I'll undress you cause you're tired, cover you as you desire
As you fall asleep inside my arms
May not have the fancy things but I'll give you everything you could ever want it's in my arms
So baby tell me yes, and I will give you everything
So baby tell me yes, and I'll be all yours tonight
So baby tell me yes, and I will give you everything, I will be right by your side
If I can't find cure, I'll fix you with my love
No matter what, you know I'll fix you with my love
And if you say you're okay, I'm gonna heal you anyway
Promise I'll always be there, promise I'll be the cure
- The Cure by Lady Gaga
Kim mengernyit saat rasa sakit yang asing pada kedua pangkal pahanya menyambutnya di pagi hari. Dia menolehkan kepalanya dan sedikit terkejut menemukan Aldwin yang tertidur dengan sebelah tangannya menjadi tumpuan kepala Kim. Otak Kim segera berkelana, mencari memori semalam dan tersenyum saat memori semalam berputar di kepalanya.
Astaga! Kim sungguh tidak menyangka keinginannya menjadi kenyataan. Dia sudah pesimis kemarin dengan rencana-rencana kotor di kepalanya. Pria itu terlihat memiliki pengendalian diri yang sangat tinggi.
Wajah Kim semakin memerah saat mengingat persatuan mereka kemarin. Bagaimana rahangnya mengeras menahan gairah.. atau bagaimana tatapan matanya menusuk mata Kim saat menyatukan diri mereka.. juga bagaimana kerasnya pria itu di dalam dirinya. Kim menepuk pipinya pelan kemudian, merasa otaknya telah tercemar.
Tampaknya gerakan Kim membuat Aldwin terbangun dari tidurnya. Aldwin menyipitkan matanya, menyesuaikan cahaya pagi yang masuk dalam netranya. Kim memperhatikan pria itu dan kembali tersenyum. Apapun yang dilakukan pria itu menarik di matanya. Kim bahkan tidak bisa menggambarkan perasaannya saat menjadi orang pertama yang dilihat Aldwin saat terbangun. Bisakah ini berlangsung setiap hari? Atau jika perlu, selamanya?
Kim kembali tersenyum saat melihat Aldwin menatapnya dengan bingung. Kim mengamati gerak-gerik Aldwin saat Aldwin memutari matanya ke penjuru ruangan, kemudian menatap Kim dan sedikit turun pada bahu telanjangnya, kemudian berpindah pada dirinya.
"Kita..."
Kim memotong ucapan pria tersebut dengan mengecup bibirnya. Sekali. Dua kali.
"Kembali ke Jakarta?" tanya Kim. Aldwin mengangguk.
"Besok harus bertemu klien."
Sedikit dari diri Kim memang berharap mereka bisa memperpanjang liburan mereka. Namun jawaban pria itu tidak membuatnya terlalu kecewa karena Kim tau pria itu memiliki pekerjaan yang harus dikerjakan. Berhasil memaksa Aldwin untuk pergi bersamanya saja sudah sebuah kemajuan.
"Aku mandi dulu. Kita mampir ke Cimory ya nanti? Makan siang, sekalian beli oleh-oleh," kata Kim seraya beranjak dari tempat tidur. Badannya yang telanjang terpampang nyata di hadapan Aldwin. Sejujurnya Kim sedikit malu, namun ia mengusahakan dirinya terlihat biasa saja. Dia harus terlihat professional dalam hal seks, bukan? Aldwin pasti menyukai wanita yang pandai dalam memuaskan dirinya. Iya, kan?
Tatapan elang Aldwin tertuju pada tubuh Kim, membuat Kim merasa panas di sekujur tubuhnya. Aldwin pun duduk, hingga selimut yang tadi melindungi mereka berdua terserak entah kemana. Kim kemudian dapat melihat tatapan Aldwin berpindah menuju bercak-bercak merah yang menodai seprai, lalu kembali pada Kim. Kim memilih untuk berjalan menuju kamar mandi, namun tidak bisa menahan ringisannya pada langkah pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gone Baby, Gone (completed)
Romance21+ Kimberly Isabel bertemu kembali dengan cinta pertamanya setelah terpisah 13 tahun lamanya. Ternyata, 13 tahun tidak cukup untuk melupakan pria itu, seorang pembunuh bayaran yang membunuh kedua orangtuanya. Pria itu masih sama di mata Kim. Dingin...