KTH

448 52 2
                                    

Kami memutuskan untuk segera memulai perjalanan. Aku sudah menyiapkan mental maupun fisik 100 persen.

Kami menaiki mobil jimin. Mobilnya yang paling besar disini. Aku duduk ditengah. Dengan seokjin Hyung dan yoongi Hyung. Didepan, tentu Jimin menyetir dengan namjoon disebelahnya. Dan dibelakang, tempat paling berisik dimibol ini. Ada jungkook dan hoseok.

Aku sudah tidak memakai kursi roda lagi. Tadinya Jimin memaksaku untuk menggunakannya. Tapi aku menolak dengan alasan sudah dapat berjalan. Tadi aku juga sempat check up sebentar. Untuk memastikan kondisiku ini. Semua baik baik saja.

Aku melihat keluar jendela. Sejak tadi seokjin Hyung dan yoongi Hyung berbincang mengenai pekerjaan mereka. Jimin dan namjoon berbincang mengenai buku buku karya namjoon. Jungkook dan hoseok terlihat sedang asik sendiri dengan laptop dan kameranya. Sesekali mengusili satu sama lain dan terjadilah pertanyakan kecil.

Aku hanya membaca bukuku dengan tenang sambil mendengarkan musik klasik. Aku tidak melihat ada sosok apapun disini. Bahkan anak kecil berumur 15 tahun itu pun tidak ada.

Aku kembali melirik ke belakang. Tanpa sengaja mataku dan jungkook bertemu.

'deg' kami saling membuang muka. Menghindari mata satu sama lain. Aku kembali membaca bukuku dan jungkook kembali sibuk pada laptopnya. Yoongi Hyung memutuskan untuk tidur menyisakan seokjin Hyung yang terlihat bosan.

"Kau yakin kau baik baik saja Tae?" Seokjin Hyung melirikku. Aku mengangguk. "Syukurlah" seokjin Hyung menghela nafas. "Aku benar benar panik saat kemarin kau pingsan. Matamu bahkan terlihat melotot saat itu" seokjin Hyung sedikit bergidik ngeri. Aku terkikik kecil.

"Memang apa yang kau lihat semalam?" Kali ini suara Jimin yang bertanya. "Sesuatu" aku menjawab sambil menundukkan kepalaku. "Dan kenapa harus dibelakangku?" Jungkook bertanya dengan suara kesal. Aku tersenyum tipis. Lebih memilih untuk diam.

Lenggang beberapa saat. Aku kembali memasang ear Phoneku. Menghiraukan suara bising dari orang orang disekelilingku. Bahkan yoongi Hyung pun terbangun.

Tanpa sadar, sudah dua jam aku terus membaca tanpa berhenti. Sambil menikmati musik klasik yang sekarang sudah berganti gendre menjadi pop. Aku melepas ear phoneku. Menoleh kesebelah. Seokjin Hyung dan yoongi Hyung tertidur. Jimin dan namjoon masih mengobrol dengan suara yang pelan. Sedangkan jungkook dan hoseok sibuk dengan buku catatan masing masing.

Aku menghela nafas. Memutuskan untuk menyusul yoongi Hyung dan seokjin Hyung pergi ke dunia mimpi. Sekarang sudah malam. Sangat cocok untuk tidur. Perlahan lahan aku memejamkan mataku dan jatuh tertidur begitu saja.

Aku membuka mataku saat merasa cahaya matahari menerpa wajahku. Sudah pagi. Aku melirik sekitarku. Hanya ada hoseok dan jungkook yang masih tertidur dibelakang.

'Tok tok' aku menoleh. Mendapati jimin yang mengetuk kaca pintuku(?). "Kau sudah bangun? Turunlah. Mobilnya mogok" mataku mengerjap. Mogok? Aku buru buru keluar dari dalam mobil. Menemui yoongi hyung dan seokjin hyung yang sedang bingung dengan ponsel masing masing.

Aku tidak memiliki ponsel jika kalian ingin tahu. Ponselmu hancur saat kecelakaan yang aku alami dulu dan aku belum sempat membeli yang baru.

"Tidak ada pom bensin untuk 20 km ke depan" seokjin hyung memberi tahu. Namjoon hyung terlihat mengehela nafas. "Sekarang apa?" Ia bersuara. Menatap jungkook dan hoseok yang masih tertidur dengan lelap. Jimin menggeleng. Tidak tahu.

Yoongi hyung juga terlihat menghembuskan nafas. "Kalau begitu kita akan pergi keperkampungan terdekat. Meminta bantuan. Tae, tolong bangunkan kedua anak itu" yoongi hyung menunjuk jungkook dan hoseok. Aku mengangguk.

