KNJ

353 48 1
                                    

Aku tidak pernah percaya adanya dunia lain selain dunia yang kita tinggali. Ayahku mengajariku untuk tidak percaya pada orang yang hanya mengatakannya tanpa dapat memastikan.

Aku masih duduk diatas kasurku. Malirik seisi kamar yang sekarang sedang bersiap untuk tidur. Melirik seokjin yang sudah jatuh tertidur disebelahku.

Aku memutuskan untuk membersihkan badanku setelah hoseok keluar dari kamar mandi.

"Kalian tidak mandi?" Hoseok baru saja keluar dengan kaos oblong berwarna putih dan celana pendek. Tipikal orang yang akan bersiap tidur.

Aku mengangguk. "Aku akan mandi sekarang" aku mengambil baju tidurku. Menyiapkan handuk juga sabun dan sampo. Hoseok menahan tanganku.

"Kau tidak memerlukan itu semua" ia mulai mengambil pelajaran mandi yang aku bawa satu persatu. Dahiku mengkerut bingung. "Bagaimana aku akan mandi dan mengeringkan badan hoseok?" Aku menatap hoseok jengah. Ia tersenyum padaku--Lebih tepatnya nyengir-- "kau akan tahu. Sekarang mandi lah. Kau akan merasa lebih baik" ia mengedipkan matanya padaku. Mendorongku menuju pintu berbentuk bulat.

Aku terkejut melihat ruangan ini. Ruangan ini sangat besar. Bahkan lebih besar dari kamarnya. Aku melirik sebuah selang yang aku yakini berguna untuk mengeluarkan air. Tetapi aku salah. Tidak ada air sama sekali. Hanya ada udara.

Dahiku kembali mengkerut. Aku mencium tanganku. Harum. Aku menatap sekitar dengan bingung.

Setelah 45 menit berada didalam kamar mandi, aku berhasil menyelesaikan mandi malamku. Aku kelukar dengan keadaan yang jauh lebih baik sekarang.

"Kau lama sekali hyung! Aku juga ingin mandi!!" Jungkook menghentakkan kakinya sebal. Aku terkikik kecil. "Maaf" lalu mempersilahkan jungkook untuk masuk kedalam kamar mandi.

Aku melirik kearah seokjin. Ia terlihat kelelahan. Tak sengaja aku melihat taehyung yang meringkuk dipojok tempat tidur. Jimin dan yoongi sudah tidur. Mereka yang paling lelah dari kami.

Aku mulai melangkah untuk menghampiri taehyung. Sedikit mengobrol bukan masalah kan??

Ia menoleh padaku saat aku sudah duduk disebelahnya. Aku balik menatapnya. Ia kembali menundukkan kepalanya. Berusaha untuk tidak bertemu pandang denganku.

"Kim taehyung benar?" Ia mengangguk padaku. Hanya sebuah gerakan kecil dengan badan yang bergetar. "Ada apa?" Aku berusaha untuk mengintip wajahnya—karena ia menyembunyikan wajahnya diantara kedua lututnya—

"Hyung?" Suara jungkook menginterupsi. Ia sudah memakai pakaian lengkap. Bersiap untuk tidur. "Apa yang kau lakukan?" Ia berjalan mendekat padaku dan Taehyung. Menarik tanyanya untuk bangkit. Taehyung sedikit mendongak. Menatap mata jungkook tanpa berusaha untuk menghindar. "tidak" aku buru-buru pergi.

Taehyung, jungkook dan hoseok tidur di kamar satunya. Kami memutuskan itu karena kamar yang lain jauh lebih kecil dari kamar ini.

Aku masih belum tidur setelah Taehyung dan jungkook pergi 2 jam yan lalu. Hoseok juga sudah kembali ke kamarnya. Tadi setelah aku pergi, jungkook menarik Taehyung untuk tidur di kamar satunya.

Aku memikirkan banyak hal. Pekerjaan, perjalanan, bagaimana fanmeetku yang akan diselenggarakan satu minggu lagi? Apa aku dapat pulang? Yang aku tahu sekarang kami tidak berada di dunia kami.

Aku menatap Seokjin yang sedang tidur dengan lelap disebelahku. Aku mengelus rambutnya sayang.

"Kita akan pulang bukan?" Berbisik pada diri sendiri. Berusaha untuk menenangkan diriku sendiri.

"Namjoonie bangun!!" Ak mendengar suara Seokjin yang Memanggilku. Cahaya mulai merembes masuk ke dalam India penglihatan Ku. Aku mengerjapkan mata. Menyesuaikan cahaya yang masuk. Semalam aku jatuh tertidur.

"Akhirnya!! Taeyong-shii sudah berusaha untuk membangunkanmu sejak tadi pagi!! Dan Kau bahkan tidak bergerak sama sekali!! Sekarang bangun dan cuci mukamu" Seokjin mendorong Ku menuju kamar mandi. Aku berjalan dengan linglung. Masih merasa mengantuk. Tanpa sengaja bertemu Taehyung yang lagi lagi menghindar dariku. Ini masih terlalu pagi untuk memikirkan Taehyung.

Aku masuk ke dalam kamar mandi. Mulai mencuci muka dan mengosok gigiku.

Aku keluar 5 menit setelahnya. Melangkah menuju ruang makan. Semua orang sudah berkumpul disana.

Jungkook dan Taehyung duduk bersebelahan. Mereka seperti tak terpisah sejak perjalanan ini. Aku curiga haha

Seokjin sudah menyiapkan makanan untukku. Aku meatap piringku dengan heran. Piringku berisi makanan lembek berwarna hitam yang terlihat menjijikkan. Aku melirik seokjin. Bertanya apakah ini aman untuk di makan. Seokjin mengangkat bahunya. Ia juga tidak tahu.

"Tunggu apa lagi? Makanlah" yoongi Hyung mengambil sesuap. Memasukkannya kedalam mulutnya. Ia mengunyah. Kami menunggu reaksinya. "Ini enak" ia mengerjapkan matanya polos. Kami mengangguk. Ini aman.

"Jadi kalian dari mana?" Jaehyun memulai percakapan setelah beberapa lama hening. "Kami dari kota yang sangat jauh" yoongi hyung menjawab dengan santai. Aku melirik jaehyun. Takut takut jika kami terlihat mencurigakan. Tetapi jaehyun hanya mengangguk.

"Appa?" Anak jaehyun akhirnya bangun setelah kami memulai sarapan 15 menit bersama dengan taeyong yang terlihat mempesona dengan kaos putih kebesaran dan celana jeans panjang.

Seokjin menatapku sinis. Tentu ia cemburu padaku. Aku terkekeh pelan.

"Selamat pagi. Maaf maki terlambat. Jeno, berikan salam" taeyong memegang kedua pundak anaknya. Jeno menatap kami satu per satu lalu membungkuk 90 derajat. "Selamat pagi ahjushi" ia kembali menegakkan badannya dengan senyum manis yang tercetak sangat sempurna di wajahnya.

Kami melanjutkan acara sarapan kami. Bubur ini enak. Rasanya seperti paduan dari spaghetti dengan saus tomat yang masih hangat. Terasa fresh yang menghangatkan.

Selagi makannya, kami mengobrol banyak. Lebih tepatnya jaehyun, taeyong dan Yoongi Hyung saja yang mengobrol. Karena walaupun kami mengerti bahasa mereka, kami masih tidak dapat berbicara dalam bahasa mereka.

Hari ini jaehyun akan membantu kami untuk menemui seseorang yang dapat membantu kami kembali pulang. Seokjin sudah selesai makan. Ia bersiap untuk kembali ke kamar membersihkan diri. Tapi gerakannya terhenti karena jeno--anak dari jaehyun dan taeyong-- sangat menggemaskan dan membuat seokjin tidak rela untuk meninggalkannya.

"Aku ingin cepat menikah denganmu dan memiliki anak namjoonie" ia memeluk lenganku manja. Tersenyum penuh arti padaku. Aku balas tersenyum padanya. Hoseok, yang dari tadi tidak mengeluarkan suara menoel Noel jungkook yang duduk disebelahnya. Mereka akhirnya mulai bersiul. Seolah kami ini burung. Taehyung dan Jimin tersenyum melihat kami. Yoongi? Ia masih sibuk berbincang dengan jaehyun dan taeyong.

Jeno menatap kami dengan tatapan bertanya. Kami hanya menjawabnya dengan senyuman.

Tbc

3 Oktober 2017
[937 word]

BUMI [KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang