<Kit's POV>
"Apa yang barusan kamu bilang?"
"Aku mendengar apa yang barusan kamu bilang."
"Ngent*t! ga lucu!"
Aku marah. Aku ingin sekali memukul Ai'Beam.
"HAHAHAHA... Ai'Pha lihat mukanya.. oho!" sahut Beam.
Dia tertawa puas.
"Hei, Aku juga mendapatkan banyak masalah dengan berpura-pura seperti itu" katanya.
"Bangsat!" umpatku.
Aku bisa saja memukul Beam tapi Pha menahan dan menenangkanku.
"Kenapa kamu lakukan itu Beam? Aku dibuat gila karena ulah mu!" kataku.
"Aku melakukan itu karena aku sangat ingin melindungimu, teman" katanya.
"Kenapa kamu melakukan itu?" tanyaku.
"Karena dia playboy aku ingin mengerjainya" kata Beam.
"Gila!!!" teriakku.
Aku masih marah dengan sahabatku itu.
"Maafkan aku Kit! Aku tidak akan mengulanginya lagi, janji" katanya. Dia meminta maaf dan terlihat menyesal, lalu dia berkata "Aku hanya... aku mencintaimu Kit hanya sebagai sahabat."
[DIMAS: sahabat? YAYAYA BEAM... you said so...]
"Pha! Apa kamu juga terlibat dengan rencannya itu?" tanyaku kepada Pha.
Aku kini melihat ke arah Pha.
"Oh tidak tidak, aku hanya berbicara dengan pacarku" jawabnya.
Dia sedang memainkan HP-nya.
"Bagaimana aku tahu kamu tidak berbohong? Ahhh ini semua terlalu kacau" kataku.
" 'Aku suka kamu, apapun yang terjadi kepadamu aku selalu ada untuk kamu' " kata Beam lalu dia melanjutkan "Jika hal itu dikatakan oleh Pha, apakah kamu akan marah-marah seperti ini?" goda Beam.
Dia masih bercanda mengenai hal itu, dia pikir itu lucu?
Aku pukul kepalanya dengan sendok.
"Hentikan Beam, ga lucu!" kataku.
"Aku pikir kamu tetap harus berpura-pura sebagai pacarku, terutama saat di depan Ming" kata Beam. Lalu ia berkata lagi "Ketika kamu ingin mengelabui seseorang, kamu juga harus mengelabui orang-orang di sekitarmu, itulah yang aku pikirkan saat di Starbucks"
"Aku tidak perduli dengan rencamu! Itu tidak lucu!" teriakku.
Aku masih marah dengan Beam.
"Sawadee Pha?" sapa Beam kepada Pha.
Tiba-tiba saja Pha berkata "Yo bilang Ming pergi entah kemana tampaknya ia ingin bunuh diri!"
"Ai'Pha jangan bercanda sepeti itu, tidak baik!" kataku.
"Maafkan aku, tapi lihat dirimu, semua terlihat dari wajahmu dan kamu telah mengakui juga kepada Beam bahwa masalahmu itu sebenarnya adalah Moon Kampus itu" kata Pha.
Aku tidak bisa bernafas. Aku tidak bisa menarik kembali semua kata-kataku, sial.
"Shit!" tiba-tiba Beam berteriak.
"Ada apa?" tanyaku.
"Dia di sini" kata Beam.
Aku melihat apa yang membuatnya terkejut, dia di sini. Dia memasu dan duduk di bar dengan muka bersedih. Aku bisa saja bersembunyi tapi dia tidak melihat kami seakan kami tidak terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Moons Book 2 (translate in Bahasa)
Storie d'amoreCerita tentang mahasiswa sains, Wayo yang diam-diam mencintai seniornya ketika SMA, Phana. Mereka bertemu kembali di universitas X. Tanpa disadari Wayo, Phana pun telah lama suka kepadanya. Kini mereka menjalani hari-hari sebagai sepasang kekasih. S...