HARI INI

75 7 0
                                    

"WoyNic, tumben lo belum balik." tanya salah seorang teman kelas Nico.

"Nihgue baru mau balik." kata Nico sambil meraih tasnya dan langsungberanjak.

"Guedenger lo lagi deket sama si Rara ya Nic?" tanya teman Nico lagi.

Nicoberhenti melangkah membalikan tubuhnya, "Cuma kenal aja, kenapa?"tanya Nico.

"Gueharap lo hati-hati." ucapnya lalu beranjak melewati Nico.

Nicotak pernah menghiraukan ucapan siapapun kecuali kata hatinya danucapan Sari namun kali ini berbeda, entah kenapa ucapan temannya tadiselalu mengusik pikirannya. Nico hendak menuju parkiran motor namunsesaat dirinya menoleh pada objek yang berdiri persis di bawahkerindangan pohon, Nico ragu sejenak.

"AwasSar." Nico berlari menghampiri Sari dan langsung memeluknya. Sariyang terkejut tidak langsung mencerna apa yang telah terjadi.Perlahan dia membuka matanya dan dihadapkan dengan dada tegap milikseseorang yang sangat ia kenal.

"Nico?"ucap Sari terkejut dan langsung memisahkan diri. Nico menatapnyasambil tersenyum, Sari mengerjap dan baru menyadari sesuatu.

Sarimemegang tangan Nico dan memintanya untuk berbalik lalu menutupmulutnya dengan kedua tangan.

"Bajulo." pekik Sari memberitahu, Nico hanya tersenyum melihat wajahpanik dihadapannya ini. Nico menggeleng, tersenyum, dengan sebelahtangan terulur membersihkan sedikit noda di wajah Sari. Keduanyaterpaku, saling memandang satu sama lain. Tangan itu masihmenggantung disana menyentuh lembut pipi Sari.

"Guekangen lo." ucap Nico tanpa sadar.

"KenapaNic?" tanya Sari mengejutkannya, seketika Nico mundur selangkah.

"Eee,enggak ada apa-apa kok Sar." ucapnya salah tingkah. Sari hanyatersenyum melihatnya.

"Lopakai t-shirt kan?" tanya Sari tiba-tiba.

Nicomengangkat kedua alisnya, dan mengangguk ragu.

"Lepasseragam lo." pinta Sari dengan mengulurkan tangan kanannya.

Nicomelotot kearahnya dan kedua tangan cowok itu seketika menutupidadanya sendiri.

"Nic,please deh gue gak minta lo buat telanjang di depan gue kali, guecuma minta seragam lo." Sari menggeleng menatap cowok ini.

"Maulo apain seragam gue?" tanya Nico sambil menurunkan keduatangannya.

"Maugue bersihin lah, masa mau gue gadein, gak akan laku juga kali."ucap Sari jengkel sambil berusaha melepas paksa seragam milik Nico.

"Gakusah Sar gue bisa sendiri." ucap Nico berusaha menghentikan usahaSari, namun sia-sia.

"Besokgue kembaliin lagi ke lo ya." ucapnya lagi setelah berhasil melepasseragam milik Nico, "Makasih ya sebelumnya, gue balik dulu."lanjutnya sambil tersenyum dan beranjak dari sana, Sari menghentikanangkot pertama yang dilihatnya. Nico terus menatap Sari hingga cewekitu menghilang bersama dengan angkot yang membawanya pulang.

***

Sesampainya dirumah, Sarilangsung mencuci seragam milik Nico yang penuh dengan bercak coklatdan menjemurnya di samping dapur, karena lelah Sari langsung tertidurbegitu tubuhnya menyentuh kasur, dia lupa untuk mengabari Naufalbahwa dirinya tidak jadi pergi bersama Nindi dan Astri.

"Sari,ini seragam siapa?" teriak sang Mama dari dapur.

Sariyang baru bangun dari tidur siangnya sempat bingung dengan pertanyaanitu, "Oh itu seragam Nico Mah, tadi dia kena ciprat air kubangandekat gerbang sekolah." tuturnya polos sambil menguap beberapakali.

"Nicoapa kabar Sar? Dia udah jarang anter jemput kamu ya sekarang." ujarsang Mama sambil menyerahkan seragam Nico yang sudah kering.

Sarimenghela nafas, "Nico baik kok mah, dia juga masih care sama aku,ini buktinya, seragam dia kotor karena melindungi aku." katanyasambil tersenyum.

Esok harinya Sari merapikanseragam milik Nico yang sebelumnya sudah tersetrika rapi dan wangi.Sang Mama tidak berkomentar apapun saat melihat anaknya begitubahagia hanya dengan melipat seragam.

"Sari,Naufal udah jemput tuh." panggil sang Mama. Sari memasukan seragamitu kedalam tasnya dan tersenyum saat berpamitan dengan kedua orangtuanya. Berbeda dengan Sari yang hari ini begitu ceria Naufal justrusebaliknya, Sari sadar saat wajah itu tersenyum memaksa. Dalamperjalanan ke sekolah pun Naufal lebih banyak diam, sesekali hanyamenanggapi gurauan Sari, malah sering pula ucapan Sari tidakdihiraukannya. Saat berjalan menuju gerbang sekolah Sari memberanikandiri untuk bertanya, "Sabtu depan kamu ada acara gak?" Naufalmenatap bingung, menggeleng lalu melanjutkan langkahnya. Sarimengangguk mengerti.

Sesampainya di koridorNaufal meraih tangan Sari, "Aku langsung ke kelas ya." ucapnyasingkat lalu berbalik menuju kelasnya tanpa menunggu jawaban Sari.

Naufalberlari menaiki anak tangga dengan tergesah, namun di tengah koridorNaufal menghentikan langkahnya, menyandarkan punggung pada dindingdisebelahnya, menghela nafas.

Pesanmisterius yang didapatnya semalam mampu membuatnya menahan amarah.

"Sariii..." teriakNaufal sambil meninju dinding disampingnya, membuat siapa saja yangada didekatnya terkejut lalu berlari menghindar.

"Lho,Naufal mana? Dia gak jemput lo tadi?" tanya Astri padanya.

Sarimenggeleng singkat, menjatukan diri dikursinya.

"KenapaSar?" tanya Nindi yang entah kapan sudah ada disampingnya.

Sarimelotot kearahnya karena terkejut, "Lo ngagetin gue aja sih!"ucapnya jengkel.

"Yee,salah siapa coba pagi-pagi udah bengong."

Sariberdecak, "Naufal kenapa ya?" tanyanya tiba-tiba.

"Randombanget sih loh. Lagian kenapa lo tanya gue, itu kan cowok lo." ucapNindi jengkel.

"Iyajuga sih."

Nindihanya meringis kesal.

"Hariini dia aneh banget, masa gue dicuekin, gue ajak ngobrol yang jawabmalah angin. Bawa motornya juga gila-gilaan banget."

"Lagigak mood mungkin?" tanya Nindi tidak yakin.

Sarimenggeleng, "Gue kenal dia udh lumayan lama, dan gue rasa dia bukantipe orang seperti itu."

"Cewekaja bisa berubah moodnya kalo lagi PMS." sambar Astri yang duduk dibelakang Sari.

"JadiNaufal PMS gitu?"

Nindimencubit lengan Sari gemas, "Gak gitu juga kali, mungkin adamasalah di rumah, di jalan, masalah sama temen-temennya." tuturNindi.

 "Kenapa gak lo tanyalangsung ke orangnya?" usul Astri yang mendapat dukungan dariNindi.

TERAS (Tentang Ego dan Rahasia Anak SMA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang