PERINGATAN: D-rating story (hanya untuk 17 tahun ke atas)
Aku mencoba melepaskan genggamannya dari tanganku... tapi dia malah menarikku. Kini aku menjadi lebih dekat dengan tubuhnya.
Jika seseorang melihat kami sekarang mereka pasti akan berpikir sesuatu yang tidak-tidak. Tubuhnya menjadi terlalu dekat denganku sehingga aku bisa merasakan nafasnya. Aku heran kenapa detak jantungku menjadi lebih cepat?
"WTF!"
Aku mencoba untuk berdiri tapi aku tidak bisa. Kami berdua sudah mabuk dan aku akan mudah tergoda olehnya. Aku hanya seorang pria yang 'haus' untuk hal seperti ini.
Aku sebenarnya tidak ingin melepaskannya juga karena kini dia mulai terlihat khawatir tapi tetap tersenyum.
"Kamu bilang untuk melepaskamu seperti halnya mereka melakukan itu kepadaku? Aku tidak akan melepaskanmu!" kata Beam.
"Lepaskan aku!" kataku.
Ketika aku mencoba untuk melepaskan dia dari diriku... aku semakin merasakan gesekan pada tubuh kami... shit!
"Aku bilang kamu tidak boleh pergi dari sisiku!" kata Beam.
Tampaknya dia dimanjakan oleh orang tuanya semenjak dia kecil.
"Aku tidak akan pergi! Aku akan tetap di sini" teriakku.
Dia akhirnya tenang dan tidak merengek lagi. Dia sudah sedikit melepaskan pelukannya namun tanganya masih menggenggam salah satu lenganku. Aku menarik nafas dalam-dalam.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanyaku.
Apa dia benar-benar mabuk? Kenapa genggamannya kuat sekali?
"Aku memikirkan hal ini sebelumnya?" katanya.
"Hah?" kataku.
Aku kaget mendengar apa yang barusan dia ucapkan.
"Ada apa?" tanyaku.
"Aku nge-sex dengan Milk satu kali" ceritanya.
Sial kenapa dia harus menceritakan hal itu kepadaku?
"Jangan ceritakan itu kepadaku... dan lepaskan aku.." kataku.
"Akan tetapi aku tidak merasakan apa-apa..." kata Beam.
"..." aku terdiam.
"Aku biasanya menyukai wanita berbuah dada besar tapi kenapa aku sekarang malah menginginkan yang lain..." katanya.
"Mungkin karena di dalam hatimu ada orang lain... dan kamu sedang memikirkan dia saat ini" kataku.
Dia terdiam sejenak sebelum melanjutkan bicaranya.
"Hatiku terasa hampa..." katanya.
"Bukankah 'dia' ada di hatimu..." kataku.
"Tidak..." katanya.
"Katakanlah yang sejujurnya kepadanya..." saranku.
Kenapa aku harus berdebat dengan orang mabuk ini.
"Temanku itu..." sebelum Beam menyelesaikan kalimatnya aku langsung memotognya. "Aku tidak percaya dia itu hanya sekedar teman bagimu.."
"Benar hanya teman!" katanya.
"Ya ya aku tidak pecaya dengan perkataanmu" kataku.
Jika saja aku tidak mabuk aku bisa saja memberikan saran yang lebih baik untuknya. Aku tidak bisa begerak karena dia masih memegangku...
"Aku bisa saja nge-sex dengan siapapun... karena hatiku hampa saat ini..." kata Beam.
"Ya, tadi kamu sudah bilang kamu tidak suka akan hal itu" kataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Moons Book 2 (translate in Bahasa)
RomanceCerita tentang mahasiswa sains, Wayo yang diam-diam mencintai seniornya ketika SMA, Phana. Mereka bertemu kembali di universitas X. Tanpa disadari Wayo, Phana pun telah lama suka kepadanya. Kini mereka menjalani hari-hari sebagai sepasang kekasih. S...