Kami sudah siap dengan semua perlengkapan kami. Hoseok yang paling kesusahan. "Siapa suruh membawa banyak barang" Namjoon hyung membuang muka saat dimintai tolong. Jungkook menertawakan temannya itu. Aku menggeleng. Ada ada saja mereka.

Sudah 30 menit kami berjalan. Sampai sekarang kami tidak menemukan adanya perkampungan sama sekali. Aku sudah mulai kelelahan. Walaupun aku sudah sehat, aku masih harus beristirahat dengan cukup.

Aku sedikit oleng. Untung jungkook dengan sigap menangkapku. Mata kami bertemu lagi. 'Deg' aku cepat cepat kembali bangun. Tetapi kakiku sepertinya memiliki pemikiran lain. Aku terjatuh.

"Tae, kau baik?" Yoongi hyung mendekatiku. Membantuku untuk berdiri. Aku mengangguk. Sedikit Meringis.

Jungkook menatapku lurus. Aku berusaha untuk berdiri tegap sekarang. "Sini, biar kugendong hyung" sebelum aku dapat menikah jungkook sudah berlutut didepan Ku. Menyuruh Ku untuk naik. Aku memandang bahu lebarnya tidak yakin. Yoongi hyung tersenyum padaku. Bilang jika jungkook orang yang kuat.

Aku membetulkan posisiku digendogan jungkook. Bahunya yang kokoh memang sangat cocok untuk menjadi tempat sandaran. Siapapun yang akan menjadi pacarnya, pasti beruntung. Batinku berbicara.

"Akhirnyaa" pekikan Jimin mengagetkanku. "Kau benar. Itu permukiman kan?" Yoongi Hyung menunjuk kesatu titik. Aku juga melihatnya. Kumpulan rumah rumah pedesaan yang dihiasi dengan sawah sawah disekelilingnya. Hawa disini sangat sejuk. Sangat alami.

Aku turun dari gendongan jungkook. Mengucapkan terimakasih dan maaf merepotkanmu dengan malu malu. Ia mengangguk lalu menghampiri hosoek dan membantunya membawa barang barangnya. Wajah hosoek sudah pucat sejak tadi.

"Aku saja yang kesana meminta bantuan. Kalian tunggu disini" yoongi Hyung berjalan dengan santai menuju perkampungan penduduk. Terlihat salah satu penduduk menyapanya dengan ramah.

Yoongi Hyung sempat bercakap cakap sebentar dengan para penduduk lalu melambaikan tangan kepada kami. Menunjukkan bahwa ada sesuatu yang ingin disampaikan. Kami bergegas berjalan menuju pemukiman itu.

"Ada apa?" Namjoon yang pertama bertanya. "Warga disini menawarkan untuk membantu kita membeli bensin dengannya kendaraan mereka" yoongi Hyung menjelaskan. "Benarkah? Terima kasih" Jimin terlihat senang. Mengucapkan terima kasih sambil tersenyum manis.

Para penduduk disini sangat ramah. Aku bahkan merasa bahwa kami sudah saling mengenal satu sama lain. Mereka aktif dan selalu saling membantu satu sama lain. Mereka bahkan menawarkan kami untuk ikut makan bersama. Kami langsung menyetujuinya.

"Kalian dari mana?" Salah satu warga bertanya. "Kami dari kota Seoul" yoongi Hyun yang menjawabnya. Masih dengan mengunyah sedikit nasi. "Wahh,, Seoul? Jauh sekali" warga lain ikut menimpali. "Pasti penduduk disana banyak sekali" kali ini warga dengan kemeja berwarna biru--satu satunya yang memakai kemeja-- berbicara. Para warga mengangguk.

"Tapi untuk apa kalian kesini?" Warga tadi yang bertanya pertama kembali bertanya. "Kami sedang mencari sesuatu" seokjin Hyung menjawab dengan senang hati. Dia sudah menghabiskan makanannya. Para warga hanya mengangguk. Fokus menghabiskan makanan mereka masing masing

Tbc
Hallo gaess
Rei denger denger gunung agung dibali mau meletus.
Diperkirakannya sih malem ini ato mungkin besok pagi.
Jadi, Rei anjurin untuk mereka yang tinggal di daerah Banyuwangi, Probolinggo, Surabaya dan kawan kawan siapin masker ya.
Katanya anginnya pergi kearah barat soalnya.
En, untuk kalian yang udah mulai UTS, semangat yaa.. Rei juga sekarang lagi masa masa UTS.
Yoda itu aja.
Baeee

ABAIKAN TYPO!!

Surabaya, 24 September 2017
[961 word]

BUMI [KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang