KTH

402 39 0
                                    

Aku mendudukkan diriku di Tepi ruangan. Memandang sekitar yang sedang mengemasi barang. Pertanianku tidak tertuju Disitu. Banyak sekali makhluk oranye disini beberapa menatapku tajam dan beberapa hanya lewat begitu saja.

Aku menatap sesosok yang ada tepat di tengah. Ia sedikit melayang. Aku kita ia yang paling kuat dari yang lain. Warnanya sangat menyala seperti api dan sosok yang lain akan menunduk jika melewati wilayahnya. Sepertinya ia pemimpinnya disini.

Aku menunduk saat sosok itu balik menatapku. Ia menatapku lekat. Sangat tajam sampai aku bisa merasakan hawa yan panas di sekitarku. Aku tidak dapat berkonsentrasi.

Jungkook menghampiriku lalu duduk disebelahku. Namjoon sekarang sedan mandi dan yang lain sudah jatuh tertidur. Ia menggenggam tanganku. Tangannya sanat hangat dan menenangkan. Sekilas, aku dapat berfikir jernih. Tidak menghiraukan sosok itu yang menatapku lebih tajam lagi.

"Ada apa? Apa ada hal 'itu'" jungkook menatapku dengan teduh. Aku mengangguk kecil. Sedikit meliri sosok oranye tadi. Takut jika ia akan marah jika keadaannya diketahui. Jungkook mengangguk. "Biarkan saja. Anggap angin lewat" ia tersenyum padaku. Aku balik tersenyum. Perasaanku jauh lebih tenan jika bersama dengan jungkook.

Jungkook bangkit menuju tas ranselnya—entah bagaimana tas kami juga ikut terseret ke dunia ini— mengambil sesuatu. "Nah! Pakai ini. Ini milik nenekku. Dulu saat aku masih kecil, aku orang yang sangat penakut. Nenekku lalu memberikan kalung ini untukku. Ia bilang, jika aku merasa takut aku tinggal menggenggam kalung ini erat dan memikirkan orang yang aku sayangi. Kau juga harus mencobanya" jungkook menyodorkan sebuah kalung berbentuk bulan sabut yang terbuat dari kayu. Aku menerimanya dengan senang hati lalu memakainya.

Kami mengobrol mengenai banyak hal selama 45 menit sampai akhirnya Namjoon keluar dari kamar mandi dan jungkook mengomel karena Namjoon yan mandinya lama.

Aku kembali memojokkan diriku melihat sosok tadi sedikit mendekat. Entah mungkin karena apa, Namjoon juga mendekat padaku. Duduk ditempat jungkook tadi.

Sosok itu semakin dekat. Aku menenggelamkan wajahku di kedua lututku sambil menggenggam kalung itu. Berusaha untuk memikirkan seseorang yang aku sayangi tapi gagal. Sosok itu sangat kuat. Auranya terasa terlalu kuat.

AU tidak menghiraukan Namjoon yang berusaha untuk mengintip wajahku atau berusaha untuk mengobrol denganku. Aku berusaha untuk mengingat ayah atau ibuku. Tetapi itu tidak berefek sama sekali. 15 menit aku berfikir dengan keras. Akhirnya aku mendapatkan wajah itu. Kebon jungkook. Tepat saat aku membayangkan wajahnya, aku merasa sebuah tarikan pada lenganku. Itu jungkook.

Aku menatap jungkook. Sedikit syok tiba tiba ia sudah ada didepan Ku. Ia menggiring Ku menuju tempat tidur Namjoon dan mendudukkan Ku disana.

"Kau baik?" Ia mengelus rambutku sayang. Namjoon sudah pergi. Entah kemana. Aku mengganggu dengan senyum yang tercetak pada bibirku. "Ya. Kalungmu sangat membantu" aku menggenggam kalung yang diberikan jungkook. Ia tersenyum padaku. Baiklah. Kalau begitu ayo kita kembali ke Kamar. Aku mengangguk. Hoseok masih sini dengan bukunya tulisnya. Walau tidak menemukan lorong misterius itu, perjalanan ini tetap akan menjadi berita besar.

Kami tidur di ranjang yang berbeda. Tentu. Apa yang aku harapkan. Aku menatap punggung jungkook yang membelakangiku. Tersenyum karena merasa bahagia dapat mengenal seseorang seperti jungkook. Padahal, pertama kali bertemu aku menatapnya dengan tatapan menyeramkan. Tentu karena sosok oranye yang Ada Di belakangnya saat itu.

Aku tertidur setelah beberapa saat memandangi bahu lebar jungkook. Pasti akan sangat nyaman jika dapat bersandar disana.

Keesokan harinya aku bangun karena cahaya matahari yang merembes masuk. Terdengar ketukan pintu. Taeyong masuk dengan senyum menawan. "Owh! Kau sudah bangun? Apakah kau tidur dengan nyenyak?" Aku hanya mengangguk. Tentu karena aku tidak dapat berbicara dalam bahas dunia ini. Taeyong mengangguk. "Sarapan sudah siap. Jika kau sudah mencuci muka dan menggosok gigi, silahkan lah bergabung" lalu Taeyong pergi.

