Chapter 32: All I've Ever Wanted (part 1)

453 18 5
                                    

<Kit's POV>

Sudah berapa hari ini dia tidak menghubungiku?

Tunggu-tunggu, aku tidak menkhawatirkannya. Aku merasa aku tidak perlu seperti itu. Aku mungkin tidak ada di pikirannya karena untuk beberapa kasus pria seperti ku mudah untuk dilupakan. Sebenarnya aku juga tidak perlu memikirkan apa yang sedang dia lakukan saat ini.

Tapi kenapa dia tidak membalas line-ku? Ketika itu adalah semua hal yang aku inginkan!

Ayolah. Aku tidak sedang memikirkan hal ini. Janji. Tapi kenapa aku malah memikirkan dengan siapa dia saat ini, apakah dia sedang dengan pria atau dengan wanita?

Hentikan Kit!

Ini semua karena ulahnya! Setelah dia menciumku, kini dia tiba-tiba menghilang!

Walaupun aku menyuruhnya untuk tidak menggangguku tapi aku tidak mengharapkan dia menghilang seperti ini.

Ini sangat salah!

Setelah ia mencuri ciumanku malam itu, dia seperti menghilang dari pandanganku. Kenapa aku terpengaruh sebanyak ini karena hal itu? Kenapa aku masih merasakan rasa bibirnya bahkan setelah dia menghilang? Padahal aku telah melakukan banyak hal... memakan makan malamku.. menyikat gigiku... bahkan aku sudah memakai leap balm tapi tetap aku masih merasakan rasanya.

Huuuhhhh.

Aku bernapas terlalu kencang saat membaca catatan kuliahku. Aku dapat melihat salah satu temanku yang ganteng itu sedang berada di atas kasur merawat istrinya.

Aku dan Beam tidak ingin mengganggu mereka karena kami sekarang sedang menumpang belajar di kamar Nong Yo. Kenapa kami di sini? Begini kisahnya... biasanya jika kami akan ujian kami akan belajar di kamar P'Pha... kalian pasti tahu lelaki seperti apa P'Pha itu. Dia tidak butuh belajar atau mengulang pelajaran yang tadi. Dia sering kali main video games ketika kami belajar di kamarnya. Oleh karena itu kami biasanya bersamanya karena ketika kami ada pertanyaan dia akan langsung menjawabnya.

Tapi kini dia sudah punya pacar. Dia tidak lagi bermain video games. Dia lebih senang bermain dengan pacarnya di atas kasur. Jadi di sinilah kami, di kamar Nong Yo. Kami tidak punya pilihan, kami harus mentolerir kelakuan mereka berdua. Ini semua kami lakukan karena Pha bisa memberikan kami penjelasanya yang tepat atas pertanyaan-pertanyaan kami. Jadi kami sangat membutuhkannya.

"Apa yang terjadi kepadamu? Tampaknya kamu senang sekali" Ai'Pha bersikeras menanyaiku.

Beam membaca catatannya tapi dia juga memperhatikan pertanyaan Pha itu.

"Senang palelu!" teriakku.

Nong Yo berjalan ke arah kasurnya dan dengan perlahan membaca Manga karena dia tidak ingin mengganggu kami. Tapi P'Pha tidak tinggal diam, dia mulai menganggu Nong Yo.

Jika aku dan Beam tidak ada di sini, Wayo sudah dipastikan 'habis' oleh Pha. Tapi karena kami ada di sini, dia tidak bisa melakukannya. Pha hanya duduk di kasur, mencoleknya lalu menarik badannya. Yo akhirnya marah dan menyuruhnya untuk belajar bersama aku dan Beam tapi tentu saja dia tidak akan menghentikan perbuatanya itu.

Aku pikir mungkin dia sangat mencintai Nong Yo.

Jika dia tidak mengetahui bahwa Yo dan Wayo adalah orang yang sama, apa yang akan dia lakukan sekarang?

Tunggu, kami besok ada ujian. Apa aku sudah belajar dengan baik?

"Uyyyy... " goda Pha kepada Wayo.

"Hentikan! Sudah belajar sana!" kata Wayo

"Ga mau! Aku ingin diam di dekatmu... berkata manislah seperti waktu itu lagi.. aku suka itu..." kata Pha.

Aku masih bisa belajar bahkan ketika mereka berisik sekalipun. Tapi terkadang aku ingin juga bergosip dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Dapatkah kamu menyalahkanku? Aku tidak pernah melihat Pha seperti ini.

2 Moons Book 2 (translate in Bahasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang