18. Si PENGHIBUR

117 9 0
                                    

Sesampainya di kelas, Sari langsung membuka bukunya, hari ini akan ada ulangan matematika (lagi) yang membuat suasana kelas menjadi lebih hening dari biasanya, yang terdengar hanya gumaman rumus-rumus phytagoras, rumus peluang dan rumus tabel. 

Diliriknya Tasya yang sudah lebih dulu datang, dia memberanikan diri untuk duduk di tempatnya semula, tak ada penolakan dari Tasya karena seperti biasanya Tasya menganggap Sari tak kasat mata. Sari menghela nafas lalu membuka ponselnya dan dilihatnya ada satu pesan masuk.

From : 0856XXXX

"jangan terlalu serius, lo masih muda. Jangan banyak pikiran, nanti cepet tua lho ^^."

pesan yang tak bernama itu membuat Sari mengerutkan keningnya. Sari memasukkan ponsel kedalam tasnya tanpa membalas pesan itu.

(Teras)

Sari sedang tertunduk serius menatap ponselnya, dia menunggu kabar dari Daerina sabahatnya saat di SMP. Sari yang terlalu fokus tidak menyadari seseorang yang sudah duduk di sampingnya sejak 5 menit yang lalu.

"Jangan terlalu serius, tar cepet tua lho." ucap seseorang didekatnya.

Rasanya Sari mengenal kata-kata itu, diangkatnya kepala yang sedari tadi tertunduk dan berdecak ketika dilihatnya Naufal menyeringai lebar padanya.

"Lo lagi?" gumamnya.

"Why?" tanyanya sambil menggeser posisi agar dekat dengan Sari.

"Si playboy ini." ucapnya dalam hati.

"Ngapain sih deket-deket? Tuh disana juga masih lega." ujarnya galak.

"Galak amat sih. Lo save ya nomor gue." pintanya.

"Nomor yang mana ya?" ucap Sari bingung.

Sari melihat cowok itu mengeluarkan ponselnya, mengetik beberapa digit nomor lalu mengangkat ponselnya ke telinga. Tak berapa lama ponsel Sari berdering, dilihatnya deretan angka yang tidak dikenalnya namun familiar baginya, takut-takut Sari mengangkat panggilan itu.

"Hallo." ucapnya ragu.

"Gak usah takut, ini nomor gue." ucap Naufal lalu menyudahi panggilan itu.

Sari pun tertawa melihat tingkah Naufal.

"Gak usah sampe telpon segala, cukup sebutin aja."

"Pasti lo save?" tanyanya.

"Enggak juga sih." ucap Sari datar menahan senyum.

"Gue udah kirim pesan ke lo waktu itu tapi gak ada tanggapan."

"Pesannya gue hapus." lanjutnya.

"Tega banget sih, itu pake pulsa tau!"

"Siapa suruh gak ada namanya."

Naufal pun langsung meraih ponsel dari tangan Sari.

"Heh! Mau diapain ponsel gue?!" teriak Sari galak namun tidak membuat Naufal takut. Teriakan Sari mampu membuat orang-orang yang berada disana memperhatikan mereka.

Naufal tak peduli dengan teriakan Sari, dengan cepat dia mencari sesuatu, mengetik lalu tersenyum menang. Dikembalikan ponsel itu kepada pemiliknya.

Sari mengecek kembali ponselnya sambil melirik sebal ke arah Naufal, sedangkan yang dilirik hanya senyum-senyum saja.

"Naufal tampan." ejanya sambil melihat deretan nama di kontak pesannya.

"Always...," ucapnya sambil tersenyum. 

Sari hanya diam melihat tingkah cowok dihadapannya itu. Benci dengan tatapan dingin gadis ini Naufal pun mengulurkan kedua tangannya berniat untuk menarik pipi Sari agar dia tersenyum. Sari menghindar.

"Emang kita sedeket itu ya, sampe lo udah berani pegang-pegang gue?"

"Mungkin belum, tapi akan. Oh iya kata orang cewek yang lagi sedih keliatan cantik, tapi menurut gue cewek yang lagi happy keliatan jaaauuuuh lebih cantik." ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya, lalu beranjak pergi. Beberapa detik kemudian ponsel Sari berdering.

From : Naufal tampan

"pastikan lo happy saat ketemu gue. Kalo gak lo tau akibatnya!!! :) "

"cih, maksa banget tuh cowok." tanpa di sadari dirinya tersenyum, singkat.

TERAS (Tentang Ego dan Rahasia Anak SMA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang