9. HEARING AIDS

125 10 0
                                    

Nindi mendapatkan protes keras dari Sari, dia meminta maaf kepada Sari karena lupa mencoret nama Agil dari daftarnya. Akhirnya Sari merangkum kriterianya kedalam satu figur, yaitu Ray d'Masiv tanpa bewok tanpa kumis alias bersih. Nindi langsung mencatat permintaan Sari dan mengangguk yakin.

Kandidat setelah Agil malah membuat Sari pusing tujuh keliling, benar-benar tidak sesuai dengan yang dia mau.

"Gue liat di facebook Sar, di profilnya mirip Ray kok kebetulan sekolah disini juga." kata Nindi yakin.

"Astaga Nindi, lo kena di boongin aplikasi tau. Sorry nih ya, tuh cowok mukanya kaya tukang bajigur deket rumah gue. Tau kan lo? Yang giginya..."

"Tonggos!?" sela Nindi dan dia langsung nyengir meminta maaf.

Setelah kejadian itu Nindi masih semangat mencarikan pacar untuk Sari. Sari melihat perhatian Nindi kepadanya begitu tulus, namun kandidat setelah itu benar-benar menguji imannya.

"Gak Nin, matanya sayu. Kalo gue liat dia bawaannya ngantuk mulu." kata Sari waktu itu.

"Lo mau buat gue di piting Nin? Badan kaya banteng gitu lo jodohin ke gue. Parah lo." ucap nya sambil membayangkan posisinya yang berhadapan dengan cowok berbadan besar, Sari hanya seperutnya saja.

"Next Nin, dia homo."

"Oh tidak tidak, Next, Coret, NOOOO, Enggak Nin, buat elo aja."

***

Sari menarik nafas panjang dan menghembuskannya keras-keras sambil melirik Nindi yang masih sibuk memilih calon mana yang sesuai dengan kriteria Sari.

"Gue hopeless nih Nin. Kayanya gak akan dapet pacar di sini. Bener doa mama gue, mungkin kalo udah kerja baru dapet pacar." tutur Sari sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

"Wait, satu kandidat lagi Sar. Gue yakin Sar, yang ini lo banget. Se iman yes, udah ketauan dari namanya, putih yes, masuk dalam kategori cool. Pokoknya Ray banget deh no bewok no kumis." ujar Nindi meyakinkan, kedua alisnya naik turun meminta persetujuan Sari, saat dilihatnya Sari mengangguk Nindi mengeluarkan handphonenya dan mengirim sms untuk si calon kandidat itu.

Sari terlonjak kaget saat bel istirahat berbunyi nyaring, dia menoleh ke belakang dan dilihatnya Nindi dan Astri menyemangatinya, sekilas Sari melirik Tasya yang tidak berhenti menertawainya sejak kejadian kemarin.

Siang ini saat jam istirahat Nindi meminta Sari untuk ke kantin, menemui kandidat ke sekian. Nindi bilang, cowok itu pecinta musik, handphone dan earphone gak pernah lepas dari tuh cowok. Sesampainya di kantin Sari menyapu sekelilingnya dengan jeli, matanya terfokus pada cowok yang sedang memasangkan earphone ketelinganya. Sari yang yakin bahwa cowok itu kandidat kesekiannya langsung menghampiri. Sari berjalan perlahan sambil mengamati gaya cowok itu, cool dan Ray banget, gumamnya sambil tersenyum puas dan memuji usaha Nindi.

TERAS (Tentang Ego dan Rahasia Anak SMA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang