7. PENASARAN (2)

140 12 0
                                    

Kegiatan belajar hari ini berlangsung cepat. Mengingat pelaksanaan Ujian Nasional dimajukan maka seluruh guru diminta keruang kepala sekolah secara mendadak untuk mengadakan rapat. Beberapa guru yang ingin mengadakan ulangan harian mungkin kesal dengan rapat dadakan ini, berbeda 180 derajat dengan muridnya, mereka sangat senang dan bersyukur sekali, melupakan kabar bahwa jadwal UN lebih cepat dari pada semestinya.

"Jarang-jarang kan ada rapat guru." seru Angga yang langsung disetujui oleh seluruh isi kelas. Mereka kasak-kusuk merencanakan kegiatan setelah ini. Jam 10 pagi terlalu awal bagi mereka untuk pulang. Sama hal nya dengan Sari dan ke tiga sahabatnya.

"Sar." panggil Astri.

Sari yang sedang merapikan bukunya, menengok kebelakang.

"Kenapa?"

"Kemaren lo kenalan sama cowok ya? ganteng gak?"

"Menurut gue sih ganteng, kulitnya putih bersih, lumayan tinggi juga, dan yang bikin gue seneng itu bibirnya, warna pink. Lo pasti iri deh kalo liat. Gue aja iri banget." urai Sari sedetail mungkin sambil membayangkan cowok itu.

"Lo merhatiin bibirnya Sar?" sambar Tasya.

Sari mengangguk mengiyakan.

"Terus-terus, kelanjutannya gimana?" sekarang giliran Nindi yang penasaran.

"Gak gimana-gimana." kata Sari mengangkat bahu.

"Dia gak minta nomor HP lo gitu?" tanya Nindi yang disambut dengan gelengan Sari.

"Yaaaaaaaah sayang banget." seru Nindi dan Astri berbarengan.

"Sayang gimana?" tanya Sari heran.

"Ya sayang aja, kali aja dia naksir elo Sar."

"Mana mungkin, mana suka dia sama gue, cewek di sini banyak yang lebih cantik keleus."

"Lah, buktinya tuh cowok minta kenalan. Pasti naksir lah, gak mungkin enggak deh. Percaya sama gue." seru Astri percaya diri.

"Tau nih anak suka minder gitu. Lo emang gak cantik, tapi lo manis Sar. Pede aja lagi dan katanya lo lagi cari pacar pertama kan? Udah gebet aja." ujar Nindi yang disambut dengan cengiran Sari.

"Cewek duluan gitu yang deketin? Gengsi kali ah. Lagi pula cuma kanalan aja kan gak mungkin suka. Singkat banget kayanya kalo langsung suka, gue yakin tuh anak cuma basa-basi doang karena gak enak abis nabrak gue. Udah ah lupain aja, kata Tasya, Naufal itu cowok playboy. Masa iya pacar pertama gue cowok playboy." protes Sari sambil memasukan buku kedalam tasnya.

Astri dan Nindi langsung melirik ke arah Tasya meminta penjelasan.

"Beneran kok, coba deh kalian tanya ke Daniati, temennya dia, Metta namanya, baru jadian sama Naufal." tutur Tasya.

"HAH?!" info dari Tasya membuat ketiganya tercengang.

"Kapan mereka jadian? Jangan bilang..."

Tasya menjentikkan jarinya, "Tul, dihari yang sama alias kemaren sore pas bubaran sekolah." ucap Tasya saat tau arah pertanyaan Nindi.

Sari mengerjapkan matanya tak percaya, tiba-tiba dirinya kecewa, namun diabaikannya perasaan itu mengingat perkenalan mereka yang terlalu singkat.

"Tuh kan, udah ah. Jauh-jauh deh dari cowok playboy." katanya sambil beranjak dari kursi.

"Mau kemana lo?" tanya Tasya.

"Agama, lo lupa sekarang hari apa?"

"Semua guru pada rapat, lo yakin tuh guru dateng hari ini?" tanya Astri.

"Makanya gue mau ke lantai dua dulu buat mastiin." ucapnya sambil berlalu.

Sambil membawa tas yang lebih besar dari badannya Sari menaiki anak tangga perlahan. Sesampainya di depan kelas XII IPA 1 yang kebetulan masih ramai, Sari mencari-cari temannya yang bernama Dicky.

"Cari siapa?" tiba-tiba saja Naufal sudah berada tepat di belakang Sari. Sari menoleh kaget.

"Dickynya ada?" tanya Sari kalem, tidak jutek seperti biasanya.

Naufal heran mendengar nada lembut keluar dari bibir cewek ini, dia melangkah maju dan berhenti di depan pintu kelasnya, mengedarkan pandanganya ke dalam sana.

 Sari membeku saat jarak mereka semakin dekat, jantungnya berdegup dan terkejut saat Naufal berteriak nyaring, "DICKYYY, woy ada yang nyari nih." teriak Naufal membangunkan Dicky yang ternyata sedang tidur. Tidak hanya Dicky yang terkejut dan langsung bangun dari tidurnya, teman sekelasnya pun ikut terkejut dan langsung melemparkan tatapan kesal pada Naufal, cowok itu hanya cengengesan meminta maaf.

"Oh Sari, kenapa Sar?" tanya Dicky yang masih setengah sadar.

"Ada agama gak hari ini?"

"Hooaaaam...hmm enggak ada Sar tadi gue disms Pak Andreas, dia gak bisa dateng." katanya sambil megusap wajahnya yang masih ngantuk.

Sari meringis melihat kelakuan teman seagamanya itu, "Yaudah deh, makasih ya infonya. Sana tidur lagi."

Dicky langsung beranjak untuk tidur lagi tanpa membalas ucapan Sari. Sari pun segera beranjak dari sana namun langkahnya terhenti, dilihatnya Naufal yang sedang menatapnya sedari tadi.

"Kenapa?" tanyanya jutek.

"Tuh kan, jutek lagi." sambil bersiul Naufal kembali ke kelasnya.

"Aneh banget sih tuh cowok." gumamnya tak peduli dan langsung berlari menuruni anak tangga dengan cepat.

TERAS (Tentang Ego dan Rahasia Anak SMA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang