aku panik luar biasa saat melihat lelaki manis yang bernama taehyung itu tiba tiba pingsan.
"Ada apa ini??" Aku mendekati kerumunan namjoon dan seokjin Hyung yang memang sudah terlebih dahulu menghampiri taehyung. Lelaki berambut oranye--jimin-- telah berdiri. Mendorong kursi roda dengan terburu buru.
"Kita harus segera kembali ke rumah sakit. Aku tidak ingin terjadi apa apa pada taehyung" Jimin dengan cepat menaikan kursi roda juga taehyung kedalam mobilnya. Buru buru menyuruh kami untuk mengikutinya.
Aku bergegas menarik hoseok Hyung untuk masuk kedalam mobilku. Ia tadi datang menggunakan ojek online. Dengan segera menginjak pedal gas. Padahal orang ini bukan siapa siapa. Aku hanya ikut panik saat orang lain panik. Aneh memang.
Aku mulai merasa tenang. Menengok kearah hosoek Hyung yang terlihat pucat.
"Hyung, kau oke?" Aku menyenggol bahunya. berusaha untuk menyadarkannya. "Huh? Yeah?" Dia terlihat gegalapan. Aku menggeleng. Kembali fokus menyetir.
Mobil namjoon ada di depanku. Terus melaju dengan kecepatan stabil. Mobil Jimin sudah meninggalkan kami jauh dibelakang. Terkadang dokter memang berubah menjadi seorang pembalap disaat seperti ini. Nyawa pasien lebih penting dari apapun.
15 menit kemudian, mobil kami telah terparkir dengan sempurna diparkiran luar rumah sakit. Aku menoleh. Mencari keberadaan Jimin dan yoongi hyung--juga taehyung--.
"Jungkook!" Yoongi Hyung berlari menghampiriku dan hosoek Hyung. Namjoon Hyung dan seokjin Hyung baru saja keluar dari mobil mereka. "Ayo naik" yoongi Hyung bergegas masuk menuju rumah sakit.
"Kondisinya baik. Hanya terjadi serangan panik" Jimin sudah berada didepan kamar taehyung. Menunggu kami untuk datang. Ia sedang berbicara melalui telpon. Mungkin pada orang tua taehyung. Tak lama, ia terlihat memutuskan sambungan.
"Kalian sudah datang? Maaf merepotkan. Padalarang kalian belum mengenal kami" Jimin mempersilahkan kami masuk. "Bukan masalah. Mulai sekarang kita akan jadi teman dekat" namjoon tersenyum pada Jimin.
"Kondisinya terlihat buruk" seokjin Hyung mengomentari. "ku harap ia dapat bangun besok" namjoon Hyung juga ikut mengangkat suara. Jimin terkikik kecil. "Tentu ia akan bangun" ia menatap namjoon hyung. "Ini bukan koma. Dia hanya pingsan karena serangan panik secara tiba tiba" Jimin memperbaiki posisi duduknya.
"Baiklah sekarang apa?" Aku mengangkat suaraku setelah beberapa saat hening. "Bagaimana jika kita menginap disini?" Yoongi hyung muncul dari Bali kpintu kamar mandi. Sudah memakai pakaian kasualnya kembali--tadi ia sempat berganti baju-- . Kami mengangguk.
"Baiklah. Aku akan pulang untuk mengambil baju" namjoon Hyung bangkit. "Kau disini saja ya jinie" bergegas menuju parkiran setelah mencium kening pasangannya itu.
"Sepertinya aku juga harus mengambil peralatan ku" hoseok Hyung kali ini bangkit. Menatapku. "Apa?" Aku bertanya polos. "Antar aku bodoh" lalu ia menarik tanganku.
"Apa sudah?" Aku sudah berada di halaman rumah hoseok Hyung. "Tunggu sebentar" dan ini sudah ke lima lainya hoseok Hyung mengucapkan kalinya itu. Aku menghela nafas. Melirik jam tanganku. Sudah jam satu.
"Nah. Sekarang aku sudah siap" hoseokku hyung keluar dengan tas ransel besar juga koper ditangannya. Aku menatapnya tidak percaya. "Kau akan dimarahi yoongi hyung, Hyung" aku membantunya memasukkan barang-barang kedalam bagasi.
"Bagaimana denganmu? Barang barangmu?" Hoseok Hyung bertanya setelah memasuki mobil. "Aku selalu siap sedia hyung" aku menunjuk kearah bagasi dengan bangga. Aku sudah menyiapkan barang barangku sejak tadi siang. Hoseok Hyung hanya mengangguk.
Perjalanan menuju rumah sakit tidak terlalu lama. Hanya sekitar 10 menit. ini sudhaa jam 1 pagi dan orang orang normal lebih memilih untuk tidur ditemani dengan kasurnya yang empuk juga selimut hangat mereka.
Aku memarkirkan mobilku. Mobil namjoon juga terlihat baru memasuki kawasan rumah sakit.
Namjoon hyung sedikit membantu membawakan barang barang hoseok Hyung. Sedikit mengerutkan dahi melihat barang-barang aneh yang dibawa hoseok Hyung.
Kami dengan susah payah harus mengangkut semua barang barang menaiki tangga rumah sakit karena lift dimatikan diatas jam 12!! Dan yoongi hyung tidak memberi tahu.
Aku mengusap keringat didahiku. Menengok demi melihat Namjoon hyung dan hoseok yang sudah pucat.
"Kenapa kamarnya harus dilantai lima sih?!" Hoseok hyung terus komat kamit dibelakangku. Namjoon hyung melirik hoseok hyung kesal. "Itu salahmu sendiri. Kenapa harus bawa barang banyak banyak?!" Namjoon hyung membenarkan posisi ransel hoseok yang ia bawa. Hoseok hyung hanya nyengir. Aku menggeleng.
Setelah perjuangan kami selama 30 menit, kami akhirnya berhasil sampai dilantai 5.
"Huhhh~" Namjoon hyung menghembuskan nafas. Setidaknya sekarang jantung kami dapat beristirahat. Aku buru buru mengetuk pintu kamar Taehyung. Jimin yang membukakan.
"Kalian lama sekali" jimin menatap jam tangannya yang menunjukkan pukul 2 dini hari. Aku, Namjoon hyung dan hoseok hyung menatap datar lelaki berambut abnormal didepan kami ini.
"Owhh mian, masuklah" seperti mengerti tatapan kami, jimin mempersalahkan kami masuk. Terlihat yoongi hyung dan seokjin hyung tertidur disofa. Namjoon hyung segera menyimpan barangnya dan melempar ransel hoseok hyung. Hoseok hyung memekik tertahan. Aku terkekeh. Begitu juga dengan jimin.
"Kalian tidak ingin mandi?" Jimin menyodorkan handuk kecil padaku. "Aku lebih memilih untuk tidur" aku menolaknya dengan halus. Mengambil posisi disebelah Namjoon hyung yang sudah tidur terlebih dahulu.
"Kau?" Kulihat jimin yang menyodorkan handuk tadi pada hoseok hyung. "Tentu~" dan diterima dengan senang hati oleh hoseok. Aku tersenyum kecil. Tak lama, mulai tertidur.
"Jungkookie" aku merasa goyangan pada bahuku. Mataku mulai terbuka. Mengerjai untuk menyesuaikan cahaya yang merembes masuk.
"Sekarang giliranmu untuk mandi" pemandangan pertama yang aku lihat adalah yoongi hyung dengan kaos berwarna putih juga celana jeans hitam sobek sedang mengeringkan rambutnya. Aku mengangguk. Bergegas mengambil handuk lalu mandi.
Tidak perlu waktu yang lama untukku kembali keluar dari kamar mandi. Namjoon hyung dan hoseok hyung telah berpakaian rapi. Begitu juga dengan jimin yang telah mengganti baju dokternya. Seokjin hyung terlihat mengenakan kemeja putih dengan celana hitam pendek dan yoongi hyung memakai kaos putih tadi. Bedanya sekarang ia juga memakai jaket hitam.
Aku sendiri memakai kemeja biru dengan Motif berwarna putih dibagikan kerahnya. Dengan celana hitam pendek selutut.
Kami semua sudah siap untuk berangkat. Menurut perhitungan jimin, Taehyung akan sadar kurang lebih 2 sampai 3 jam lagi. Masih ada waktu untuk sarapan dan mempersiapkan banyak keperluan.
Aku melipat bajuku. Menaruhnya didalam ransel hirtamku. Aku tidak membawa banyak barang. Hanya beberapa baju, camilan dan makanan, juga kamera. Karena tidak diperbolehkan untuk membawa laptop kamera sudah cukup untukku.
Berbeda denganku, hoseok hyung membawa segalanya. Ia membawa pisau lipat, senter, lentera, minyak, panji penggorengan dan juga kompor gas kecil, 5 air minum botolan, kompas, selimut, boneka kesayangannya, tali, tenda, termos, laptop, kamera, beberapa novel, head set, obat diare, Mie instan, dan masih banyak lagi. Yoongi hyung yang melihat itu hanya menunjukkan wajah datarnya. Berbisik padaku "sepertinya temanmu itu sedikit terganggu pendengarannya"
Namjoon hyung membawa pakaian, pematik, dan juga kamera. Sedangkan seokjin hyung membawa pakaian, beberapa alat medis untuk berjaga dan makanan.
Jimin dan yoongi hyung, aku tidak yang menahu mengenai barang apa saja yang mereka bawa.
Hitungan jimin salah. Tidak sampai satu jam setelah itu, Taehyung terbangun. Secara tiba tiba mengajak kami segera pergi. Sedikit mengintip kearah pojok ruangan.
Aku, tidak mengerti
TBC
Chap terpanjang Ga sih??
Abaikan typo sayang~Surabaya, 23 September 2017
[1107 word]
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMI [KOOKV]
Fanfictionjeon jungkook adalah seorang penulis novel horror terkenal yang mengalami krisis dalam ide pembuatan novel barunya. . Kim taehyung adalah seorang lelaki yang baru saja siuman dari sebuah kecelakaan mobil. suatu kejadian membuatnya memiliki mata yang...