Aku membangunkan jungkook. Ia sedikit menggeliat. Merasa tidurnya diganggu. "Kookie bangun! Ini sudah pagi" tanpa sadar memanggilnya dengan panggilan sayang. Jungkook terduduk. "Kau tadi panggil aku apa?" Ia melebarkan matanya. Aku baru menyadarinya. Menepuk jidatku. "Tidak apa" lalu beranjak pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka.

Ini pertama Kali aku masuk ke dalam kamar mandi dunia ini. Aku sedikit kebingungan. Tapi itu mudah diatasi. Setleah 2 menit, aku keluar dan mendapati hoseok dengan kantung mata yan sangat tebal. Aku memekik kecil karena terkejut.

"Yaampun hoseok!! Kau kurang tidur?" Aku mendekatinya. Memperhatikan wajahnya yang terlihat sangat lusuh. Ia mengangguk. Menyuruhku untuk menyingkir dari jalannya. Aku buru buru menggeser tubuhku. Ia berjalan melewati Ku dengan linglung. Seperti Zombi yang sedang kambuh.

Aku melangkah menuju ruangan yang semalam. Aku mendudukkan diri disalah satu kursi. Melihat Seokjin yan baru saja datang disusul jungkook. Hoseok datang setelah jungkook dengan keadaan jauh lebih baik. Taeyong sempat menanyakan ada apa dengan hoseok. Aku hanya mengangkat bahuku tidak tahu.

"Dimana yoongi hyung?" Aku bertanya pada jungkook. Ia menggeleng tidak tahu. "Aku akan membangunkan Namjoon" Seokjin hyung bangkit dan berjalan menuju kamarnya. "Sepertinya aku juga harus membangunkan jeno" kali ini Taeyong yang melangkah menuju lorong lainnya.

Yoongi hyung datang dari luar bersama dengan jaehyun. Mereka terlibat dalam percakapan serius. Dibelakang mereka terlihat jimin yang menggandeng beberapa plastik. Sepertinya mereka habis belanja.

"Ohh kalian sudah bangun?" Yoongi Hyung meletakkan belanjaan diatas meja. Berjalan menghampiri kami sambil membawa sebuah minuman. "Tae kau mau? Aku dengar dari jaehyun ini bisa membantu pemulihan daya tahan tubuh" ia menyodorkan satu botol minuman yang sama kepadaku. Aku menerimanya dengan senang hati.

Setelah itu, seokjin kembali dengan namjoon dibelakangnya. Ia masih terlihat mengantuk. Keadaannya tidak jauh beda dari hoseok saat tadi pagi.

Kami memulai sarapan dengan tenang. Yoongi berbincang dengan jaehyun dan yang lain makan dengan lahap. Awalnya kami ragu untuk memakan sarapan kami. Bagaimana tidak? Yang tersaji kan semuanya berwarna hitam. Ada yang berbentuk kuah dan ada yang berbentuk bubur.

Setelah itu, taeyong dan jeno muncul dari lorong sebelah. Jeno sempai menyapa kami semua. Ia duduk disebelah seokjin Hyung dan makan dengan sangat lahap. Bibirnya bahkan sampai belepotan.

Kami menyelesaikan sarapan kami. "Setelah ini, kita akan pergi ke pusat kota untuk mengantar jeno sekolah dan mengurus masalah portal perpindahan yang rusak itu. Keluarga kalian pasti cemas" jaehyun mempersilahkan kami untuk bersiap siap dan membersihkan diri.

Kami sudah berada di ruang tengah lagi. Sudah memakai pakaian rapi dan tas ransel kami di punggung masing masing.

Jaehyun menoleh pada kami. Memastikan jika tidak ada ayang tertinggal. Lalu ia menekan sebuah tombol yang ada di gelang yang ia pakai. Lalu terlihat sebuah gumpalan kecil. Lam alam tampak membesar sampai setinggi orang dewasa.

"Baiklah. Kita akan ke stasiun kota acquisitionibus. Kita akan mengantar jeno dan taeyong terlebih dahulu" jaehyun menyuruh jenis dan taeyong masuk terlebih dahulu. Lalu disusul oleh namjoon, seokjin, hosoek, Jimin, Ju jungkook, aku dan yoongi Hyung. Jaehyun masuk yang terakhir dengan alasan harus menutup portalnya.

Seketika sekitar kami gelap. Persis seperti peristiwa kemarin. Saat burung hitam itu menghantam kaca mobil kami. Sepersekian detik, kami melihat sebuah titik cahaya kecil yang lalu mulai membesar dan membesar sampai kami bertemu ujung dari portal ini.

Dan sampailah kami disini. Ditempat yang sangat ramai. Terlihat ribuan bahkan jutaan lorong lorong transparan yang berposisikan vertikal maupun horizontal. Terlihat juga kapsul kapsul transparan yang melintasi lorong lorong itu.

Kami berada ditengah tengah stasiun kota acquisitionibus.

Tbc

Surabaya, 5 Oktober 2017
[1157 word]

BUMI [KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang