Ald - New Thing

67.3K 3.1K 32
                                    

       

Kali ini, Kim terduduk diam di belakang meja Kofestop. Pikirannya menerawang, dipenuhi pikiran-pikiran bagaimana cara menaklukan seorang Aldwin.

"Kamu sudah makan siang?" suara seseorang menyentak Kim dari lamunannya. Diangkatnya kepalanya dan senyumnya terbentuk saat menemukan Tante May berdiri di depannya.

"Sudah tante. Tante sudah?"

Tante May mengangguk dan mengelus rambut Kim lembut.

"Banyak makan ya, Kimmy. Kamu kurus sekali," kata Tante May. Kim membuang pandangannya dan mengangguk.

"Kamu sudah disini dari tadi?"

Kim mengangguk dan berdiri.

"Tapi aku belum bekerja sama sekali. Aku sedang bingung." Kim mendesah dengan dramatis di hadapan Tante May, membuat Tante May tertawa dan menanyakan penyebab keresahan Kim. Kim menimbang, ingin menceritakan pada Tante May tapi takut wanita baik itu menjadi menganggapnya aneh. Oh, Kim yang selama ini disayanginya seperti anak sendiri mencintai pembunuh orangtuanya. Tidak. Dia tidak ingin Tante May menjauhinya. Akhirnya, alih-alih bercerita, dia memilih untuk menanyakan sesuatu.

"Tante tau bagaimana cara merebut hati seorang pria, tidak?"

Tante May kali ini menatap Kim takjub dan menggelengkan kepalanya.

"Luar biasa, terkadang tante lupa kamu sudah berumur 23 tahun."

Kim merengek dan Tante May tertawa terbahak-bahak. Melihat ekspresi masam Kim, Tante May berusaha berhenti tertawa untuk menghormati Kim. Usaha yang cukup lama tentu, karena dia susah sekali berhenti tertawa.

"Siapa pria itu? Tian?"

Kali ini Kim mendengus.

"Tian sudah mempunyai kekasih."

"Oh ya? Tante tidak pernah lihat?"

"Tidak. Kekasihnya bekerja di Singapura. Tante, kembali ke pertanyaanku," rengek Kim.  Tante May terlihat diam untuk berpikir sejenak.

"Hmm... dengan masakan?" katanya ragu-ragu. Kim menggeleng frustasi.

"Aku sudah mencobanya. Nihil, tidak ada hasil."

"Berapa kali?"

"Baru satu kali." Kali ini, Tante May berdecak kesal. "Kamu ga berniat melakukan usaha setengah-setengah kan Kimmy? Baru satu kali saja sudah dikategorikan gagal. Begini, coba saja bawakan dia makan sering-sering. Layani dia, seperti ambilkan piring, nasi, dan lauk sesuai porsinya. Sediakan minum. Ambil tasnya sepulang dia kerja, lepaskan dasinya, siapkan air panas untuk mandi."

Kim terdiam dan merenung. Saran pertama tentu sudah dia lakukan beberapa hari lalu, tapi tampaknya makanannya tidak cukup membuat Aldwin terkesan. Ambil tas sepulang kerja? Uh-oh, maksudnya ambil pistolnya sepulang dia kerja? Lepaskan dasi? Nah, mungkin bisa Kim ganti dengan melepas kemeja dan celana Aldwin sebelum dia mandi. Wajah Kim merona membayangkan pikiran-pikiran nakal di dalam pikirannya.

"Kamu ga lagi mikir mesum kan?" tuduh Tante May. Kim menggeleng dan menjawab gelagapan.

"Nggak! Nggak!"

Tante May menatapnya penuh selidik dan Kim mati-matian memasang raut tenang untuk meyakinkan wanita itu. Setelah beberapa lama menatap Kim, wanita itu akhirnya mengalihkan tatapan dari Kim.

"Coba juga, kamu berikan perhatian lebih padanya. Pria itu diam-diam suka diperhatikan. Jangan berlebihan juga, jangan terlalu kentara," tambah Tante May. Kim mengangguk-angguk, mencatat semua saran tersebut dalam otaknya.

Gone Baby, Gone (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang