KTH

320 32 0
                                    

Jaehyun merilekskan bahunya. Mencengkram kemudi kapsul dengan erat. Aku merasa gugup. "Apakah ini akan baik baik saja?" Jungkook menggenggam tanganku. Seolah bilang bahwa kita dapat mempercayai jaehyun. Aku mengangguk. Mulai memperbaiki posisi dudukku.

"Siap? Mulai" jaehyun menjalankan kapsul 2 kali lebih cepat dari biasanya. Berbelok belok entah kemana dengan kecepatan yang semakin tinggi setiap belokannya. Aku mencengkram lengan kursi dengan erat. Perutku mual.

Aku tahu bahwa kita akan diikuti oleh orang orang tadi. Dibelakang kami tampak 2 kapsul transparan sedang mengejar. Aku menghela nafas. Merasa tegang.

Jaehyun fokus sepenuhnya pada lorong lorong. Mengawasi lorong lorong dari segala arah tanpa mengurangi kecepatan. Dua kapsul dibelakang kami mulai menyusul. Satu diantara mereka mulai mendekati kami dan menyenggol kapsul kami. kami sedikit terbanting. Untungnya jaehyun dengan cepat mengembalikan posisi kapsul.

Wajah kami terlihat tegang. Hosoek dan namjoon Hyung terlihat pucat. Seokjin yoongi Hyung memejamkan mata sedangkan Jimin mengecek detak jantungnya. Aku dan jungkook mencengkram lengan kursi kuat. Jari kami saling bertautan.

"Kalian oke?" Jaehyun berteriak. Kami serempak menggeleng. "Hahah ini bukan apa apa! Anggap saja sedang bermain game" jaehyun terlihat tenang tenang saja. Aku yang mendengar itu mendongak marah. Ini perjalanan yang berbahasa dan jaehyun masih bisa becanda?!

"Mereka datang. Hoseok, bisa layangkan pukulan dentuman?" Hoseok mengangguk lemah. Berusaha untuk fokus dan melayangkan pukulan dentuman. Satu kapsul yang mengejar kami terbanting. "Bagus!" Jaehyun berteriak senang. Tinggal satu.

Kapsul satu ini terlihat berbeda. Sepertinya itu kapsul  tempur di klan bulan karena sekarang kapsul itu mulai menembakkan peluru peluru pada kapsul kami. Aku melotot saat kaca belakang kapsul muali retak. Hoseok berusaha mengirim pukulan dentuman untuk menjatuhkan kapsul itu.

"Awas!!" Jimin berteriak menunjuk jalur lorong yang tertutup. Jaehyun kaget dan dengan cepat membanting kapsul ke lorong sebelah kiri. "Sepertinya mereka mulai menutup akses satu persatu" jaehyun menatap layar yang menunjukkan jalur lorong yang mulai berwarna merah. Menunjukkan jika jalur itu ditutup.

"Sepertinya mereka sengaja menutup
Jalur lorong ini untuk mengarahkan kita menuju perpustakaan" Jimin menatap serius layar didepan yang menunjukkan seluruh jalur tertutup dan hanya menyisakan jalur menuju perpustakaan. Dahi Jaehyun mengkerut. Tidak mengerti dengan apa yang Jimin katakan. Yoongi Hyung yang sadar, buru buru menerjemahkannya.

"Kau benar" jaehyun menatap layar yang menunjukkan lorong terdekat di perpustakaan. Aku melirik kearah TV yang menunjukkan gambar gedung perpustakaan. Bergidik ngeri saat melihat ribuan pasukan bayangan yang berdiri berjejer di lapangan gedung megah itu.

"Kita tidak bisa menyerah begitu saja" seokjin menghempaskan punggungnya kekursi. "Lalu apa yang kau rencanakan?" Namjoon menatap kekasihnya. "Kita siap perang" seokjin berucap serius. "Hah?" Dan berakhir dengan kami semua melongo dibuatnya.

"Bagaimana jika kasusnya hosoek saja yang berperang? Mungkin jungkook bisa ikut dengan keahlian taekwondo nya" Jimin tersenyum canggung. "Tidak. Kita semua harus perang" seokjin menatap Jimin galak. "Hei! Kalau kau gampang ngomongnya. Sedangkan yang lain tidak memiliki kekuatan" yoongi Hyung menatap seokjin Hyung malas. "Tapi--" perkataan seokjin Hyung terpotong dengan suara dari layar.

"Winily?" Jaehyun menatap layar dengan tatapan tidak percaya. Anak sulungnya yang bernama winily muncul disana. "Hai ayah" ia seorang pria yang manis. Memiliki rambut coklat dan kulit putih. Matanya terlihat besar dan jernih. Sangat enak untuk dipandang.

"Aku tahu ayah ada disana" winily menampakkan ekspresi serius. Jaehyun masih fokus menyetir. Menyadari jika kapsul perang klan bulan semakin mendekat. Hosoek yang juga menyadari itu segera melepaskan pukulan dentuman membuat kapsul itu sedikit oleng karena pukulan mendadak itu.

"Ayah aku akan membuka seluruh lorong disana. Waktu ayah 1 menit untuk sampai di perpustakaan dan segera membanting arah menuju barat untuk masuk kedalam lorong lainnya" winily memberi instruksi. Jaehyun mengangguk. "Bagaimana bisa?" Bisikku pelan. "Winily seorang calon pasukan bayangan. Tentu aku tahu pasword dari seluruh sistem kota ini" yoongi Hyung menjelaskan. Aku mengangguk mengerti.

"Dan satu lagi ayah, kapsul tempur yang mengejar ayah tidak mempan dengan pukulan dentuman. Mereka hanya akan oleng" winily tampak kahwatir saat melihat kapsul tempur yang sedari tadi mengejar kami. "Aku tahu" jaehyun menjawab cepat. Winily terdiam.

"Kalau begitu,," yoongi Hyung berdiri. Menatap kapsul tempur klan bulan. "Bagaimana dengan petir?" Winily membulatkan mata. "kau benar! Petir! Sepertinya kapsul itu tidak kuat dengan petir" winily terlihat antusias. Seokjin langsung menyambar kan petir pada kapsul itu dan berhasil. "Sepertinya keamanan klan bulan tidak jauh beda dengan bumi" seijin Hyung mencibir membuat kami tertawa.

"Baiklah. Berhenti tertawa. Waktunya menjadi serius" jaehyun menambah kecepatan. "Baiklah. 1 menit lagi kapsul kalian akan sampai di perpustakaan" winily memberi tahu. "45 detik" "40 detik" 30 detik" "15 detik" "aku akan membuka seluruh jalan sekarang" winily terlihat menekan sebuah tombol.

"Sekarang" tepat setelah kapsul kami keluar dari lorong, terdengar teriakan kemenangan dari ribuan pasukan bayangan itu. Tetapi mereka menghentikan teriakan itu saat melihat kapsul kami yang terbang dengan cepat menuju barat dan kembali masuk ke dalam lorong. "Kerja bagus winily" jaehyun tersenyum pada winily. "Terima kasih ayah"

"Sekarang kalian hanya ada waktu 53 detik untuk bisa sampai ke stasiun terdekat" winily kembali serius. "Ada stasiun di dekat pantai setelah perempatan ini. Keluarlah disana. Kalian bisa pergi ke rumah singgah dengan jalur laut" winily memberi pengarahan. Jaehyun mengangguk lalu menambah kecepatan kapsul. Tak lama, kami melihat setitik cahaya dari ujung lorong. "Baiklah ayah. Sepertinya aku harus pergi" lalu layar kembali menunjukkan peta lorong lorong.

Aku menghela nafas laga melihat pinggir pantai. "Sepertinya kita harus kembali ke air lagi haha" jaehyun sedikit terkekeh diakhir kalimatnya. Kami tersenyum. "Baiklah. Seokjin Hyung, hoseok tolong pindahkan kapsul ini" yoongi hyung memerintah. Seokjin Hyung dan hoseok hanya mendengus. Lalu melakukan persis seperti yang tadi siang mereka lakukan.

Dan sisa hari selanjutnya kami lewati dengan bersantai didalam kapsul sambil menikmati pemandangan laut.

Tbc
Uda 3 hari ga up gaes,,
Maafkan Rei :')
Vomment juseo💕

Surabaya, 13 Oktober 2017
[925 word]

BUMI [KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang