Kimberly Isabel

113K 3.6K 55
                                    

Dan disinilah segalanya bermula.......

Kim sedang sibuk dengan rancangan baju miliknya ketika Ritian Brahmajaya masuk ke dalam ruangannya tanpa mengetuk.

"Makan siang, yuk?"

Kim masih saja sibuk dengan pensil meskipun pria itu sudah duduk di hadapannya.

"Kim?" Tian berusaha mencari perhatian Kim.

"Kimmy?" Kali ini, Tian menaikkan nada bicaranya.

"Kimberly? Hello? Back to earth please?" katanya seraya melambaikan tangan tepat di mata Kim. Badan Kim tersentak dan pensil yang dipegangnya terlempar entah kemana. Ritian, atau yang akrab dia panggil Tian tertawa melihat kekesalan Kim padanya.

"Tian! I've told you ketuk pintunya. Aku hampir menyelesaikan sketsa ini!" decaknya kesal

"Kamu tidak akan mendengar jika aku hanya mengetuk pintu."

Itu memang benar. Kim selalu lupa waktu dan dunia sekitar jika sedang sibuk dengan pensil dan imajinasinya. Di usia yang masih tergolong muda, yaitu 23 tahun, Kim sudah sukses membangun butiknya sendiri. Butik tersebut terkenal di berbagai kalangan karena harganya yang terjangkau dan modelnya yang unik. Tiap model hanya tersedia dalam 1 stok baju dan tiap model merupakan rancangan Kim sendiri.

"Kenapa kamu harus menggangguku?" rajuk Kim. Tian menghela nafas.

"Ini sudah jam makan siang, Kim. Maagmu bisa kambuh. Ayo, kita makan dulu. Setelah itu aku akan meninggalkanmu berduaan dengan sketsamu," bujuk Tian.

Kim pun merengek.

"Padahal sebentar lagi aku selesai."

"Kapan kamu menemukan pria untuk melepas keperawananmu kalau kamu terjebak disini terus?" ancam Tian. Kim tampak diam sejenak.

"Benar juga. Oke, ayo keluar. Lagipula hari ini aku akan datang ke coffee shop lebih awal. Sepertinya sehabis kita makan siang aku segera ke Kofestop saja," kata Kim. Tian mendengus. Tian tidak habis pikir dengan sahabatnya ini. Sahabatnya sungguh unik. Saat perempuan di Indonesia sibuk menjaga keperawanannya, Kim sudah merengek saat umurnya menyentuh 20 tahun, yang berarti 3 tahun lalu, ingin menemukan pria yang tepat untuk melepaskan keperawanannya. Gila bukan? Tian tidak habis pikir. Tian bukan pria yang hidup selibat, dia seringkali terlibat one night stand atau memiliki partner sex. Gaya pacarannya dengan kekasihnya pun jauh dari kata sehat. Namun Kim berbeda. Gadis itu belum pernah ke club malam sekalipun. Bahkan Tian ragu Kim tau bentuk kejantanan pria. Maka dari itu Tian mempertanyakan kewarasan gadis itu saat merengek ingin melepaskan keperawanannya.

Kali ini, Kim yang menarik Tian menuju mobil pria itu. Kim segera masuk ke dalam mobil.

"Kamu ini, selalu semangat jika aku membawa kata melepas keperawanan," gerutu Tian. Kim hanya terkikik.

"Aku bukan ingin melepaskan keperawananku dengan sembarang orang, Tian. Aku menunggu.."

"Kamu menunggu cinta pertama yang sudah tidak kamu temui selama 13 tahun. Aku sudah mendengarnya ratusan kali, Kim," lanjut Tian sebelum Kim menyelesaikan kalimatnya. Kim cemberut.

"Salahnya membuatku jatuh cinta. Kamu harus tau perasaanku saat....."

"Saat dia menatapmu dengan mata elangnya kemudian mengatakan "pergi sejauh mungkin, little girl" dengan suara yang rendah dan basah. You've told me that one too for million times,"kata Tian seraya menjalankan mobilnya menuju kawasan penuh restoran di Jakarta. Kim kembali cemberut.

"Kamu mengejekku karena kamu belum pernah jatuh cinta! Kamu bahkan hanya menyayangi kekasihmu. Sungguh malang nasibnya" gerutu Kim.

"Kimmy, apa kamu yakin itu cinta? Kamu bahkan baru berumur 10 tahun saat itu, for God's sake!" Tian tidak habis pikir bagaimana Kim bisa mendeklarasikan itu sebagai cinta. Tian bertemu dengan Kim di universitas saat mereka kuliah. Saat Kim masuk menjadi mahasiswa baru, Tian sudah menyelesaikan kuliahnya, hanya menunggu sidang skripsi. Mereka bertemu saat Kim dengan tidak sengaja menabrak Tian di tangga yang menyebabkan tangan kiri pria itu retak. Semenjak itu, keduanya dekat hingga sekarang.

Gone Baby, Gone (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang