27 : AKU DAN KAMU

95 7 0
                                    

"Lo sama Naufal? Jadian?" Nindi hanya menggeleng tak percaya, 

"Sar, gue ngerti masalah lo tapi jangan asal iya aja dong Sar, bukannya lo bilang Naufal itu..." belum sempat Nindi menjelaskan, Sari memotong ucapannya.

"Playboy?"

Nindi mengangguk.

Nindi sengaja datang lebih awal hari ini, dia mendapatkan kabar langsung dari Sari bahwa temannya itu menerima Naufal. Sedikit tidak percaya, tapi setelah Sari menjelaskan alasannya Nindi mulai paham dan mengerti atas keputusan sahabatnya itu.

Sambil tersenyum dia menepuk pundak Sari, "Longlast Sari...akhirnya lo punya pacar juga." ujar Nindi senang lalu memeluk Sari.

"Tuh kan gak percaya sih kalian, gue bilang juga apa si Naufal itu mirip banget sama Ray tau." tutur Astri membanggakan diri. Nindi dan Sari berpandangan lalu mereka tertawa bersama.

From : Naufal tampan

"Nanti ke kantin bareng ya, aku jemput di kelas. Semangat ya belajarnya ;)"

Sari sempat mengernyit saat melihat nama yang tertera di kontak pesannya, dia lupa mengganti nama kontak Naufal, sejak kejadian itu Sari lupa untuk mengubahnya. Mengingat statusnya dengan Naufal saat ini, Sari langsung mengurungkan niatnya, biarlah tetap seperti ini, pikirnya.

Sms Naufal juga membuatnya bersemangat hari ini, bukan karena status barunya melainkan karena ada seseorang yang bersedia menyemangatinya, memperdulikan pola makannya dan begitu perhatian akan hal-hal kecil lainnya, Sari mengakui dirinya begitu tersentuh. Entah sejak kapan panggilan mereka pun berubah, Naufal yang memulainya lebih dulu, malam itu setelah dirinya sampai dirumah, Naufal menahannya sebentar. Dia menarik kedua tangan Sari, menggenggamnya erat.

"Makasih Sar, jujur aku seneng banget hari ini." ucapnya dengan mata berbinar membuat Sari tau betapa bahagianya pria dihadapannya ini. Sari tersenyum malu, jantungnya pun berdetak tak menentu sejak pengakuan Naufal di Cafe tadi.

"Makasih juga untuk makanannya. Gue...mmm." ucapnya kikuk membuat Naufal tertawa.

"Gapapa kalo belum terbiasa, jangan di paksa ya?" Naufal menaikkan kedua alisnya meminta persetujuan Sari, saat dilihatnya Sari mengangguk Naufal tersenyum lebar. Ingin sekali rasanya Naufal memeluk Sari detik ini juga, namun urung sebab dari jendela rumah Sari terlihat kedua orang tuanya mengawasi. Akhirnya Naufal hanya membelai kepala Sari singkat sebelum pamit.

***

"Nic, gimana si Rara? Seru gak?" ucap seseorang di sebrang sana.

"1 kata Mi, AGRESIF. Lo gak salah ngenalin gue ke dia?" sejenak Nico mengerutkan dahinya medengar ucapan seseorang disana,

"Hah! Serius lo? Nekat tuh cewek. Enggak ah gak mau gue, gue gak mau tanggung jawab ya kalo buat tuh anak sakit hati. Udah ah gak beres lo. Bye." Nico langsung menyudahi panggilan itu, belum-belum moodnya sudah dibuat jelek.

Bel istirahat berbunyi Nico pun langsung melangkahkan kakinya keluar kelas, dituruninya anak tangga dengan cepat dan langsung berbelok menuju ruang PMR. Meskipun ada jarak terpendek dari kelasnya menuju kantin Nico selalu melewati ruang PMR terlebih dahulu, sebab disana selalu ada seseorang yang ditunggunya untuk ke kantin bersama. Tapi lagi-lagi Nico lupa, bahwa seseorang itu sudah menjauh darinya. Tiba di depan kelas XII IPA 2 Nico melihat seorang cowok yang pernah dia lihat sebelumnya memasuki ruang kelas itu. Dilihatnya arah tujuan cowok itu melalui jendela bening disebelahnya. Tubuhnya menegang saat dilihatnya cowok itu menghampiri Sari. Siapa sih tuh cowok? tanyanya dalam hati. Tatapan matanya masih terarah kesana, fokusnya hanya tertuju pada seseorang disana, ingin rasanya Nico menghampiri Sari namun otaknya melarang, dia sudah berjanji pada dirinya sendiri, dia akan menunggu Sari, menunggu hingga cewek itu bisa menerimanya dengan sepenuh hati.

"Cie Sari, ke kantin aja sampe dijemput. Takut nyasar lo." ledek Astri cengengesan saat dilihatnya Naufal memasuki ruang kelas mereka. Tasya melirik Naufal yang berdiri persis di samping Sari. Naufal balas meliriknya sesaat.

"Yuk makan." ajak Naufal sambil membantu Sari merapikan bukunya. Sari menoleh ke belakang, Astri dan Nindi mengangguk. Sari tersenyum lalu beranjak meninggalkan mereka.

"Nin, kayanya Sari kemakan ucapannya sendiri deh. Dia bilang kan waktu itu...." Nindi langsung membekap mulut Astri dan mengajaknya ke kantin.

Sampai diambang pintu Nindi menoleh, "Kantin gak Sya?" ajak Nindi.

"Kalian duluan aja." katanya datar. Tasya merapikan bukunya dan beranjak pergi dan saat dirinya menoleh ke arah jendela dilihatnya Nico sedang berdiri disana memandangi sesuatu.  

TERAS (Tentang Ego dan Rahasia Anak SMA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang