Ald - Failure

59.3K 2.9K 42
                                    

       

Aldwin mempercepat gerakannya ketika wanita di bawahnya mencengkram kejantanannya lebih erat dari sebelumnya. Nafas keduanya beradu, bersatu dalam erangan demi erangan yang memenuhi ruangan kamar tersebut.

"Almost.. almost.." desah sang wanita di bawahnya saat gelombang orgasme hampir menghancurkannya. Mendengar perkataan sang wanita, Aldwin semakin menggila. Tidak perlu menunggu waktu lebih lama untuk keduanya mencapai kepuasan yang dicarinya sejak satu jam yang lalu. Dilanda kenikmatan, tubuh Aldwin ambruk di atas tubuh si wanita yang juga masih memejamkan mata menikmati gelombang orgasme. Beberapa saat, keduanya mulai tenang. Mata sang wanita mulai terbuka, sedangkan Aldwin memilih menatap mata tersebut beberapa lama hingga nafas keduanya sepenuhnya pulih.

Ketika keduanya sadar sepenuhnya dari kenikmatan tersebut, Aldwin memisahkan dirinya dan merebahkan tubuhnya di samping tubuh si wanita.

"Wow," kata si wanita sambil menatap langit-langit kamar apartment nya. Aldwin menolehkan kepalanya, menanyakan maksud kata yang baru saja keluar dari bibir wanita yang bertelanjang bulat tersebut.

"You didn't do sex for this whole month, huh?" kata si wanita blak-blakan. Aldwin mendengus.

"Aku sibuk, Amber," kata Aldwin yang dibalasi dengusan dari wanita di sebelahnya, yaitu Amber.

"Ngapain sih kerja terus. Duit kamu udah banyak, ga di pake juga," omel Amber.

"Aku emang lagi ga mood for doing sex," kilah Aldwin. Ya, Aldwin berpikir dalam hatinya. Bagaimana bisa dia melampiaskan nafsunya jika akhir-akhir ini hidupnya diganggu oleh makhluk kecil bernama Kim? Kim.. Aldwin bahkan tidak tau nama lengkap gadis itu.

Otaknya kembali berputar, memutar kembali kelicikan-kelicikan gadis itu untuk menemuinya tiap hari. Bahkan, dengan mudahnya gadis itu mendapatkan kunci cadangan dari rumahnya hingga bisa masuk dengan mudah. Jangan tanya apa yang ingin Aldwin lakukan saat menemukan gadis itu berada dalam rumahnya yang ia tinggal dalam keadaan terkunci. Untungnya, Aldwin tidak pernah membunuh tanpa arahan, tanpa tujuan. Dia tidak membunuh orang sembarangan. Apalagi seorang gadis gila seperti Kim.

"Ga mood? Tapi hari ini nafsu kamu lebih besar dari biasanya."

Aldwin mulai risi mendengar Amber membahas percintaan mereka dengan blak-blakan. Oke, Aldwin memang sudah biasa dengan aktivitas ini. Aldwin bahkan lupa kapan terakhir kali dia bisa mengikrarkan diri sebagai "perjaka". Namun dia tidak pernah membahas kegiatan itu, baik sebelum maupun sesudah dia melampiaskan nafsunya. Tetapi Amber lain. Wanita keras kepala yang sudah menemaninya bertahun-tahun ini sangat senang membahas percintaan yang mereka lakukan. Wanita itu bahkan tidak pernah ragu meminta gaya tertentu saat sedang bercinta, atau meminta Aldwin melakukan sesuatu untuk memuaskan wanita itu. Dan hal itu nyatanya membuat Aldwin nyaman, karena Amber tidak membuatnya berpikir mengenai pikiran wanita itu. Amber merupakan sosok wanita karier yang mandiri dan praktis.

"Can we stop talking about it?" pinta Aldwin. Amber mendelik.

"Kaku."

"You better tell me about your job," sela Aldwin. Seketika mata Amber bersinar. Wanita ini memang sangat mencintai pekerjaannya sebagai seorang wartawan. Dia selalu bersemangat mencari narasumber dan mengorek informasi sedalam-dalamnya dari pribadi seseorang. Kecantikan Amber yang mengintimidasi seringkali membantunya dalam hal tersebut, apalagi jika narasumber merupakan kaum adam. Amber sudah menekuni pekerjaannya selama bertahun-tahun.

"Seru banget! Sebenernya aku ga harus sampe 1 bulan disana, tapi aku keterusan. One source is never enough. Aku malah cari sumber lain dengan inisiatif ku sendiri. Kasus pembunuhan kali ini sangat seru," ceritanya. Aldwin menahan tawanya. Pembunuhan? Mungkin lucu jika Amber menangani kasus pembunuhan dari salah satu korbannya.

Gone Baby, Gone (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang