Hyung aku rindu sekali padamu." Dia mengembangkan senyumannya, walaupun ransel masih ada di punggungnya. begitupun juga Seokjin yang kini dipeluk belakangnya oleh Taehyung.

    selang beberapa detik Taehyung melepaskan pelukannya dan beralih duduk dikursi yang kosong disebelah Yoongi yang tengah memotong apel untuk Seokjin makan karena faktanya dia baru kembali setelah opnamenya dirumah sakit.

"Ku dengar kau habis menginap selama seminggu dirumah temanmu itu?" Seokjin bertanya pada dongsaengnya itu.

"Iya hyung, kau tau aku kasihan melihatnya
Karena hari dimana kau masuk rumah sakit, kedua orang tuanya meninggal." Sepenggal cerita Taehyung mampu membuat Yoongi terdiam sesaat dan itulah kesempatan Taehyung mengambil apel yang baru saja dipotong Yoongi.

    Tak lama Yoongi pergi dengan muka yang sulit diartikan yang jelas mengandung kemarahan dan kesedihan. Seokjin yang menyadari ada yang salah kemudian

"Taehyung, dimana Jungkook?!"

"Sepertinya dikamarnya."

    Lalu Seokjin segera berlari menuju kamar Jungkook meninggalkan Taehyung sendirian yang sedang memakan buah apel potongan Yoongi.

◇◆◇◆◇


      "Hai Nevermind,
Kau tau, hari ini aku sangat bahagia sekali. V hyung sudah pulang. Hehehe

Aku berharap dia membawakanku hadiah, tapi ah sudahlah.. lagi pula ulang tahunku dua minggu lagi dan Eomma-"

Brak

    Jungkook benar-benar terkejut atas kelakuan Yoongi barusan, membanting pintu kamar Jungkook yang benar saja.

    Kemudian mata Yoongi mengarah pada si pemilik kamar yang tengah duduk menatap cermin. Merasa risih Jungkook berdiri dan bertanya "ada apa Hyung ?"

   "Kau..." hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut Yoongi setelah itu pergi.

    Tak lama "Jungkook?! "
Seokjin memanggilnya dengan nada khawatir dan segera menghampiri Jungkook.

"Kau tidak apa-apa ? Apa yang Yoongi lakukan padamu ? Dia memukulmu ?" Pertanyaan itu terus dilemparkan pada Jungkook tanpa hentinya seraya meraba seluruh muka dan tangan Jungkook.

"Tidak hyung."Jungkook melepaskan diri dari tangan Seokjin.
     
   "Entahlah Hyung, Yoongi hyung tampak berbeda tadi. Semua emosinya sangat rendah. Hanya ada kesedihan dimatanya. Mungkin dia juga merindukan Eomma dan Appa sama sepertiku." Tutur Jungkook.

    Seokjin hanya menghela nafas mendengar seluruh kata-kata Jungkook.

"Hyung, kapan Appa dan Eomma pulang ?"

"....."

◇◆◇◆◇

Flashback ON

     "Aku tidak mau hiks..hiks.. Eomma pergi." Salah satu anak berwajah penuh harapan dan semangat memeluk Jieun dengan tangisan merengek.

"Hoseok, Eomma tidak akan lama perginya, berjanjilah akan selalu bersama keluargamu ya," dengan mengelus surai rambut Hoseok, Jieun berat untuk meninggalkan semua anaknya.

   Perlu diketahui sebenarnya Jieun, Yeon woo, Min ah, Je hoon, Jimin, Taehyung, Jungkook, Seokjin, Hoseok dan Namjoon tengah berada di teras dengan suasana sedih karena sebentar lagi Jieun dan Yeon woo akan pergi karena suatu perlajanan bisnis.

      "Eomma.. .." semua berpelukan. Jieun, Yeon woo dan anak-anaknya. Min ah tak sanggup dengan semua ini memilih menggigit bibirnya menahan tangis.

"Eomma, apa Eomma Juga ingin dipeluk seperti Eomma Jieun ?" Jimin bertanya dengan polosnya.

   Dan Min ah pun menyetujuinya. Jimin memeluk Min ah erat yang notabenenya adalah Eommanya.

     5 menit sudah setelah kejadian mengharukan itu, tapi dimana Yoongi ?

Jawabannya, Yoongi tengah mengumpat dan mengintip semua itu dibalik pintu putih besar yang membatasi Rumah dan Teras.

    "Hiks....hiks... Eomma jahat, Appa jahat kenapa kalian suka pada Jungkook hiks... mereka bukan siapa-siapa kalian" umpat Yoongi. Lalu ada sentuhan hangat yang memegang tangannya.

Depp

    Berhasil,
Seokjin berhasil membekap mulut Yoongi dengan sempurna dan menarik Yoongi dari persembunyiannya hingga menghadap pada Jieun.

Hening

    Benar-benar hening saat Yoongi berada disana dengan wajah dan mata yang memerah seperti tomat menahan amarah.

    Seokjin mendorong lembut bahu Yoongi untuk memeberi tahu semua keluh kesahnya. Yoongi memberanikan diri untuk maju dan

Grepp

     "Hiks...hiks... Eomma, Yoongi tidak mau Eomma dan Appa pergi.."tumpah, sudah tumpah semua amarah yang Yoongi pendam sedari tadi hanya dengan 8 kata.
Tapi Jieun sudah tak bisa merespon dia lagi, Kini tubuhnya membeku di tempat.

     Patah..
Hati Wanita itu sudah patah karena beban keluarga yang dia jalani selama 12 tahun ini kini tengah berada diujung tanduk.

Flashback OFF.

◇◆◇◆◇

     Suasana dirumah sangatlah hening, mengetahui semua orang tengah sibuk terutama Hoseok yang sedari tadi tidak berkutik dari laptopnya. Entah apa yang dia ketik yang jelas membuat namja berumur 17 tahun itu sangat penasaran dibuatnya.

     Dengan membawa segelas susu coklat buatan Seokjin, Jungkook memberanikan diri untuk masuk kekamar Hoseok dan Jimin yang terbuka.

"Bagaimana ini, semua pekerjaan kantor tertunda." Kesal Hoseok. Dengan sedikit memijat keningnya, Hoseok mencoba untuk santai padahal tepat dibelakang Hoseok terdapat Jungkook tengah memperhatikannya.

    Dengan hati-hati Jungkook menaruh segelas susu coklat tepat disamping tangan kiri Hoseok.

"Terimakasih Jimin..." Hoseok meresponnya dengan nada yang frustasi.

    Sedih melihat Hyungnya, Kini Jungkook mencoba untuk memijat bahu Hoseok agar lebih releks.

"Ah.. terimakasih Jimin, kau memang dongsaeng yang baik dan berguna." Sambil menutup matanya Hoseok merasakan Relaksasi.

     Jungkook merasa senang walaupun bukan namanya yang dipanggil setidaknya dia sudah membantu Hoseok untuk sedikit lebih santai.

   Selang beberapa menit, akhirnya Hoseok memberi perintah untuk berhenti memijatnya.

"Cukup, terimakasih Jim-" Hoseok tercekat melihat ternyata saat dia membalikkan badannya bukan Jimin yang dia temui melainkan Namja dengan senyuman gigi kelincinya tengah mengembang.

"Jungkook" Hoseok menyapanya pelan dan tak percaya bahwa yang sedari tadi memijatnya adalah Jungkook.

"Hyung, maafkan aku sudah menggangumu bekerja, lebih baik aku keluar dulu ya"
Lalu Jungkook melangkahkan kakinya meninggalkan Hoseok sendirian

'Memang sakit ketika Hoseok hyung memanggilku Jimin. Tapi aku senang dapat membantu Hyungku dalam mengerjakan sesuatu walaupun itu hanya sekedar memijit' kalimatnya dalam hatinya yang kini mungkin sudah tak berbentuk.

To Be Continued

Last Smile From HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang