JJK

861 80 4
                                    

Jeon POV

aku terus berputar putar di kamar mewahku ini. memikirkan pertanyaan salah satu wartawan yang tadi siang menanyakan pertanyaan mengenai ide baruku. mungkin bagi kalian itu bukan sesuatu yang harus aku pikirkan sampai seperti ini. aku juga rasa begitu. tapi, pertanyaan itu terus mengiyang dalam otak sempitku yang semakin menyusut setiap kali memikirkan pertanyaan itu.

aku mulai lelah. memutuskan untuk menemui salah satu teman seperjuanganku.

"Yo! Namjoon!" namjoon menatapku bingung. sekarang aku sudah berada di depan pintu apartemennya. mengangkat satu alisnya. "ada apa?" namjoon mulai bertanya setelah mempersilahkan aku masuk. "jadi, bagaimana kabar seokjin?" aku duduk didepannya. sedikit berbasa basi. namjoon menatapku. "baik" jawabnya setelah itu. "ada apa?" namjoon kembali bertanya. "owhh, apakah terlalu jelas" aku terkikik kecil mendengar helaan nafas sobatku ini.

"aku memerlukan ide" aku memulai percakapan ini dengan sedikit lebih serius. "tunggu" namjoon menghentikan ucapanku yang bahkan belum keluar. "kau terlihat serius, ingin minum?" namjoon mengangkat dua kemasan kopi yang selalu ada di tangannya. aku tidak tahu datang dari mana kopi itu. aku menggeleng. "bagaimana jika kita keluar?" usulku. namjoon mengangguk. "baiklah. aku juga akan menjemput seokjin sebentar lagi. dikantin rumah sakit?" namjoon mulai bangkit dan meraih kunci mobilnya. aku mengangguk

kami sampai di rumah sakit tempat seokjin hyung bekerja. seokjin hyung sendiri adalah tunangan namjoon hyung. dia seorang dokter di rumah sakit XX ini.

kami mengambil tempat duduk dipojok ruangan. beberapa orang yang aku yakini penggemar kami--namjoon dan aku-- terlihat tersipu malu saat kami membalas sapaan mereka. "jadi sekarang apa?" namjoon kembali memalingkan pandangannya padaku setelah memesan beberapa makanan dan minuman. "aku perlu ide kim namjooooonnn" aku menidurkan kepalaku dimeja plastik kantin kecil ini. mengabaikan beberapa orang yang melirikku aneh.

"bukannya kau baru menerbitkan buku barumu?" namjoon kembali berbicara setelah pelayan selesai mengantarkan pesanan kami. "aku tahuu... tapi pertanyaan itu terus mengiyang dibenakku!!" aku memekik perlahan. namjoon dengan cepat langsung menutup mulutku dan meminta maaf pada pengunjung lain yang menatap kami sinis.

"ok, begini" namjoon memperbaiki gaya duduknya. mencari posis yang pas dan nyaman. aku mendengarkan secara perlahan. "aku dengar, ada lorong misterius di bagian selatan dunia. coba kesana? mungkin bisa menjadi ide?" namjoon memberi usul. aku mengangguk dengan semangat. "ayo kesana"

"Tapi--" "pokoknya kita kesana. Besok. Bawa seokjimu juga" aku memotong ucapan namjoon dengan semangat. Namjoon mengehela nafas. "Tapi masalahnya, kita tidak tau dimana letak lorong itu" namjoon mengutarakan kalimatnya yang sempat terpotong tadi. aku yang awalnya sudah bersemangat kembali lesuh. "apakah tidak ada orang yang tahu lokasinya? atau mungkin ciri ciri lorong itu?" aku masih menatap namjoon penuh harap. namjoon menggeleng. "tidak pernah ada orang yang mengetahui dimana letak lorong itu. dan bukannya lorong selalu berbentuk tabung ya?" aku menatap datar namjoon.

tak lama setelah kegalauanku ini, tunangan namjoon hyung datang menghampiri kami dengan salah satu temannya. "hai joonie" seokjin hyung mengambil tempat duduk disebelah namjoon. "halo juga jungkook" lanjutnya setelah duduk manis disebelah namjoon. teman seokjin hyung yang aku ketahui bernama min yoongi itu mengambil tempat duduk disebelahku. duduk menghadap seokjin hyung.

"kau penulis novel horror kan?" tanyanya tanpa menoleh kearahku. aku melirik seokjin hyung. ia hanya tersenyum memaklumi sikap temannya yang memang selalu dingin ini. "ya?" aku menjawabnya dengan sedikit gugup. "perlu ide?" aku melebarkan mataku. seokjin hyung dan namjoon hyung hanya terkikik kecil. "b--bagaimana kau bi- bisa tau?" aku menatap pria disebelahku lurus.

ia tersenyum tipis. berbalik menatapku. aku mulai merasa gugup. banyak pemikiran negative yang mengiyang dalam otak sempitku yang sekarang sedang menyusut lebih lagi. apa dia seorang penyihir? apa ia seorang stalker? saeng fans? atau seorang peramal?

"aku membaca tabloid" jawabnya ringan lalu tertawa. aku mematung. tabloid? benar! wartawan pasti sudah mengupload berita tadi siang. betapa bodohnya aku ini!!

aku tertawa renyah. "hahaha kau benar. dari tabloid" aku meminum teh yang tadi aku pesan. tak sadar jika itu teh panas, aku tak sengaja menumpahkan sedikit teh itu pada tanganku. "owhh" aku panik berusaha mencari tissue yang sialnya berada di meja sebelah. pria disampingku, min yoongi mengulurkan sapu tangannya. tanpa piker panjang aku segera meraihnya. "aku min yoongi" ia mengulurkan tangannya. "aku tahu" jawabku menyambut uluran tangan itu. lembut. "jeon-" "jeon jungkook. penulis novel horror yang dapat mengalahkan kim namjoon. kau hebat nak" yoongi tersenyum. melepas uluran tangan kami.

"jadi begini, tuan jeon jungkook yang terhormat ini memerlukan ide. ia memaksaku untuk membantunya. karena aku orang yang baik, aku berniat untuk meembantunya. aku dengar ada lorong misterius di selatan bumi. jungkook ingin pergi kesana. ia bilang mungkin ia bisa dapat pencerahan dari tempat seperti itu. tapi masalahnya, kami tidak tahu harus pergi kemana. tidak ada catatan lokasi dari lorong tersebut" namjoon menjelaskan dengan santai. aku mengangguk. menatap seokjin hyung dan yoongi hyung-yoongi lebih tua dariku-bergantian.

"lorong bawah Tanah? aku tahu lokasinya" yoongi hyung menempelkan jari telunjuknya di dagu. membuat pose berfikir. "nenekku pernah bercerita tentang hal ini saat aku baru menyelesaikan kuliahku" aku menatapnya penuh harap. "apakah kau bersedia untuk mengantarku dan namjoon hyung serta tunangannya ini kesana??" aku sudah membuat pose memohon. "tentu. tapi aku juga ikut. ada temanku yang memerlukan sesuatu disana" kalimat yoongi hyung menutup obrolan kami har ini.

aku sudah ada dalam apartemenku. menyiapkan beberapa perbekalan untuk besok lusa. kami memutuskan untuk pergi dua hari lagi. yoongi hyung dan seokjin hyung dapat mengambil cuti selama beberapa minggu mulai besok lusa.

"sepertinya besok aku harus berbelanja" aku menutup kulkasku kembali. memutuskan untuk melangkah menuju dapur. menyiapkan sereal untuk kumakan. benginilah hidupku. biasanya, jika sedang lapar dan tidak ada makanan aku akan makan sereal. atau mungkin hanya minum kopi. tapi biasanya itu tidak terjadi disaat saat seperti ini. apa lagi aku baru saja menerbitkan buku baruku.

aku menghela nafas. "wartawan sialan" mengumpat kecil sebelum kembali memakan suapan terakhir serealku.

sekarang sudah jam satu pagi. aku masih duduk didepan laptopku. memeriksa beberapa review dari para peenrjemah juga berapa dari penggemarku. sesekali tersenyum membaca pujian pujian yang dilontarkan.

"tentu aku tidak boleh mengecewakan mereka" aku menutup laptopku. mematikan lampu lalu tidur.

tbc

oke guysss~ u know what?? rei nulis chapter ini panjang panjang. berharap suapay bisa sampai 1000 word. walaupun ga naympe sih. rei nulis chap ini ngebut. pake laptop-soalnya biasanya pake hape- jadi tolong abaikan typo. mohon kritik dan sarannya,, juga VOMMENT ya guysss...

siders keluar yok :)

vottom team?

Surabaya, 12 september 2017

[969 word]

BUMI [KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang