Chapter 15 : Astaroth's Feather, Hoya's Charm

607 68 67
                                    

'Bulu dari sayap mulia Astaroth, lambang kekuatan sang Strigoi terkuat kedua setelah Incubus King. Apa alasanmu memberikan ini pada Hoya?'





Happy Reading ^^





Hoya telah selesai dari kegiatan sekolahnya. Kini ia telah tiba di flat murah yang ia sewa sejak ia masuk SMA. Orangtuanya berada di Busan, membuat ia merelakan kebersamaan bersama keluarganya untuk hidup mandiri demi menyelesaikan pendidikannya.

Hoya menatap sekeliling, tak terasa 3 tahun ia menempati tempat ini. Dan..tak terasa hatinya menghilang dari tempat ini selama berbulan-bulan.

'Bogoshipda, chagi-ya..'

Hoya menghela nafas kembali, dan melangkah menuju kamarnya. Saat ia membuka pintu kamarnya, pandangannya langsung terfokus pada sesuatu di atas meja belajarnya.

Namja itu melangkahkan kakinya menuju meja itu, dan membulatkan matanya, "I-ini.. Bagaimana bisa-"

Ucapannya terhenti saat seseorang menelpon ke ponselnya, dan langsung mengangkat telpon itu saat melihat nama pemanggilnya.

"Yeobeoseyo hyung?"

"Ah Hoya-ah, kau sudah di rumah?"

"Eum aku baru saja sampai hyung, emm hyung..kenapa bulu ini bisa ada disini?"

Heechul tidak menjawab pertanyaan yang Hoya lontarkan padanya, hanya helaan nafas kemudian ia menyahutinya.

"Syukurlah kupikir ketinggalan di sekolah, dan..sebenarnya aku sudah menduganya kalau bulu Astaroth itu akan kembali padamu."

"Mwo?"

"Apa kau tinggal sendirian atau bersama orangtuamu? Bagaimana kalau kau menginap semalam disini?"

.
.
.

Disinilah Hoya berada, duduk di sofa milik Kim bersaudara. Ia tak menyangka, Woohyun bahkan tinggal bersama dengan mereka selama ini.

"Lama tidak bertemu ne? Silahkan." Ujar Han Geng ramah sembari menaruh teh untuk namja manis itu.

"Kamsahamnida hyung."

Han Geng mengangguk, "Kuharap kau tidak dalam keadaan terpaksa saat datang kemari, Hoya-ah." Ujar Han Geng yang tersenyum lembut pada teman adik kesayangannya ini.

Hoya menggeleng kikuk, "A-ah.. tidak hyung, aku tidak apa-apa.. Tapi.. sebenarnya ada apa hyungdeul?" Tanyanya menatap keempat namja disana.

"Hmmm, apa kau membawa bulu itu?" Tanya Heechul.

Hoya mengangguk, ia mengeluarkan bulu itu dari tas ranselnya, "Aku tidak menyangka, kenapa bulu ini berada di atas mejaku?"

Heechul menghela nafas, "Sayap Astaroth adalah lambang harga diri kebangsawanannya dan kekuatannya, ia dijuluki Prince of Hell karena kekuatan dan kelicikannya dalam mengelabui. Bangsawan Strigoi yang ditakuti setelah Incubus King, Lee Sungjong."

"Bulu-bulu sayapnya yang kuat adalah sumber kekuatan sekaligus pelindung sang Astaroth, bahkan hanya bisa ditebas jika katana milik Moroi dilapisi oleh Hex Blood, darah korban ritual kami yang telah dimantrai." (Baca chap 9^^)

"Pantas saja katanaku tidak mempan." Ucap Sunggyu kesal, kemudian Woohyun merangkul Moroi manis itu, menenangkan emosi sang Moroi.

"Hanya saja, ada satu hal yang mengganggu pikiranku dan Han-ie.." Heechul menatap Han Geng, dan diangguki oleh suaminya untuk meyakini Heechul menjelaskan pada Hoya.

"Kenapa..ia mencabut bulu sayapnya? Seolah ia menyerah dengan kebangsawanannya dan.. memilih mati untuk melindungimu.." Woohyun, Sunggyu, dan Hoya membulatkan matanya mendengar penuturan sang Moroi Assassin itu.

[WooGyu] The DaywalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang