▨ Chapter 11 ▧

5.7K 475 11
                                    

.

.

.

      "Taehyung?" Kini nada bicara Jimin menjadi serius.

Begitupun juga Taehyung yang kebingungan.

"Bagaimana jika mereka ditemukan ?"

     Seketika wajah Taehyung berubah kebingungan. Siapa yang ditemukan ? Tanyanya pada dirinya sendiri. sungguh Taehyung tidak tahu menau tentang apa-apa.

"Jimin Bisa kau ceritakan padaku apa yang terjadi ?"

◇◆◇◆◇

     Seokjin kini tengah asik dengan ponselnya yang duduk tepat disamping ranjang. Sesekali dia melihat kearah Jungkook yang terus bergelut pada pikirannya sendiri hingga tak ingin membuka mata. Terkadang halusinasi Seokjin muncul seperti tangan Jungkook yang tiba tiba bergerak atau dia yang mulai menggerakan bibirnya.

    Kemudian pembicaraannya dengan dokter Choi kembali terngiang dalam indra pendengarannya. "Entahlah Seokjin, aku bingung dan frustasi. Dengan keadaannya seperti tak ada harapan untuknya Seokjin. hidup Jungkook sudah keras dengan penyakitnya, belajarlah melepaskannya"

"Apakah aku harus mempelajari apa yang tidak ingin aku pelajari Dokter Choi ?"

    Seketika lamunannya terhenti dikala Taehyung masuk bersama Jimin dengan muka yang tampak berfikir keras. Entahlah apa yang Mereka pikirkan yang jelas Seokjin malas untuk mengikut campurinya.

       Yoongi sedang terduduk di bangku taman di taman rumah sakit. Yah saat ini dia tengah memegang kepalanya dan berpikir betapa jahatnya dulu saat dirinya berperan sebagai Hyung dari Jungkook.
Perlakuannya yang mengacuhkan Jungkook dan menganggapnya tidak ada. Siapa yang tidak sakit hati jika kalian tidak dianggap sebagai saudara oleh saudara kalian sendiri ?

     Sesekali dia menarik nafasnya dan kini menegakkan posisinya dan bersandar dibangku dengan mata terpejam. Kini dia ingin menenangkan pikirannya sejenak dan lepas dari masalah ini.

"Yoongi?" Sapa seseorang dengan ragu di indra pendengaran Yoongi. Dia membuka matanya dan melihat Suster yang dia kenal.

"Suster ? Ada apa ?" Tanya Yoongi dengan bingung dan menatap suster itu dengan seribu pertanyaan. "Boleh aku duduk disampingmu ?"  Sambil menunjuk keruang kosong sebelah Yoongi. Mau tidak mau dia harus menganggukan kepalanya dan memberi sedikit jarak sampai mereka berdua duduk manis.

"Berat ya Yoongi..." tiba-tiba suara suster itu terdengar parau. Bahkan Yoongi tak tahu apa sebabnya.

"Ya, semua ini terlalu berat untukku." Kata-kata itu berhasil lolos dari mulutnya.

    Suster itu hanya tersenyum dengan lembut. Dan memandang kearah langit yang akan menggelap dan menghasilkan hawa dingin. "Ditinggalkan yang terkasih itu menyakitkan Yoongi." Tak sangka perkataan Suster itu mampu membuat Yoongi tertegun sesaat.

     Kata-katanya begitu nyata dan menyakitkan. Dia mencoba menelaah beberapa perkataan Suster tersebut dengan menanyakan lagi "apa maksudmu suster...." namun Yoongi terhenti dan mencari tahu diotaknya siapa suster tersebut.

"Hyun ra... Jeon Hyun ra itu namaku"

Degh

     Sesaat memang Yoongi merasa jantungnya berhenti berdetak namun dia tak tahu apa penyebabnya dan berjalan lagi seperti biasa.

"Entahlah ucapanmu terlihat seperti nyata Hyun ra Ajhuma." Ucap Yoongi menatap Hyun ra.

     Dia tersenyum getir. Mencoba mengingat role film 17 tahun lalu, disaat kejadian menyakitkan itu harus terjadi. "Aku cukup mendapatkan takdir yang menyakitkan Yoongi" tuturnya hingga hawa dimata Hyun ra sudah mulai berubah.

"Oh.. benar ditinggal orang yang kita sayangi itu menyakitkan, dan kebetulan aku juga pernah mendapatkannya."  jawabnya dengan kekehan diakhir kalimat.

    Tak terasa hari sudah redup, menyadarkan Hyun ra dan Yoongi yang tadi saling bercerita.

"Ehm Yoongi aku pergi dulu ya. Masih banyak tugas yang harus aku kerjakan, jaga dirimu"

"Terima kasih Hyun ra Ajjhuma"

      Setelah itu Hyun ra pergi menjauh meninggalkan Yoongi sendirian. Tak lama benda kotak yang berada di sakunya bergetar.

"Ya halo"

"Baiklah aku akan kesana"

    Yoongi segera bangkit dari duduknya dan pergi ke tempat Jungkook dirawat.

Cklek

      Yoongi yang baru saja datang dikejutkan dengan kejadian tak mengenakan. Semua orang yang dia kenal tengah berkumpul dengan ekspresi sedih mengerubungi Jungkook.

Bahkan Taehyung dan Jimin menangis sesegukan.  Namjoon menghampiri dirinya yang masih setia mematung didepan Pintu.
Namjoon mengusap punggung Yoongi dan menenangkannya.

   Merasa ada yang aneh, Yoongi segera berlari dan melihat Jungkook dan benar saja.

    Seokjin yang menatap wajah Dongsaengnya yang tak percaya. Hoseok sudah menitikan air matanya disebelah Seokjin, dan Juga Hye soo ajhuma dan Lee ajjushi yang menangis membuat Suasana ini semakin nyata.

     Namun wajah itu tampak tenang dan damai. Tersenyum dengan santainya sementara mereka menangis.

     Tapi sepertinya air mata Yoongi belum terbuang, dia harus memastikan keadaan Dongsaengnya pada Dokter choi yang ada dibelakang tengah tertunduk bersama perawat perawatnya.

"Do..dok..dokter Choi... ap..apa ..in-"

"Maafkan kami Yoongi, Kau harus rela melepaskannya." Jawab dokter Choi sebelum Yoongi menyelesaikan pertanyaannya.

Satu..

Dua..

Tiga..

"JUNGKOOOOKK!!" kini teriakan Yoongilah yang paling menggema diseluruh penjuru ruangan.

"Jungkook !! " kakinya tak sanggup menopang tubuhnya hingga jatuh.

"Jungkook!!"

"Jungkook!!"

    Berulang kali Yoongi mengulangi teriakannya. Hingga akhirnya dia kehilangan kesadarannya dan menggelap.

To Be Continued

Last Smile From HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang