22. MASA LALU (1)

99 8 0
                                    

1 Tahun yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 Tahun yang lalu

"Sar, lo masih inget kan kalo gue mau ngenalin lo ke seseorang?" tanya Tasya lagi.

"Iya Tasya gue inget. Ini ke 7 kalinya dalam 3 jam lo ngomong kaya gitu." ujar Sari sedikit jengkel.

Tasya meringis malu, entah kenapa dirinya begitu antusias hari ini.

"Istirahat lo ikut gue ya buat ketemu dia, di kantin aja." ucapnya lagi mengabaikan kejengkelan Sari. Sari menghela nafas, mengangguk menyetujui ajakan Tasya.

Bel istirahat telah berbunyi, membuat dua gadis itu berlarian menerobos kerumunan murid menuju kantin tempat mereka bertemu dengan seseorang yang selalu diceritakan Tasya. Dari kejauhan Tasya sudah menunjuk seseorang itu, Sari memperhatikannya, 'nakal' satu kata yang terlintas dibenaknya saat dilihatnya ada sebatang rokok terselip di bibir cowok itu.

"Hai Nic, kenalin ini Sari, Sar ini Nico temen kelas kita." sambil duduk berhadapan Tasya memperkenalkan mereka dengan senyum merekah.

"Sekelas?" ucap mereka bersamaan dan keduanya saling tatap membuat Tasya tertawa. 

Mereka tak berjabat tangan, Sari menatap Nico sinis, sedangkan Nico hanya mendelik tak suka ditatap seperti itu.

"Tuh kan, gue udah nebak pasti kalian gak saling kenal. Sar, Nico ini temen sekelas kita dia duduk di baris paling belakang, dipojok." Tasya berusaha menjelaskan dengan baik dan sedetail mungkin.

Saat dilihatnya Sari mengangguk, kini matanya beralih pada Nico, "Nic ini Sari duduknya paling depan deket meja guru." terang Tasya.

"Oh, macam anak teladan ya?" ucapnya tak acuh membuat Sari kesal.

"Kayanya gue jarang liat dia deh Sya, dia sering bolos ya?" tanyanya kepada Tasya dengan memberikan penekanan pada kata bolos.

Nico merasa tersinggung, "Iya gue jarang di kelas emang kenapa!?" katanya ketus sambil menghembuskan asap rokok tepat di wajah Sari. 

Diperlakukan seperti ini jelas saja membuat Sari emosi.

"Pantes kelakuannya kaya gini. Sya gue duluan ya." katanya kemudian.

"Lho Sar, lo mau kemana?" seru Tasya.

"Lo ngapain sih ngenalin gue sama cewek ngebosenin kaya gitu?" Nico berdecak sambil menyalakan sebatang rokok lagi.

"Dia gak ngebosenin kok, biar gue jelasin, dia bersikap kaya gitu karena dia tipe cewek yang tau sopan santun. Dan lo berhasil bikin dia marah."

"Gak peduli gue."

Dan Tasya hanya bisa mendengus kesal.

"Lo liat deh tatapan jijik dia ke gue, kaya belom pernah liat cowok ngerokok aja." kata Nico memecah keheningan.

"Wajar." jawab Tasya singkat.

"Wajar gimana?"

"Katanya gak peduli, tapi lo kepo, gimana sih Nic." 

"Heran aja gue, tuh anak ngeliat gue kaya makhluk lain."

"Kalo lo perhatiin, dia tuh hampir gak pernah ngobrol sama cowok."

"Sombong amat sih."

"Eh sotoy gue belom selesai ngomong. Dia tuh sebenernya takut deket-deket sama cowok."

"Takut?" Nico tersenyum tak percaya, "Jaman sekarang? Anak SMA takut sama cowok?" lanjutnya dengan senyum sinis.

"Dia pernah ada trauma gitu waktu masih SD." lanjut Tasya.

"Trauma karena apa?" tanya Nico lagi, tanpa disadari dirinya mulai penasaran dan Tasya mulai memicingkan matanya.

"Gak tau gue." jawabnya kemudian.

***

"Gue keberatan dari cara lo liat Nico tadi Sar." Tasya yang memang baru kembali dari kantin sambil membawa jajanannya langsung mencecar Sari dengan kata-kata yang tidak Sari mengerti. Sari hanya menatap Tasya bingung.

"Gue gak suka lo mandang rendah dia, gue tau lo takut sama cowok terlebih cowok perokok, mungkin lo akan lebih takut lagi kalo gue bilang Nico juga pernah ngedrugs." lanjutnya sambil memperhatikan raut wajah Sari.

"HAH!!! Lo becanda?" tanyanya tak percaya dan dilihatnya Sari bergidik ngeri. Tasya hanya bisa menghela nafas, membenarkan dugaannya.

"Apa dia kesepian Sya?" tanya Sari yang membuat Tasya kaget.

"Lo tau darimana?" Tasya yakin dia tidak pernah membuka rahasia Nico kepada siapapun, Nico sudah mempercayakan rahasianya kepadanya waktu itu.

"FTV, gue sering liat kisah-kisah kaya gitu, ya gak jauh-jauh dari kesepian dan mau cari perhatian." ucapnya dengan raut wajah pengertian membuat Tasya tersenyum senang.

"Gak sia-sia lo nonton FTV, terkadang ada gunanya juga tuh acara." Tasya mencubit pipi Sari gemas.

"Jadi? Dia kesepian karena masalah apa?" tanyanya lagi sambil mengelus-elus pipinya yang sakit.

"Gue gak bisa kasih tau lo. Gue mau minta tolong sama lo, buat Nico berubah dari kebiasaannya itu ya Sar. Dibanding gue, lo itu jauh lebih feminin, Nico butuh sosok wanita." minta Tasya tulus.

Sari mengerutkan keningnya, sosok wanita?, "Kenapa gak lo cariin dia cewek aja?" tanya Sari yang dibalas dengan gelengan Tasya.

Janji adalah janji tidak akan pernah di ingkarinya, Tasya meminta Sari untuk bertanya langsung kepada yang bersangkutan dengan begitu dia tetap memegang rahasia Nico untuk dirinya sendiri.

TERAS (Tentang Ego dan Rahasia Anak SMA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang