"Apakah P'Kit dan P'Beam benar-benar berpacaran?" tanya ku.
Ia menaruh catatan yang ia baca lalu melihat sekeliling.
"Aku juga tidak tahu" jawabnya.
"Kenapaaa?" tanya ku penasaran.
"Aku juga bingung, aku sempat berbicara dengan Beam sebelum kembali dari sana" terang P'Pha.
"Apa yang dia katakan?" tanya ku. Jawabannya itu membuat hatiku sesak.
"Ketika aku jawab kamu tidak boleh bilang ini pada sahabatmu itu" katanya.
"Tidak bisakah aku mengatakannya pada Ming?" tanya ku.
"Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja" kata P'Pha.
Karena wajahnya itu aku semakin jatuh cinta padanya. Kini aku menutup kedua mataku. Namun dia tetap menatap ku.
"Apakah benar kamu geli jika aku mengeliki bagian pahamu?" tanyanya.
Hentikan itu! Jangan coba-coba untuk mengetahuinya. Itu tidak lucu.
Ia mencoba untuk memegang kakiku. Aku mencoba untuk menghindar darinya namun tidak terlalu jauh karena kasur ku terlalu kecil.
"Aku akan berusaha" katanya genit.
"Jangan coba-coba! Tidakkah kamu bisa melihat bahwa aku tidak bisa berkutik darimu?" kataku.
Aku meremas kepalanya yang lemah untuk menghentikannya tapi tidak berhasil. Kini aku merasakan tangannya sudah berada di antara pahaku.
"Sialan kau! Jangan pegang itu" kataku kaget.
"Wow bulu kudukmu berdiri sayang ahahahaha" katanya sambil tertawa.
Ia meraih tanganku dan wajahnya mendekat.
Mengapa aku sangat ingin dia berada di atas kasur dari saat kita ada di pantai dulu?
"Oho, tidakkah kamu ingin melakukan apapun?"
Aku ingin kamu menyentuh tubuhku hihihihi.
Aku takut dia mengejarku hanya untuk melecehkan aku. Namun dia hanya terbaring di sampingku dan menatapku. Ku akui, jika orang lain yang bersamaku sekarang aku tidak akan merasakannya. Tapi karena dia yang bersamaku... kamu tahu bawah dia seperti dewa? Sangat tampan, wajahnya halus dengan alisnya yang memukau.
Semua orang pasti cemburu melihat tingkahnya sekarang.
Aku juga menatapnya seperti ia menatapku saat ini.
"Dapatkah kamu memuaskan ku? Sebelum aku pergi kembali ke kamarku?" tanyanya.
"Yang mana yang kamu mau? Mainan one piece?" tanya ku.
Aku mencoba merubah topik pembicaraan tapi aku menjatuhkan mainan ku ke lantai ketika ia mulai memeluk ku.
"P'Pha apa yang kau inginkan? Aaaahhhh uuhhhh" jawabku dengan terengah.
"Kamulah satu-satunya mainan yang aku perlukan di atas kasurku. Kamu mengerti?" godanya.
"Tidak" jawabku sambil mencoba bertahan dari godaannya.
"Ahhh itu" ia tiba-tiba sudah berada di atas ku. Mukanya kini tepat di atas mukaku.
Kenapa? kamu tidak bisa menciumku? Kamu baru saja melakukannya.
"Bolehkah aku menciummu?" pintanya.
Dia segera mencium leherku setelah bertanya. Ia mencium leherku, menciumnya lagi, dan lagi berulang kali ia lakukan. Aku tahu mukaku sekarang memerah karena perbuatannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Moons Book 2 (translate in Bahasa)
RomansaCerita tentang mahasiswa sains, Wayo yang diam-diam mencintai seniornya ketika SMA, Phana. Mereka bertemu kembali di universitas X. Tanpa disadari Wayo, Phana pun telah lama suka kepadanya. Kini mereka menjalani hari-hari sebagai sepasang kekasih. S...