Kenapa sih gue bisa ketemu lagi sama cowok songong dan berhati es kayak lo?
-Zahra Arsyila--♥♥♥♥-
Tok... Tok... Tok....
"Assalamualaikum." ucap murid laki-laki yang sedang terlambat tadi.
"Waalaikumsalam. Masuk!" perintah pak Udin sambil melipat kedua tangannya di depan dada." Adam, kemana saja kamu jam segini baru datang?" lanjut pak Udin.
Ya, murid yang terlambat itu tadi Adam. Adam merasa bersalah pada dirinya sendiri. Seumur-umur baru kali ini ia terlambat. Katakan saja Adam berlebihan. Tapi itulah Adam, orang yang sangat peduli dengan waktu. Waktu adalah uang. Jadi jangan pernah menyia-nyiakan hal yang kita butuhkan.
Sekarang Adam masih berdiri di depan kelas bersama pak Udin. Sedangkan Zahra ia malah asyik membaca buku pelajarannya.
"Yaudah Adam kali ini saya maafkan. Sekarang kamu duduk di tempat duduk kamu di samping Zahra!" ucap pak Udin sambil menunjuk ke arah Zahra.
Zahra yang merasa namanya di sebut. Ia mendongak ke atas menatap ke depan.
Betapa terkejutnya Zahra saat melihat siapa yang ada di depan kelas. Adam pun juga sama. Ia tidak mengira bagaimana bisa ia satu sekolah dan sekelas dengan Zahra.
"ELO." teriak mereka berdua berbarengan sambil saling tunjuk-tunjukan.
"Ngapain lo duduk di tempat gue?" Adam membuka mulutnya duluan.
"Heh, mana gue tahu ini tempat duduk lo. Lagian ya yang nyuruh gue duduk disini pak Udin. Kalo lo ngerasa gak terima sono lo protes!" Zahra merasa kesal.
Sok kuasa banget nih orang. Ucap dalam hatinya.
"Wah, bakalan perang dunia ke 3 ini." ucap Radit sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Angga berpikir keras.
"Dit, kok kayaknya mereka berdua udah saling kenal deh?"Radit menghembuskan napasnya perlahan. "Ya mana gue tahu nyet. Tapi kok gue gak tahu ya Mad, kalo Adam punya kenalan cewek?"
Mereka berdua asyik dengan obrolan mereka. Sedangkan Zahra jangan ditanya. Ia masih asyik adu mulut dengan Adam di depan kelas.
Pak Udin yang melihat pertengkaran mereka tidak selesai-selai merasa jengah. "Sudah-sudah kalian jangan bertengkar! Adam sekarang kamu duduk di samping Zahra!"
"Tapi pak itu tempat duduk saya. Biasanya saya kan duduk sendiri. Kenapa dia gak duduk aja sama Viona?" rasanya emosi Adam sudah sampai ubun-ubun.
"Ini perintah saya. Anggap saja ini hukuman buat kamu, karena kamu hari ini sudah terlambat. Sekarang kamu duduk!" pak Udin masih terus memaksa.
Akhirnya Adam mengalah. Takut dosa melawan orang tua.
Adam menempati posisi tempat duduk di sebelah kiri, sedangkan Zahra lebih memilih disebelah kanan.
●●●●
Bel istirahat sudah berbunyi. Murid kelas XI IPA 5 keluar dari kelas. Bahkan hampir seluruhnya ada yang ke kantin, ada yang ke perpus, dan ada juga yang pergi ke mushola untuk melaksanakan salat dhuha. Kecuali Zahra, Viona, Adam, Radit, dan Ahmad. Mereka masih asyik berada di dalam kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention
Teen FictionMuhammad Adam Wijaya, seorang The Most Wanted di SMA Angkasa. Tapi terkesan dingin, kecuali untuk keluarga dan para sahabatnya. Pendiam, tapi ia selalu menjadi juara kelas, dan juga menjadi ketua team ekskul karate di sekolahnya. Sifat dinginnya itu...