25 : PDKT

89 7 0
                                    

Sudah sebulan sejak hari itu hubungan pertemanan antara Sari dengan Tasya tak kunjung membaik, seperti sudah kebal Sari juga berlaga tak acuh saja, dirinya sudah mengalah sudah memilih apa yang harus dia pilih dan mengembalikan apa yang bukan miliknya. 

Dilain tempat Naufal semakin gencar mendekatinya, sesekali setiap hari sabtu sepulang sekolah Naufal selalu mengajaknya keluar, namun selalu ditolaknya dengan berbagai alasan kecuali hari ini Naufal nekat mendatangi rumah Sari tanpa sepengetahuannya.

"Selamat sore Om Tante, Sarinya ada?" tuturnya sopan, sedangkan yang diberi salam hanya melihatnya dengan tatapan takjub. Didepan mereka kini ada seorang pemuda tampan dengan pakaian casual yang sangat cocok di tubuhnya. 

Mama Sari menyenggol pundak suaminya, lalu berbisik "Kemajuan ya, Pa. Ada cowok lain selain Nico." Mama dan Papa Sari tidak menyangka bahwa anaknya kini memiliki teman pria lain selain Nico, sepengetahuan mereka hanya Nico saja lah yang pernah berkunjung kerumah ini.

Naufal mengamati wajah bingung itu lalu tersenyum, "Om, Sarinya ada? Saya Naufal teman Sari disekolah." ucap Naufal memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan kanannya yang langsung disambut oleh Papa Sari.

"Ada, biar nanti Tante yang memanggil Sari. Silahkan duduk dulu." ujar Papa Sari ramah.

Naufal menuruti dan langsung duduk di sofa berwarna merah itu, yang disusul oleh Papa Sari.

"Mau minum apa nak?" tawar mama Sari sebelum memanggil anaknya.

Naufal ragu sejenak atas keputusannya hari ini, namun dia sudah terlanjur berhadapan dengan orang tua Sari.

"Gak usah repot-repot Tante, Om, saya hanya ingin minta izin mengajak Sari keluar sebentar, boleh?" tanyanya sesopan mungkin dengan senyum tersungging dibibirnya.

"Mau kemana?" tanya Papa Sari yang memang sangat memprotect anak bungsunya itu.

"Saya mau ajak Sari makan malam diluar Om, saya minta izin sampai jam 8 malam saja." tuturnya lagi meyakinkan Papa Sari. Saat dilihatnya Papa Sari mengangguk tanpa sadar Naufal menghembuskan nafasnya yang sedari tadi tertahan.

"Sar, Sari...," teriak sang mama membuat Sari yang sudah bersiap untuk tidur seketika mengurungkan niatnya.

Dengan enggan Sari membuka pintu kamarnya yang langsung menghadap keruang tamu, "Naufal?" gumamnya saat dilihatnya Naufal duduk diruang tamu bersama kedua orang tuanya, Mamanya menghampiri. 

Naufal yang sedang asik berbincang dengan Papa Sari tidak merasakan tatapan sinis milik Sari saat itu, mengingat jarak dari ruang tamu dengan kamarnya tidak terlalu jauh, kalau Naufal mau melirik sebentar saja ke arah kiri, dia bisa melihat tampang bete milik Sari yang kini menatapnya lurus-lurus.

"Itu cowok baru lagi Sar?" tanya sang mama sambil melirik ke arah Naufal.

"Iya baru, baru kenal. Dia ngapain sih Ma?" tanyanya heran.

"Lho bukannya udah janjian sama kamu?" tanya sang Mama tak kalah heran, Sari menggeleng.

"Dia minta izin ke Papa mu buat ajak kamu keluar." terang sang mama.

"HAH! Nekat amat tuh anak. Terus Papa bilang apa?" tanyanya was-was.

"Di izinin, tapi gak boleh lebih dari jam 8 katanya. Sana gih mandi terus pakai baju yang bener ya." pinta sang mama yang disambut dengan erangan Sari. Sari menurut dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Sari sengaja berlama-lama di dalam sana agar Naufal bosan dan segera pamit pulang, namun teriakan sang mama lagi-lagi mengurungkan niat buruknya.

"Sar, yang ini lebih tampan ya dibanding Nico. Kamu pilih yang mana Sar?"

Sari terkejut melihat sang Mama sudah ada didalam kamarnya, membuka lemari miliknya dan mungkin mencarikan beberapa pakaian untuk di kenakannya hari ini.

"Gak dua-duanya ma, kan cita-cita Sari nyari suami raja minyak biar kaya nya gak abis tujuh turunan." ucapnya asal membuat sang Mama mendelik kearahnya sebal.

Dan pada akhirnya  Sari memutuskan untuk berpakaian santai, dengan kemeja lengan panjang yang digulungnya hingga sesiku dipadukan dengan celana jins berwarna netral dan sepasang sepatu kets yang pastinya bukan pilihan sang Mama. Sari langsung menolak saat dirinya diminta mengenakan dress bermotiv bunga-bunga, terlalu feminin katanya membuat sang Mama tidak bisa memaksa anaknya yang keras kepala itu. Naufal sempat terpana dengan penampilan Sari, seperti 11 12 dengan penampilan dirinya.

TERAS (Tentang Ego dan Rahasia Anak SMA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang