Tell me the words I never said. Show me the tears you never shed.
Give me the touch that one you promised to be mine. Or has it vanished for all time?
I'll let you go, I'll let you fly. Why do I keep on asking why?
I'll let you go, now that I found a way to keep somehow more than a broken vow.
I close my eyes, and dream of you and I and then I realize.
There's more to life than only bitterness and lies, I close my eyes.
I'd give away my my soul to hold you once again.
And never let this promise ends.
- Broken Vow by Lara Fabian
Saat menemukan Kim tergeletak tak sadarkan diri di lantai toilet, Aldwin segera membawa Kim dalam gendongannya dan menyetir seperti orang gila. Tidak, Aldwin tidak akan membawanya ke rumah sakit. Dia tidak percaya dokter lain selain dokter pribadinya. Berusaha menjaga konsentrasi menyetir dan mencari nomor ponsel dokter pribadinya, Aldwin sedikit kesulitan. Tangannya bergetar karena perasaan panik, dan otaknya buntu seketika. Aldwin merasakan ketakutan yang luar biasa saat sang dokter tidak mengangkat panggilannya. Entah berapa makian yang Aldwin layangkan, hingga akhirnya dokternya mengangkat panggilan Aldwin.
Mensyukuri jarak dari Kafestop ke rumahnya yang tidak terlalu jauh, dengan hati-hati Aldwin membawa Kim turun dari mobil dan membaringkannya di ranjang. Aldwin mondar mandir, tidak sabar menunggu dokter pribadinya. Demi Tuhan, dokternya lama sekali!
Setelah menit menit yang terasa seperti neraka berlalu, Aldwin mendesah keras saat bel rumahnya berbunyi. Tidak ingin membuang waktu, Aldwin segera mempersilakan dokternya untuk memeriksa Kim. Aldwin tidak berhenti menyalahkan diri sendiri karena tidak memaksa Kim makan terlebih dahulu. Dia bahkan lupa Kim memiliki penyakit maag!
"Bagaimana keadaannya, Jas?"
Jason, sang dokter pribadi, menoleh ke arah Aldwin heran.
"Sejak kapan kamu membawa perempuan ke rumahmu?"
Aldwin menahan diri untuk tidak mengambil pisau dan menghujamkannya ke jantung dokternya. Aldwin sedang khawatir, demi Tuhan, dan Jason malah melayangkan pertanyaan tidak penting itu. Melihat Aldwin yang ingin meledak, Jason tertawa kecil dan mengangkat kedua tangannya sebagai pertanda menyerah.
"Easy, Win. She's okay, she's just.."
"Okay? Dia pingsan! Bagaimana bisa you say she's okay?" teriak Aldwin, membuat Jason lagi-lagi tertawa. Ingatkan Aldwin untuk mencari dokter pribadi lain nanti.
"Congratulation. You'll be a father," kata Jason dengan nada mencemooh. Jason memang cukup dekat dengannya, karena Jason sudah menanganinya selama 10 tahun. Sebagai pembunuh, Aldwin harus berjaga-jaga jika ada situasi dimana Aldwin memerlukan seorang dokter. Oleh sebab itu, oleh rekomendasi papanya, Aldwin mempekerjakan Jason sebagai dokter pribadi. Umurnya yang tidak berbeda jauh dengan Aldwin, dan perawakannya yang supel membuat Aldwin cukup nyaman dengan Jason. Meskipun pria itu seringkali bersikap menyebalkan.
Tunggu, bukan Jason yang ingin Aldwin bahas, melainkan kalimat yang baru saja dikeluarkan Jason. Kalimat itu cukup membuat Aldwin membeku di tempatnya. Lagi, jantungnya seolah berhenti berdetak. Pikirannya bekerja untuk merespons kalimat tersebut, mengakibatkan munculnya sedikit rasa pusing karena memaksakan otaknya berpikir.
"Father?" kata Aldwin parau. Jason mengangguk.
"Aku bukan dokter kandungan, tapi aku yakin dia hamil," kata Jason.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gone Baby, Gone (completed)
Romance21+ Kimberly Isabel bertemu kembali dengan cinta pertamanya setelah terpisah 13 tahun lamanya. Ternyata, 13 tahun tidak cukup untuk melupakan pria itu, seorang pembunuh bayaran yang membunuh kedua orangtuanya. Pria itu masih sama di mata Kim. Dingin...