Chapter 25: It's Like That (part 2)

1.2K 22 0
                                    

"Hey!" sapa seseorang.

Masih dalam keadaan menelepon, aku mendongak untuk melihat orang tersebut...

"Teman ku suka dengan mu dan menginginkan nomor telepon mu, bolehkah aku tahu nomor mu?" tanyanya.

Aku terkejut dan malu. Baru kali ini ada laki-laki yang meminta nomor telepon karena suka dengan ku. Sebelumnya teman sekelasku hanya meminta nomor telepon ku untuk bermain game online.

Aku melihat ia tersipu malu karena sorak-sorai teman-teman dibelakangnya. Dalam hati aku bertanya-tanya apa yang sebenarnya ia mau dariku.

"Maaf, aku sudah ada yang punya" jawabku dengan sopan.

Dalah hati aku berkata bahwa aku adalah pria yang kuat. Aku beranjak dari tempat duduk. Aku masih terkejut. Aku tidak pandai dalam hal menolak orang lain. Aku tidak melihat mereka walaupun mereka membicarakan aku dan mereka mengolok-olok temannya yang barusan ngobrol dengan ku itu.

Oke oke, aku harus membiasakan diri.

...

Di hari pertama ini aku cukup kelelahan. Aku ingin menangis saking capeknya.

Kini aku ada di sebuah meeting. Senior mengajarkan kami cara untuk selamat dari pelajaran-pelajaran kami, apa seragam yang pantas untuk dikenakan, mereka juga memberi selamat kepada ku karena aku menjadi juara ke 3 dan meraih beberapa penghargaan.

Aku selalu mengecek hp ku. Aku tidak ingin membuat P'Pha menunggu terlalu lama.

Setelah pertemuan selesai E-Mon menyambut kami.

"Ayo kita makan es krim.." kata E-Mon.

"Uhm..." jawabku ragu.

Aku ingin menolak ajakannya. Tapi mereka menyeretku ke toko es krim. Aku akan menelpon P'Pha nanti pikirku.

"Oh Tuhan ku"

"Astaga"

Mereka meneriakan berbagai macam pujian karena terkejut. Aku melihat ke depan untuk melihat apa yang dilihat oleh mereka.

"Shit!"

Moon Kampus tahun lalu dan Moon Kampus tahun ini sedang berdiri dan menunggu di depan gedung fakultas sains. Menurutmu siapa yang sebenarnya mereka tunggu? Tidak lain dan tidak bukan itu aku.

"Hey jalang E-Yo, kedua duanya? Benarkah? Tidak cukup hanya dengan satu orang?" E-Fat bertanya dengan semangat.

Aku tidak lagi perduli dengan pertanyaannya. Aku melambaikan tangan dan melangkah pergi.

"Aku yang berikutnya" canda E-Fat.

"Ini dia!" kata E-Mon dengan antusias.

"Apakah kamu akan membeli salah satunya? Apapun yang terjadi ini semua akan baik-baik saja" lanjut E-Mon.

Dasar orang-orang gila, haha.

"Sampai jumpa besok" kata ku pada ke empat temanku itu.

Aku mendekati dua Moon Kampus itu. Sepertinya mereka tidak saling berbicara. Ming lalu tersenyum dan P'Pha pun tersenyum.

"Apa yang kalian lakukan di sini pada saat yang bersamaan? Apa kalian ingin menyerang gedung fakultasku?" canda ku kepada mereka.

Kami saling berpandangan.

"Kami sudah punya rencana berdua" P'Pha memulai permbicaraan. Ia tidak ingin pergi bersama Ming.

"Aku tidak punya rencana, namun jika kau [Yo] pergi aku akan ikut pergi bersama mu" kata Ming. Tampaknya ia sudah mantap dengan keputusannya itu.

"Apa maksud mu?" tanya ku pada Ming.

Ming menunduk dan berbisik kepada ku, di saat yang bersamaan P'Pha melihat dengan seksama ke arah kami.

"Apakah benar dia sudah menjadi pacarmu?" bisik Ming.

Lagi-lagi aku tidak tahu harus berkata apa.

"Jika ia ingin menjadi pacarmu, maka ia membutuhkan persetujuan ku" kata Ming dengan keras.

"Bagaimana caranya agar kau setuju?" tanya P'Pha.

"Aku tidak tahu, tapi tahukah kamu dia menunggu mu untuk waktu yang lama. Bahkan sampai saat ini aku masih memperingati dia tentang kau" kata Ming dengan nada marah. "Oh ya, Yo berkata aku boleh ikut dengan kalian" lanjut Ming.

Aku tidak pernah berkata itu padanya!!!!

"Oke" jawab P'Pha datar. Ia hanya mengangkat bahunya dan membawakan tas ku walaupun semua orang melihat ke arah kami saat ini.

"Sekarang kamu akan ikut dengan siapa?" tanya Ming kepada ku.

Sial ada dua mobil! P'Pha melihat ke arahku dan menunggu jawabanku.

"P'Pha aku akan naik mobil bersama Ming" jawab ku perlahan.

P'Pha melihatku dan tersenyum. Ia mendekatiku dan memainkan rambutku.

"Apapun yang kau inginkan sayang"

Aku melihat ke arah teman-teman Fairy Angels ku. Mereka pasti sedang memikirkan novel yang akan mereka buat. Novel tentang percintaan segitiga ini "Dua Moon Kampus yang memperebutkan Moon Fakultas Sains".

Ming sialan. Di dalam mobilnya pun hanya berisi cokelat KitKat, aku muak melihatnya.

"Tes pertama.. ia lolos" Ming memulai pembicaraan.

"Tes apa yang kamu maksud?" keluh ku sambil menggerutu, kini mobil kami mengikuti mobil P'Pha.

"Ia terlihat tidak kecewa dengan keputusanmu dan dia bersedia mengikuti keputusanmu, dia juga tidak terlihat cemburu" kata Ming panjang lebar.

"Ai'Ming sudah hentikan permainanmu ini... dia pacarku" protesku.

"Diam kau! Suasana hatiku sedang buruk dan lagi kau telah memiliki pacar" gerutunya.

"Hah!" kataku kaget namun bangga.

"Kisah cintaku tidak sebagus kamu" lanjutnya.

"Kenapa?" tanyaku.

"Aku menemaninya semalam.." Ming lanjut bercerita.

"Ada apa?" tanya ku lagi.

"Hmmm kamu berbeda dengan P'Kit..." ujarnya.

"Oho, kenapa kau membandingkannya denganku?" tanyaku.

"Dia tidak mudah jatuh cinta seperti mu, dia keras kepala dan mudah sekali marah" cerita Ming.

"Jadi kamu ingin menyerah saja?" godaku.

"Tidak, jelas tidak" jawab Ming mantap.

Anehnya kamu malah menganggu P'Pha bukannya malah mengejar P'Kit.

...

(end of part 2)

If you like this story, please kindly click the star and leave some comments. I'll appreciate it.

Cheers,
Dimas

2 Moons Book 2 (translate in Bahasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang