"Oke... maaf aku lupa, aku pergi ke sana sekarang.. hah? Siapa namanya? Moo Wan?!" jawab Ming saat mengangkat teleponnya.
Dia lagi. Mantannya lagi? Dialah alasan kenapa Ming akhir-akhir ini tidak banyak bicara.
"Di fakultas? Tunggu di sana aku akan ke sana oke" jawabnya lagi.
Dia menutup teleponnya lalu melihat ke arahku.
"Aku frustasi" katanya sambil memegang kepala.
"Kenapa?" tanyaku penasaran.
"Moo Wan datang untuk menemuiku" jawabnya.
"Apa?" tanyaku.
"Dia sedang menungguku di fakultasku" jawabnya.
"Apa kamu berencana bertemu dengannya sekarang?" tanyaku.
"Tidak.." jawabnya.
"Oh... kalau begitu kamu tidak perlu menemui wanita itu" saranku.
"Aku masih harus ikut pemotretan untuk PR kampus dan aku sudah telat" katanya.
Dia terlihat sangat malas. Dia merangkul pundaku.
"Yo, aku cinta kamu"
Saat dia berkata itu aku merasa itu berbeda dengan apa yang diucapkan P'Pha dan tentu saja Ming tidak mengatakan itu seperti layaknya kita berpacaran, pasti ada maunya.
"Ikut denganku ke gedung teknik, please..."
...
Aku tidak tahu kenapa aku harus ikut. Ketika aku turun dari mobil Ming aku melihat wanita itu melambaikan tangannya ke arah kami. Moo Wan terlihat cantik. Di sekolah katolik tempat di mana dia dulu sekolah sangat konservatif namun ketika kuliah dia berbeda, dia bisa mengenakan rok pendek. Karena itu dia jadi terlihat sexy.
Hampir semua mahasiswa teknik di sini melihat ke arahnya.
Tapi tidak dengan Ming. Dia melihat Moo Wan sebagai masalah. Moo Wan masih memiliki perasaan pada Ming sedangkan temanku itu malah stres karenanya.
"Mengapa kamu tidak bilang sebelumnya bahwa kamu akan ke sini?" tanya Ming.
"Aku mau menginap di rumah temanku di dekat sini jadi aku memutuskan untuk mampir ke sini" jawab Moo Wan.
"Kamu sudah kenal dengan Yo kan?" tanya Ming.
Kalau aku sih kenal dengannya.
"Wow Yo, aku tidak tahu bahwa itu kau. Kamu terlihat tampan" kata Moo Wan.
Dia melihat aku dari ujung kepala hingga ujung kaki dan dia terkejut dengan perubahanku.
Aku hanya tersenyum padanya.
"Sekarang kamu diam di dekat Ai'Yo, aku masih ada urusan. Aku masih harus ikut pemotretan untuk PR kampus" kata Ming.
Sekarang aku tahu kenapa aku harus ikut dengannya.
Aku akan minta ditraktir Shabu-shabu nanti!!!
"Tidak bisakah aku ikut ke dalam? Aku ingin melihat pemotretanmu" pintanya.
Moo Wan merangkul tangan Ming. Tampaknya Ming tidak punya pilihan.
"Oke, kamu boleh ikut dengan ku tapi aku tidak tahu kapan selesainya" kata Ming.
"Oke, oke nanti sekalian makan malam denganku ya?" pintanya lagi.
"Oke..." jawab Ming.
"Deal ya" kata Moo Wan.
Moo Wan merangkul tangan Ming sembari berjalan di sampingnya. Aku mengikuti mereka dari belakang. Semua anak teknik yang kami lewati melihat ke arah Moo Wan.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Moons Book 2 (translate in Bahasa)
RomantizmCerita tentang mahasiswa sains, Wayo yang diam-diam mencintai seniornya ketika SMA, Phana. Mereka bertemu kembali di universitas X. Tanpa disadari Wayo, Phana pun telah lama suka kepadanya. Kini mereka menjalani hari-hari sebagai sepasang kekasih. S...