Hai readers mana nih vote + comment y?
***
Cinta itu tidak dapat di paksakan.
Pada intinya, semua yang dipaksakan itu tidak akan berjalan dengan mulus.
-Zahra Arsyila Malik-●●●
Sesampainya di rumah Zahra langsung membating tubuhnya di atas kasur king size di kamarnya, sembari menatap ke langit-langit kamar yang nampak cerah, tapi tak secerah keadaan hatinya. Ia berusaha menetralkan degup jantungnya. Ia berusaha menjauh dari perasaan bersalah.
Sebenarnya ia tidak ingin orang yang ia sayangi merasakan perasaan sakit karenanya. Tetapi tidak mungkin manusia yang hidup di dunia ini tidak pernah merasakan perasaan yang menyakitkan. Seperti sekarang yang sedang dirasakan Zahra dan juga sahabat masa kecilnya. Zahra hari ini menyakiti perasaan orang yang ia sayang. Sayang tetapi bukan cinta, itulah yang di rasakan Zahra.
Flashback on
Waktu sudah terasa siang, Zahra dan teman-temannya segera pamit pulang dari rumah temannya tersebut. Teman-temannya keluar terlebih dahulu, tinggalah Zahra dan sahabatnya itu, Andika.
Zahra pamit dan mulai
melangkahkan kakinya keluar kamar. Tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang terlebih dulu menarik tangan kanannya. Saat Zahra ingin membalikkan badan ingin melihat orang yang menariknya, lagi-lagi tangan tersebut secepat kilat menarik tubuh Zahra ke dalam dekapannya.
Zahra berusaha meneguk saliva-nya. Menetralkan perasaan terkejut pada
dirinya.Perasaannya mulai tidak enak. Kalo enggak enak ya tinggal di buang! Tapi kasus ini berbeda. Tidak semua hal yang tidak enak bisa di buang dengan mudah.
"Ra, gue sayang sama lo." ucap Andika dengan suara parau sambil memeluk erat tubuh Zahra.
Zahra tertegun dengan ucapan Andika. Ia merasa bersalah dengan Sahabatnya itu. Ia tahu perasaan yang Andika ungkapkan bukanlah perasaan sayang terhadap sahabat. Melainkan perasaan sayang kepada orang yang dicintainya.
Kemudian Zahra melepaskan pelukannya. Sedangkan Andika menatapnya dengan tatapan sendu mengisyaratkan terjadi banyak luka di dalam hatinya.
Zahra menggenggam erat tangan Andika. " Dik gue juga sayang sama lo-" Zahra memberikan jeda pada ucapannya. " Tapi sebagai seorang sahabat. Dan gue gak bisa kalo harus balas rasa sayang yang lo maksud."
Seketika jawaban Zahra membuat hati Andika hancur berkeping-keping, bukan hanya untuk yang ke-pertama kalinya, tetapi untuk yang ke-tiga kalinya. Ia sudah mengungkapkan perasaan cinta nya berkali-kali. Tetapi Zahra selalu saja menolaknya dengan cara halus.
"Maafin gue Dik, jujur gue juga sayang sama lo tetapi sekedar sahabat. Gue gak bisa balas perasaan lo yang lainnya. Lo tahu sendiri kan 'perasaan cinta itu tidak dapat dipaksa. Pada intinya semua yang di paksakan itu tidak dapat berjalan dengan mulus'. Gue harap lo bisa ngerti! Lo bisa nemuin yang lebih baik dari gue." air mata Zahra sudah tidak dapat di tahan lagi. Perasaan bersalah lah sekarang yang sedang menyelimuti dirinya.
Andika tidak mengucapkan sepatah kata apapun. Lidahnya terasa kelu.
"Kalo pacaran mungkin akan ada kata mantan. Kalo kita sahabatan kita akan bisa terus bersama." ucap Zahra sambil mengusap air matanya yang lagi-lagi lolos dari matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention
Teen FictionMuhammad Adam Wijaya, seorang The Most Wanted di SMA Angkasa. Tapi terkesan dingin, kecuali untuk keluarga dan para sahabatnya. Pendiam, tapi ia selalu menjadi juara kelas, dan juga menjadi ketua team ekskul karate di sekolahnya. Sifat dinginnya itu...