PROLOG [REVISITED]

1.8K 50 2
                                    

Jakarta, satu tahun silam....

Deru asap knalpot motor ninja berwarna merah yang membumbung tinggi di udara, adalah pemandangan yang menjadi perhatian beberapa siswi SMA Purnama. Sebab, sang empunya kuda besi memiliki paras ganteng blasteran Australia meski garis wajahnya terkesan jutek. Setelah memarkirkan motor dan melepas helm full face-nya, ia melirik jam tangannya sejenak.

Pukul 06.30, masih ada kesempatan untuk cabut sebelum upacara bendera di mulai. Cowok bermata cokelat itu pun kemudian beranjak menuju  taman sekolah, menyusul kedua orang temannya yang sudah menunggu di sana.

Nama cowok bermata cokelat dengan alis tebal itu; Samuel Leonard. Kapten tim basket SMA Purnama; White Eagles. Keahliannya bermain basket berhasil mengharumkan nama sekolah dan memenangkan berbagai tingkat turnamen. Tidak heran, kalau banyak cewek yang menjadi fansnya bahkan mengiriminya banyak surat cinta.

Sambil melirik ke meja piket di depan ruang BK yang kosong, ia berlari cepat sebelum Bu Anindya, guru BK killer menangkap basah aksinya.

Malangnya, Samuel justru menabrak seorang cewek yang terburu-buru membawa akuarium berisi belasan ekor kodok saat tengah melewati koridor gedung A. Ia lantas menepuk dahi dan mengumpat marah.

"Sial, gara-gara lo seragam gue jadi bau anyir nih...mana kodoknya pada lompat semua disini. Geli sumpah, lo harus tanggung jawab cuciin seragam gue!"

Cewek yang memakai jas lab itu, jelas saja naik darah sebab Samuel sudah memecahkan akuariumnya.

"Heh, mestinya gue yang marah sama lo! Gantiin tuh, akuarium lab biologi yang pecah terus tangkapin semua kodoknya. Gue bakal laporin lo sama Bu Lia, karena lo udah merusak properti sekolah dan bikin praktikum hari ini akan ditunda lagi besok."

"Dih, itu sih tanggung jawab elo, cewek culun! Gue kan enggak sengaja, siapa suruh lo lewat koridor sambil bawa akuarium dan tali sepatu lo juga enggak diikat. Lo yang ceroboh, bukan gue..."

"Pokoknya, tetap elo yang salah! Dasar cowok sombong, mentang-mentang ganteng terus lo pikir gue bakal maafin gitu aja? No way!"

Keributan mereka mengundang kehadiran Bu Anindya yang rupanya sedang berpatroli dari kelas ke kelas untuk mengumpulkan semua murid ke lapangan upacara. Beliau menghampiri keduanya seraya berteriak kecil, sebab seekor kodok melompat di dekat kakinya.

"Samuel Leonard, Samantha Veronica! Kenapa koridor sekolah bisa jadi kotor dan berantakan seperti ini? Astaga, seragam kalian juga bau sekali... Sebentar lagi upacara mau di mulai dan kalian akan berbaris di lapangan dengan tampilan begini?"

"Ini semua ulah Samuel Bu, kalau dia enggak nabrak saya pasti akuarium dan kodoknya masih selamat. Tapi, malah saya yang disalahin. Dia juga enggak minta maaf sama saya."

Samantha--cewek berjas lab tadi langsung memberi tudingan pada Samuel, merasa bahwa cowok itu pantas mendapat pelajaran. Biarin aja, hitung-hitung sebagai ganti rugi  karena dia udah bersikap kasar sama gue.." batinnya seraya mendelik sebal ke arah cowok  berambut hitam itu.

"Ng...enggak kok, Bu! Saya cuma kaget aja karena nabrak dia,  lagian saya enggak ada uang buat ganti akuariumnya. Juga, saya geli sama kodok. Jadi, mana mungkin saya harus tangkap satu per satu..."

Samuel beralasan sambil terkekeh, namun tak mempan bagi Bu Anindya untuk memaklumi perbuatannya. Beliau menambahi hukuman cowok itu dengan lari jongkok keliling lapangan sebab mencoba membolos lagi saat upacara bendera dan juga ia harus meminjam uang kas kelas untuk membeli akuarium serta menangkap kodok di kolam taman sekolah.

Samantha tersenyum puas sebab Samuel tak bisa lagi berkilah, cewek itu merasa hukuman yang diterima Samuel sudah impas dengan kesalahannya.

Samuel baru tahu lewat Dean, bahwa Samantha yang akrab disapa Vero oleh teman-temannya adalah siswi berprestasi di SMA Purnama. Pantas, dia bisa dengan mudah mengadu dan mencari muka dengan guru. Sedang Samantha mengenal Samuel, sebagai sosok point guard White Eagles dari pacarnya. Tetap saja, dimatanya cowok itu adalah sosok sombong, jutek dan menyebalkan.

Semenjak insiden kodok itu, keduanya selalu bertemu dalam sebuah masalah. Mulai dari berebut parkiran, berdesakan saat mengantre nasi goreng Bang Darwis di kantin, hingga bersaing untuk datang lebih pagi ke sekolah supaya bisa lebih dulu mengumpulkan tugas karya tulis ke laboratorium bahasa. Tidak heran, jika Samuel menganggap Samantha sebagai rival sementara Samantha menandai cewek  itu sebagai musuhnya.

Hi readers, gimana bagian Prolog dari Samuel and Samantha? Bikin kepo nggak sama kelanjutannya? Hehe. Jangan lupa vote dan comment ya guys 🥰

P.S. : cover cerita ini dibuat sama @kontradiktif

SAMUEL AND SAMANTHA  : TROUBLE COUPLE SERIES 0.1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang