MYG

398 36 13
                                    

Ini hebat

Aku tidak pernah melihat kekuatan sebesar ini.
Namjoon dengan cahaya putihnya, jiminie dengan cahaya merahnya, hoseok dengan cahaya hijaunya dan jungkook.
Yang terkuat dari yang lain. Dengan cahaya hitam bercampur ungunya.

"Ini hebat" gumamku. Taehyung yang ada di sebelahku juga menatap 4 pria didepan kami dengan tatapan kagum. Seokjin Hyung menatap tidak percaya.

"Bagaimana rasanya?" Aku bertanya setelah cahaya yang menyelimuti tubuh mereka memudar. Aku tersenyum saat melihat mata mereka yang berubah menjadi hitam dengan warna masing masing cahaya sebelumnya. "Tubuhku jadi ringan" namjoon menggerakkan lengannya. Jimin mengangguk. Sedangkan hoseok sudah berusaha untuk mencari tahu apa kekuatannya. "Wow! Ini gila!!" Hoseok menatap tangannya yang baru saja menumbuhkan sebuah pohon yang tumbang. "Jadi kekuatanku adalah tanaman?" Aku menggeleng. "Kekuatanmu waktu Hoseok" Hoseok menatapku berbinar. sekali lagi menggumamkan kata keren dari bibirnya.

"Kook" Taehyung mendekati jungkook yang masih terbaluti dengan cahaya hitam keunguannya. "Ada apa sayang?" Taehyung memeluk tubuh kekar kekasihnya. Jangan tanya aku tahu dari ana. Mereka terlalu mudah di tebak. "Ada cahaya oranye di belakangmu. Beberapa dari mereka menunduk hormat padamu" Jungkook mengernyit. "Apa maksudmu?" Aku terkekeh kecil. "Haaha. Memang itu kekuatanmu kook" Aku mendekati jungkook yang menatap bingung. Seketika hawa menjadi dingin. "Apa maksudmu?" Aku menengok kebelakang jungkook. Hawanya terasa kuat. "Kekuatanmu adalah kematian" Jungkook dan Taehyung terbelalak. Tidak mengerti apa yang aku katakana. "Haha bukan berarti kau dapat membunuh orang hanya dengan perkataan atau jentikan tangan. Tapi kau yang menguasai kematian. Maut. Mereka, makhluk yang Tae lihat adalah pasukanmu. Itu sebabnya hawanya tidak enak disini. Aku pergi dulu" Aku melangkah menjauhi Jungkook dan Taehyung.

"Cahaya?" Seokjin menatap tidak percaya tangan kekasihya yang mengeluarkan cahaya. "Bukan hanya itu kau juga bias menggerakan benda tanpa menyentuhnya. Juga mengeluarkan petir" Timpalku. Seokjin menatapku tidak percaya. "Banyak orang bilang kau akan mengerti saat kau melihatnya. Tetapi sebenarnya kau hanya akan mengerti saat kau merasakannya" Aku tersenyum kecil.

"Bagaimana denganmu Jiminie?" Jimin menoleh. Dahinya mengernyit berusaha untuk memikirkan apa kekuatannya. Jimin menggeleng. "Aku tidak tahu" Aku terkekeh kecil. Aku meraih tangannya. Mengenggamnya erat. "Nah sudah" Jimin mengernyit. Tidak terjadi apa apa. Aku kembali terkekeh. Senang rasanya melihat wajah tidak mengerti mereka. "Kita sedang menghilang. Kau dapat menghilang dan mengelurkan pukulan dentuman yang kuat" Jimin mengerjab. Akhirnya tersenyum mendengar penuturanku.

Aku melepas genggaman tanganku. "Kau hanya harus konsentrasi dan merilekskan tubuhmu" Jimin mengangguk. Kali ini ia mencobanya lagi dan berhasil. "Woah! Ini hebat!!"

"Jadi kalian sudah siap?" Mereka mengangguk serempak. "Ayo pulang kawan" Aku memulai perjalanan. Memimpin didepan. Kemana tujuan kami? Perpustakaan sentral di pusat kota. Bertemu dengan orang yang bernama Tamus. Sekarang pukul 12 malam. Masih ada 6 jam untuk kami menyusun rencana dan melatih kekuatan kami.

Walau singkat, mereka menyesuaikan diri dengan kekuatan mereka dengan sangat baik. Aku terkesan. Sekarang waktuku untuk menggunakan pengetahuanku.

"Kita akan menyerang secara diam diam. Disini jungkook yang akan menyerang secara total. Setahuku Tamus kebal terhadap banyak hal. Tetapi ia tidak dapat lagi dari gelapnya kematian" jungkook mengerjab. Tidak mengerti apa yang aku katakan. Aku terkekeh kecil. "Kematian yang ada di tanganmu bukan kematian dalam arti kata mati, itu hanya kunci menuju penjara bawah tanah. Akan sulit bagimu untuk menyesuaikan diri karena kekuatanmu benar benar besar. Dan tentu tidak dapat digunakan sekarang. Tapi orang sepertimu tentu dapat mengatasinya" aku tersenyum pada jungkook yang masih mengerut bingung.

"Jadi ini pertarungan antara jungkook dan Tamus? Ini aneh" taehyung menggerutu lucu. Aku tersenyum tipis. "Jungkook akan baik baik saja. Lagi pula, yang lain tetap harus mebantu" taehyung mengangguk. Mulai merasa tenang jika kekasihnya Tidka akan bertarung sendiri. "Lalu apa guna kita disini? Menjadi pemandu sorak bagi mereka?" Jin Hyung menyilangkan tangannya di dada. Terlihat malas. Aku kembali terkekeh. "Tentu kita juga bekerja" jin Hyung melirik. "Bagaimana?" Aku tersenyum. "Kita akan menjadi umpan"

Kami tiba di perpustakaan sentral pukul 3 pagi. Masih sekitar 3 jam lagi untuk para pasukan bayangan timur untuk datang. Aku memberi Kode pada Jimin. Menyuruhnya untuk memeriksa keadaan. Jimin mengangguk, Dalam sekejap tubuhnya menghilang. Aku menatap sekitar. Memeriksa keadaan jin hyung yang terlihat masih syok. Namjoon juga sedikit kesulitan dalam mengontrol cahayanya.

Jimin kembali setelah beberapa menit menelusuri perpustakaan. Ia menghampiriku masih dengan tubuh yang tembus pandang. "Hyung, aku tidak dapat memeriksa seluruh tempat. Tetapi aku yakin tamus ada di ruangan terbesar perpustakaan ini" aku menyerngit. "Bagaimana kau bisa begitu yakin?" Jimin menghela nafas. "Tadi aku sudah menelusuri beberapa ruangan di tempat ini. Semuanya terbuka dan atmosfernya terasa ringan. Tetapi saat aku mendekati ruangan utama, ruang tempat dimana fosil fosil berada, tekanan seolah menurun drastis" aku mengangguk. Menerti perkataan jimin.

"Ada banyak dari 'mereka' berkumpul disini. Energinya sangat kuat" Taehyung menggenggam lengan jungkook kuat. Jungkook tersenyum manis, berusaha untuk menenangkan. "Itu pasti pasukan tamus. Aku yakin ia mengumpulkan banyak makhluk makhlu k seperti itu demi mendapatkan energi" aku bergumam.

"Baiklah. Kita akan mulai rencana. Tetapi sebelum itu, jungkook," aku tersenyum pada Taehyung yang tersentak. Merasa khawatir pada apa yang akan aku lakukan pada kekasihnya. "Ya hyung?" Jungkook mendekatiku. "Kau harus tahu satu hal penting ini. Aku mengetahuinya saat kalian semua tertidur. Aku membaca buku yang ada di salah satu rak buk milik jaehyun" jungkook menatapku tidak mengerti. Aku menghela adasku berat. "Ada satu kekuatanmu yang akan mengalahkan tamus. Bukan mengalahkan, maksudku mencegah perbuatannya" jungkook mengangguk. Mulai mengerti arah pembicaraan kami. "Kau Harus lakukan ini agar kekuatanmu dapat muncul. Tetapi, Sekali ia muncul, kau tidak dapat menghilangkannya lagi. Jadi kau, kau harus belajar untuk mengontrol dirimu sendiri" jungkook mengangguk. Melirik kekasihnya yang tersenyum kaku padanya. "Apa yang harus aku lakukan?" Aku tersenyum. "Kau harus—"

Tbc
Happy new year readersku tercintaaa :))

Surabaya, 4 Januari 2018
[909 word]

BUMI [KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang