"Kamu akan berkata bahwa kamu akan meninggalkan aku, bahwa kamu tidak pernah mencintaiku, bahwa aku seorang yang playboy dan pembohong, bahwa aku tidak pernah jujur" jelas Ming satu persatu.
WTF!?!
"Benarkan begitu?" tanya Ming lagi.
Aku tertawa dengan apa yang barusan dia katakan.
"Kenapa kamu malah tertawa?" tanya Ming makin bingung.
"Kamu itu lucu juga ya" kata ku.
"Jadi benar?" tanya Ming.
"Sebagian mungkin benar" kata ku.
"Bagian mana yang benar? Jangan bilang dua kalimat pertama?" tanya Ming gusar.
Aku melihat ke arahnya, apakah dia sedang berdoa dengan suara keras?
"Hmmm... dengarkan aku baik-baik" kata Ku. "Aku mendengar ceritamu semalam bahwa kamu sudah putus dengan mantanmu karena aku... dan ketika kamu tidak lagi mencintainya, aku kasihan padanya, jika aku bersama mu mungkin aku akan mengalami hal yang sama seperti dia"
"Jadi kamu setuju dengan kencan kita?" tanyanya dengan semangat.
Dia hampir berteriak. Aku langsung menutup mulutnya.
"Ai'Ming! Aku hanya mendengarkan kamu ngomong bukan berkencan"
Aku menyesal kenapa aku memberitahunya, percuma kini senyumannya tidak akan hilang dari bibirnya.
"Jadi kamu berkata kamu ingin mencobanya terlebih dahulu sebelum kita berkencan?" kata Ming.
"Aku tidak mengatakan hal seperti itu!" kata ku.
"Namun kau mempertimbangkannya. Aku akan menunggumu" katanya lagi.
"A a a ma k s u d ku" balas ku terbata-bata.
"Berapa lama?" tanya Miing.
"Diam!" balas ku.
"Aku tidak peka dengan perasaan khawatir mu akan aku yang tidak serius dengan mu.. aku benar-benar bodoh!" kata Ming.
"Maaf jika itu membuat kamu sedih, aku meminta maaf jika kamu salah paham tentang apa yang aku pikirkan, aku kira kamu tahu apa yang aku pikirkan!!!" kata ku.
"Setidaknya berikan aku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku tidak seperti yang kamu pikirkan" katanya.
Ternyata ia mengawatirkan tentang apa yang aku pikirkan tentangnya. Aku merasa bersalah karena sudah mengakuinya. Hampir semua yang dia katakan mengenai apa yang aku pikirkan. Tapi aku tidak mau mengakui bahwa sebenarnya aku takut "terluka" karena dia.
"Ai'Kit, ayo pergi" ajak Beam.
Beam tiba-tiba muncul.
"Hah sekarang juga?" kata ku kaget.
Aku tidak siap untuk pergi sekarang. Dia muncul entah dari mana. Kami belum selesai bicara.
"Iya sekarang. Kamu sudah selesai ngobrol kan?" tanya Beam.
Apa yang terjadi? Ia terlihat marah. Aku mengambil kopi ku dan berdiri untuk bersiap pergi.
"Aku dapat mengantarkan P'Kit" kata Ming sambil tersenyum ke arah Beam.
"Tidak usah, terima kasih. Awalnya aku yang mengantarkan dia ke sini jadi aku yang harus mengantarkannya pulang" kata Beam.
Ming terkejut karena biasanya Beam tidak pernah terlihat marah, tidak pernah sedikit pun.
"Bukankah kamu akan pergi bersama Nong'Fha?" bisik ku pada Beam.
"Kenapa? Kamu lebih memilih untuk pergi bersamanya?" tanya Beam.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Moons Book 2 (translate in Bahasa)
RomansaCerita tentang mahasiswa sains, Wayo yang diam-diam mencintai seniornya ketika SMA, Phana. Mereka bertemu kembali di universitas X. Tanpa disadari Wayo, Phana pun telah lama suka kepadanya. Kini mereka menjalani hari-hari sebagai sepasang kekasih. S...