3. KAMI & PERTEMUAN KITA (2)

194 12 0
                                    

Ada satu kejanggalan yang membuat Sari terbengong-bengong melihat Tasya, yang pasti bukan rambut barunya.

"Bentar deh Sya sebenernya sekarang hari apa ya?" tanya Sari bingung karena melihat seragam yang dikenakannya berbeda dengan yang Tasya pakai.

"Bukannya hari Kamis? Kok lo pake seragam batik?" tanya Tasya tak kalah bingung.

"Jeng kayanya hari ini lo saltum deh alias salah kostum, hari ini tuh hari Rabu jangan bilang buku pelajaran yang lo bawa jadwal hari Kamis juga?" tanya Sari sambil menahan tawa.

Seketika itu Tasya seperti belingsatan melihat sekeliling kelasnya memakai seragam batik dan dia langsung membongkar isi tasnya.

"Gimana Sya?" tanya Sari masih dengan wajah menahan tawa.

"Bentar dulu woy, gue panik nih. Hari ini apa aja pelajarannya sebutin-sebutin! Cepet dong Sari!" perintah Tasya panik.

"Sabar dong Sya, hari ini tuh ada jadwal matematika." Sari berhenti sejenak sambil melihat raut wajah teman disebelahnya.

"Ada ada, terus apa lagi Sar?" tanyanya sambil memisahkan buku yang menurutnya sudah benar.

"Terus ada pelajaran B. Inggris, B. Indonesia. Buset 1 hari ada 2 sastra bahasa nih?" tanya Sari terlebih kepada dirinya sendiri.

"Woy Sari terus apa lagi, lo malah ngomong sendiri." sergah Tasya yang tak sabar.

"Iya iya pagi-pagi udah ribet aje lo, terus terakhir ada pelajaran sejarahnya ma...." lagi-lagi Sari kaget dan tidak menuntasnya kalimatnya karena teriakan Tasya.

"Mampus dah gue Sariiiiiiiii, gue gak bawa buku nya si Madam! Gimana dong, gimana?" ucap Tasya panik yang langsung disambut dengan tawa milik Sari.

Sari menggeleng, "Gue gak tau Sya," kata Sari masih dengan tawanya yang kayanya gak bisa berhenti sebelum di bekap oleh tangan seseorang.

"Sari, tawa lo gak bisa feminin dikit ya? Mulut lo ampir kemasukan laler tau." dan orang yang membekap mulut Sari itu adalah Nindi teman yang kebetulan duduk di belakang Sari. Sari baru mengenal Nindi dikelas ini, dengan tampangnya yang kalem membuat Sari tidak takut untuk menyapanya waktu itu dan mereka menjadi dekat sampai sekarang.

"Sejak kapan ketawa bisa di tahan si Nin, lo gak bisa liat gue seneng deh." ujar Sari masih dengan sisa-sisa tawanya. Tanpa memperdulikan Sari yang masih cekikikan sendiri Nindi pun segera sadar akan suatu kejanggalan yang membuat teman dekatnya itu begitu bahagia pagi ini, dan mata Nindi pun menangkap suatu kejanggalan yang berasal dari Tasya, tidak tega dengan tampang Tasya yang kusut melebihi benang layangan yang kusut akhirnya Nindi menanyakan alasannya kepada Tasya dan jangan kira Nindi tidak mau tertawa dia benar-benar menahan hasrat untuk tertawa juga seperti Sari.

"Sya lo kan tau Madam kita yang satu itukan, bawaannya presentasiiiii mulu seneng banget liat muridnya maju buat ngomong, cari aman mending lo pinjem buku paketnya aja gih ke kelas lain" ujar Nindi memberi saran.

"Kelas mana Nin yang ada pelajarannya Madam?" tanya Tasya sedikit lega.

"Kelas XII IPA 1 sepertinya, setau gue cuma kelas XII IPA 1 dan kelas kita yang ada pelajarannya si Madam hari ini, cepet gih pinjem udah mau bel." tanpa basabasi lagi akhirnya Tasya melesat keluar kelas dengan antusiasnya.

TERAS (Tentang Ego dan Rahasia Anak SMA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang