Setiap ada awal pasti ada akhir, dan setiap pertemuan pasti ada perpisahan.
-
⚪⚪⚪-
Di dalam mobil perjalanan menuju rumah Andika, Zahra asyik mendengarkan musik di radio mobilnya. Sesekali ia juga ikut menyanyikan lagu favoritnya New Rules milik Dua Lipa.
Sampai-sampai di tengah- tengah jalan, tiba-tiba saja mobil yang ia kendarai mogok. Entahlah, intinya tidak ada angin tidak ada hujan tapi mobilnya mogok. Anggap saja ujian anak sholehah!
"Kenapa pak kok berhenti?" Zahra mengernyitkan dahinya kebingungan.
Pak Rozak hanya bisa menghela napas pasrah. "Gak tahu nih non, sepertinya mogok."
Zahra hanya bisa mendengus kesal. Ia berusaha sabar, sesekali mengucap istiqfar. Katanya orang sabar di sayang pacar. Sorry ralat, maksudnya orang sabar rezekinya lancar.
"Hadeeeh,,, waktunya gak pas banget sih." omel Zahra. Lalu ia keluar dari dalam mobil. Sedangkan pak Rozak, mondar- mondir mengecek mesin mobil.
Pak Rozak geleng-geleng kepala.
"Wah ini, kayaknya ada yang gak beres dech non,"
"Terus sekarang gimana dong pak?" Zahra merutuki dirinya sendiri, meratapi nasibnya yang seperti orang terbuang di pinggir jalan. Mondar-mandir seperti orang hilang. Hahaha, lebaynya kumat nih!
"Saya akan pergi ke bengkel sana non." ucap pak Rozak, sambil menunjuk ke tempat yang ia maksud.
Ia menunjuk ke arah bengkel yang tepat berada di sisi minimarket. Tempatnya lumayan tidak jauh dari tempatnya yang sekarang. Hanya perlu berjalan kaki sedikit, nyampe.
Kemudian Zahra punya ide cemerlang. Dari pada galau mikiran mobilnya yang gak beres, mendingan ia belanja. Sesuai motto hidupnya, hidup itu jangan di bikin susah. Nikmatin hidup, sebelum tidak bisa merasakan nikmatnya hidup. Pokoknya ya gitulah.
"Yaudah dech pak, kalo gitu Zahra sekalian mau mampir ke minimarket." Zahra merogohkan tangannya ke dalam tas untuk mengambil dompet yang masih tertinggal.
"Maafkan saya non," ucap pak Rozak merasa tidak enak.
Zahra mendengus. Ia juga merasa tidak enak hati harus terus-terusan merepotkan pak Rozak. Tapi itulah pekerjaannya. Dan Zahra juga menyukai cara kerja pak Rozak. Bukan hanya dari cara kerja, tetapi juga dari sifat dan kepribadiannya. Tidak salah jika orang tuanya memperkerjakannya sudah bertahun-tahun.
"Bapak gak salah kok, ini biasa. Lagian orang yang punya kendaraan, gak mungkin gak pernah yang namanya ngerasain kendaraannya gak pernah mogok kan?" ucap Zahra panjang lebar.
Tidak lama kemudian dari belakang mereka, terdengar suara teriakan dari teman-temannya. Mereka juga ikut berhenti sewaktu melihat mobil yang Zahra tumpangi berhenti.
"KENAPA RA?" teriak salsa dari arah belakang.
"MOGOK NIH." Jawab Zahra balik sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Salsa dan Vina berlari menghampiri Zahra yang sedang berdiri di pinggir trotoar.
"Ra, yaudah lo bareng gue aja!" ajak Salsa sambil bersedekap di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention
Teen FictionMuhammad Adam Wijaya, seorang The Most Wanted di SMA Angkasa. Tapi terkesan dingin, kecuali untuk keluarga dan para sahabatnya. Pendiam, tapi ia selalu menjadi juara kelas, dan juga menjadi ketua team ekskul karate di sekolahnya. Sifat dinginnya itu...