Chapter 27: Touch My Body (part 1)

555 18 0
                                    

<Wayo's POV>

"Ada perlu ke apartemen Beam dan Kit, apakah boleh?"

Itu line dari P'Pha dan aku membalasnya dengan emoji "okay" namun itu hampir satu jam yang lalu. Sampai saat ini dia masih belum kembali. Tapi aku tidak menunggunya, aku hanya senang memikirkan dia ketika dia tidak ada di sini, aku benar-benar tidak menunggunya oke? Eh apa sebenarnya aku menunggunya ya?

Aku tidur-tiduran di atas kasur sambil membaca manga dan bermain minifigure one piece ketika menunggunya. Aku seharusnya belajar setelah kuliah tapi kuliah hari ini cukup lama. Aku rasa aku masih bisa istirahat sebentar.

Istirahat ini kurasa bagus terutama ketika ada orang yang mengetuk pintuku dalam keadaan terlihat berantakan.

Ming, aku tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah kami makan malam.

"Dari mana saja kamu?" tanya ku pada Ming.

Dia tidak menjawab. Dia hanya masuk dan melewatiku. Dia langsung merebahkan dirinya di kasur ku. Ada sesuatu yang tidak beres dengannya.

"Apa masalah mu? P'Kit?" tebak ku.

"Uhmmm.." jawabnya lemas.

"Apa masalahnya?" tanya ku lagi.

"Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, aku tidak tahu apa yang sekarang aku rasakan" jawabnya.

"Bicaralah padaku" kata ku.

Aku menarik badannya yang sedang tengkurap untuk melihat wajahnya. Wajahnya terlihat sedih dan tidak semangat.

"Aku tadi pergi ke apartemennya dan P'Pha juga ada di sana" terangnya.

"Lalu?" tanya ku penasaran.

"P'Beam bilang dia berpacaran dengan P'Kit" dia melanjutkan bicaranya.

"HAHHHH!!?" teriak ku, mungkin P'Pring mendengar suaraku ini dari kamarnya.

"Tidak mungkin" kataku.

"Aku tahu tapi aku bingung" katanya.

Dia berbaring lagi di tempat tidurku.

"Mungkin mereka sedang bercanda dengan mu, kau tahu mereka berteman baik kan" kata ku.

"Tapi mereka berpacaran!!" teriaknya. Lalu ia lanjut berbicara "Kami sebelumnya membicarakan tentang hubungan kami dan ku pikir dia ada rasa dengan ku atau sebenarnya aku aja yang ke-Ge-er-an, Ai'Yo?"

"Tenang dulu Ai'Ming" kata ku.

"Tenang? Tapi bagaimana dengan rasa sakit ini?" tanyanya.

Aku juga tidak begitu mengerti akan hal ini. Aku bahkan tidak tahu apa yang bisa aku lakukan untuknya. Aku hanya mencoba menenangkannya karena dia terlihat sedang bermasalah. Teman ku ini terlihat sangat terluka dan bingung.

"Mungkin ini KARMA atas apa yang aku kulakuan dengan mantan-mantanku yang telah aku tinggalkan" terangnya.

Aku bergumam "Mmm..." aku tak tahu harus berkata apa.

"P'Pha sejak tadi menemaniku. Aku pergi saja kalo gitu. Nanti jangan lupa telepon aku oke?" kata Ming.

"Kamu mau pergi ke mana?" tanya ku.

"Aku mau minum-minum" jawabnya.

"Aku ikut dengan mu" kata ku karena aku khawatir.

"Tidak, Aku akan minum dengan teman-teman ku anak Teknik. Jika kamu ikut mereka akan memperkosa mu, emang kamu tidak takut?" kata Ming.

Aku hanya terdiam karena perkataannya. Aku masih ingat teman-teman tekniknya saat kompetisi lalu. Mereka mengerikan.

Tiba-tiba P'Pha masuk kamar.

"Apakah kamu baik-baik saja Ming?" tanya P'Pha.

"Aku tidak tahu..." jawab Ming sambil mengangkat bahu. Ming pun lanjut berbicara "Kamu jaga sahabat ku ini baik-baik ya. Oh ya dia memiliki kelemahan di sekitar pahanya"

"Ai'Ming diam!!!" teriak ku mencoba menahannya untuk tidak berbicara.

"Aku pergi" kata Ming.

Sebelum pergi dia berpamitan. P'Pha terlihat sedikit sedih ketika melihat Ming keluar dari pintu.

Kini kami hanya tinggal berdua. Dia menatapku dan aku menatapnya balik.

"Apa hal pertama yang harus ku ketahui? Bagaimana Ming bisa mengetahui kelemahanmu atau apakah benar yang dikatajannya tentang kelemahanmu?" tanyanya.

Dia duduk di samping ku.

"Dia tahu pas kami di acara perkemahan sekolah" jawab ku. Aku berkata "Aku khawatir akan Ming." Aku menoleh untuk melihat P'Pha.

"Benarkah? Kamu hanya mengkhawatirkannya?" tanya P'Pha.

Kini wajah kami sudah sejajar.

"Ya aku mengkhawatirkannya" jawab ku.

Aku mendorong wajahnya. Wajahnya itu seperti ingin "memakan" ku hidup-hidup.

"Oho.. mengapa kau takut padaku?" tanya P'Pha sambil tertawa.

"Lihat wajahmu yang menakutkan itu" jawab ku langsung.

"Malu sama aku?" tanyanya lagi.

Saat ini wajahnya hanya dekat dengan pipiku tapi dia tidak menciumnya. Dia hanya mencium bau pipiku. Aku merasakan kehangatan napasnya. Aku pikir ini jauh lebih buruk karena sekarang aku tersipu malu akibat apa yang dia lakukan.

"P'Pha... hentikan..." kata ku sambil terengah.

"Aku pikir kelemahan mu bukan hanya di sekitar paha..." kata P'Pha.

"Apa lagi?" tanya ku penasaran.

"Aku juga merupakan kelemahan mu" kata P'Pha sambi tersenyum.

Oke, aku tidak akan menyerah dengan apa yang barusan ia bilang walau itu benar. Aku gunakan bantal untuk mendorongnya hingga dia terbaring di kasur.

Ia mengambil catatan yang tadi diambilnya dari kamar P'Kit dan beranjak untuk belajar. Mungkin mahasiswa kedokteran memang suka belajar secara teratur.

"Belajarlah" kata ku menyemangatinya.

"Jika aku pemalas, maukah kamu bersamaku kelak?" kelakar P'Pha.

"Apa kau serius?" tanya ku kaget.

"Serius, jika aku dokter yang miskin bagaimana aku bisa menghidupi anak orang kaya seperti mu?" katanya.

Aku tertawa karena perkataannya barusan. Sekarang dia sudah ada di dekat ku.

"Aku tidak perduli dengan hal itu" kata ku untuk menenangkannya.

"Benarkah itu? Kalo begitu aku tidur saja!" kata P'Pha.

"Peluk aku!" kata ku.

Aku memainkan rambutnya sambil tertawa. Aku menyukainya. Aku tidak berpikir kita akan sampai pada titik ini. Masih sulit untuk dipercaya bahwa aku ada disampingnya sekarang.

Eh Yo bagaimana dengan sahabatmu!!!

"P'Pha.." kata ku.

"Apa sayang?" katanya lembut.

"Apakah P'Kit dan P'Beam benar-benar berpacaran?" tanya ku.

(end of chapter 27 part 1)

ahhh so sweet banget dah ni P'Pha sama Yo... Jadi pengen *eh* (^.^)
Makin penasaran kan sama apa yg akan mereka lakukan di dalam kamar? Makanya jangan lupa untuk subscribe dan kalo suka sama ceritanya bolehlah di klik votenya.

Happy weekend y'all,
Dimas

2 Moons Book 2 (translate in Bahasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang