"Ya mereka ada di apartemenku... ke sini saja jika kamu mau..." kata Yo.
Aku tidak mengerti semua perkataan yang diucapkan Pha dan Beam tapi aku dapat mendengar dengan jelas semua percakapan Yo.
"Kamu tidak ingin ke sini? oke oke, apa kamu tidak apa-apa?" kata Yo lagi.
Akhirnya dia menutup teleponnya. Tapi pikiranku masih melayang-layang.
Akhirnya kami selesai mempelajari ulang semua materi untuk ujian besok. Yo mengantarkan kami ke parkiran sedangkan Pha lebih memilih mandi. Mungkin dia sedang mempersiapkan waktu 'kelonan' dengan Yo.
Aku hari ini membawa mobil sendiri. Beam pergi terlebih dahulu karena dia bilang dia mengantuk.
"P'Kit"
Yo memanggilku sebelum aku masuk ke dalam mobilku.
"Ada apa?" kataku.
"Uhmmm... Ming sedang bersedih dan setres karena masa lalunya.." katanya.
"Setres?" kataku kebingungan.
"Semenjak aku berteman dengannya, dia tidak pernah memiliki hubungan yang serius dengan seorang wanita dan kini dia terlihat sangat kecewa karenanya. Dia kehilangan kepercayaan dirinya dan dia tampaknya tidak ada gairah untuk menjalani hidup walau sebenarnya aku tidak yakin juga. Dia bahkan bilang dia telah melakukan hal yang salah sehingga takut berada di dekatmu atau bahkan berbicara dengan mu... aku khawatir dengan keadaan temanku itu P" kata Yo.
Aku merasa sesak mendengar penjelasannya.
"Dapatkah kamu membantuku P?" tanya Yo.
"Bantuan seperti apa?" tanyaku balik.
"Bisakah kamu berbicara dengan temanku itu? Dia takut berbicara denganmu dan dia tidak tahu apa yang ada dipikiranmu. Tampaknya dia sudah tidak dapat berpikir dengan jernih lagi" katanya.
Aku tersenyum mendengar perkataan Wayo.
"Dia takut kepadaku hah jadi harus aku yang duluan berbicara denganya?" kataku.
"Maafkan aku P. Hati-hati di jalan..." katanya.
"Aku juga minta maaf, kami seharusnya tidak mengganggumu malam ini" kataku.
"Tidak apa P, aku baik-baik saja karena jika tidak ada kalian di sana mungkin si raksasa itu sudah memperkosaku" canda Wayo.
Dia imut sekali.
Aku tidak bisa mengalihkan pikiranku dari Ming ketika aku menyetir terburu-buru seperti ini.
KAMU TAKUT KEPADA KU HAH? SILAHKAN SAJA DAN JANGAN HUBUNGI AKU SELAMANYA!!!
Dia yang terlebih dahulu menjauh dariku lalu kenapa harus aku terlebih dahulu yang mengajaknya bicara? Sejak kapan menjadi seperti itu, dia juga yang telah mencuri ciumanku.
Moon kampus sebelumnya tidak pernah membuatku kerepotan seperti ini sedangkan moon kampus yang sekarang malah membuatku hampir gila.
Aku larut terlalu dalam untuk masalah ini.
Saat aku memikirkan dia dan aku hampir saja sampai di apartemenku. Aku melihat Ming Kwan! Dia sedang membawa es krim dan berjalan di depan apartemenku.
Aku tidak tahu harus berbuat apa. Dia mengetok kaca mobilku.. akankah aku buka? Tapi akhirnya aku buka juga.
Aku hanya memperhatikannya dan tidak bergerak satu centi pun.
Aku sudah lama tidak melihat dia. Tidak ada orang yang lebih tampan darinya... eh kenapa aku malah memperhatikan dia?
Jantungku mulai berdegup kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Moons Book 2 (translate in Bahasa)
DragosteCerita tentang mahasiswa sains, Wayo yang diam-diam mencintai seniornya ketika SMA, Phana. Mereka bertemu kembali di universitas X. Tanpa disadari Wayo, Phana pun telah lama suka kepadanya. Kini mereka menjalani hari-hari sebagai sepasang kekasih. S...